Banyak orang tua yang salah kaprah, menyangka anak-anaknya adalah miliknya, sehingga bebas diperlakukan sesuka hati. Bebas mengekspresikan cintanya. Padahal sebenarnya anak hanyalah titipan Allah yang sewaktu-waktu akan kembali pada Allah.
Sebagai titipan, tentu saja orang tua yang diberi amanah memiliki kewajiban dalam menjaganya.
Cinta yang berlebihan dapat terjadi pada siapa pun. Tidak sedikit keluarga yang memiliki filosofi keliru tentang kehadiran anak. Seringkali keluarga yang hanya memiliki filosofi bahwa kehadiran anak semata-mata akibat logis dari hubungan biologis kedua orang tuanya, tanpa memiliki landasan ilmu dan makna tentang keberadaan anugerah anak.
Terkait kehadiran anak, disebutkan dalam Al Qur’an dalam beberapa istilah antara lain :
Pertama, anak adalah perhiasan atau kesenangan.
Sebagaimana firman Allah SWT : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. ( QS.18 Al Kahfi : 46 )
Kedua, anak bisa menjadi musuh.
Firman Allah SWT : “Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( QS.64 Ath-Taghobun : 14 )
Ketiga, anak juga bisa menjadi fitnah.
Sebagaimana firman Alloh SWT : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan disisi Allah-lah pahala yang besar”. ( QS.64 Ath-Taghobun : 15 )
Keempat, anak adalah amanah.
Sebagaimana Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” ( QS.8 Al Anfal : 27-28 )
Dan yang kelima, anak sebagai penentram dan penyejuk hati.
Firman Allah SWT : “Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. ( QS.25 Al Furqon : 74 )
Itulah beberapa arti kehadiran seorang anak yang sudah diwanti-wantikan di dalam Al Qur’an. Maka ketika orang tua memandang anak sebagai anugerah sekaligus amanah yang diberikan Alloh SWT, orang tua harus dapat membina, memelihara, mendidik, dan mengurus secara seksama dan sempurna agar kelak menjadi insan kamil, berguna bagi agama, bangsa dan negara, dan secara khusus dapat menjadi pelipur lara orang tua dan penenang hati ayah dan bunda serta kebanggaan keluarga. (mb/2020)