Oleh Masruri Abd Muhit Lc
Dalam pertemuan keluarga beberapa waktu yang lalu di rumah adik saya di desa Wuluhan Jember, para peserta pertemuan disuguhi selain makanan ringan, juga terakhir diberi mie ayam bungkus. Hampir semua mengatakan bahwa mienya enak, kemudian saya bertanya, beli di mana ? Lho yang empunya warung bapaknya… (menyebut nama seorang alumni pesantren kita Darul Istiqomah Bondowoso), dan mienya ini namanya “mie Istiqomah” (mungkin ada kaitan sejarah penamaannya dengan Darul Istiqomah). Jawab adik saya yang tuan rumah pertemuan.
Mendengar alumni Daris (nama pendek Darul Istiqomah) itu disebut, saya menjadi ingat awal awal alumni tersebut masuk menjadi santri Darul Istiqomah. Orang tuanya masih ada hubungan famili dengan istri adik saya, bapaknya seorang insinyur arsitek bangunan alumni perguruan tinggi terkenal di Jember, namun karena tinggalnya di desa jarang yang memanfaatkan jasa kearsitekannya sehingga ekonomi keluarganya masih belum mapan.
Adik saya bercerita bahwa orang tua alumni itu yang arsitek semula ragu ragu untuk memasukkannya ke pondok karena takut tidak mampu membiayai, karena ekonominya yang masih belum mapan, namun saya, kata adik saya, mendorongnya sehingga kemudian benar-benar memasukkannya ke pondok pesantren kita ini.
Dan sejak saat itu orang tuanya mulai membuka warung dan berjualan mie yang diberi nama mie Istiqomah, dan alhamdulillah dengan izin Allah swt warungnya secara perlahan usahanya itu menunjukkan perkembangan yang baik, laris dan banyak pelanggannya serta maju, sehingga mampu membiayai putranya di pondok dengan lancar, bahkan saat putranya mau tamat dari pondok dan mengadakan rihlah iqtisodiyyah yang merupakan salah satu program akhir klas 6 bersama teman temannya diundang makan di rumah barunya yang cukup besar dengan arsitektur yang mempesona, hasil karya desainnya sendiri, hal itu bisa dimaklumi mengingat beliaunya seorang arsitek alumni perguruan tinggi terkenal.
Maksud saya bercerita ini, saya ingin mengatakan bahwa janganlah hendaknya seseorang takut atau hawatir untuk memondokkan anaknya, karena kurang dalam masalah beaya, karena ternyata seseorang yang bertekad dan bertawakkal ada saja rizkinya, atau boleh dikatakan anak mondok itu membawa rizkinya sendiri.
Banyak cerita seperti ini, saya sering memperhatikan banyak wali santri saat mengantarkan putra putrinya mendaftar masuk pondok (pesantren kita Pon Pes Darul Istiqomah Bondowoso, maksud saya) terlihat wajah dan penampilan mereka seperti orang desa atau kurang mampu, namun saat mereka datang menghadiri khataman yudisium kelulusan putra putri mereka dari pondok terlihat beda wajah dan penampilan mereka menjadi lebih bergengsi ngutani (terlihat seperti orang kota) dan terlihat lebih makmur, kalau dulunya datang dengan kendaraan umum saat yudisium sudah membawa kendaraan pribadi dan lain lain.
Ada cerita menarik yang saya dengar dari beberapa ustadz, menarik sekali, menurut saya, cerita sepasang suami istri wali santri pesantren kita, putranya ada dua orang satu putra dan satunya lagi putri mondok di pesantren kita, sang suami seorang pegawai negeri dan sang istri berwiraswasta atau berdagang, mereka berasal dari satu kota yang cukup jauh di Nusa Tenggara Timur.
Karena suatu ketika salah satu anaknya yang putra sakit bawaan dari rumahnya kambuh di pondok dan harus dioperasi, ibunya datang ke pondok menemani putranya operasi dan mengharuskannya tinggal di rumah sakit beberapa lama. Ternyata dari menunggui putranya yang sakit dan dioperasi itu ibu tadi jadi mengetahui beberapa peluang bisnis, kalau pulang ke NTT dia membawa barang dagangan yang bisa dijual mahal di NTT dan kalau ke pondok di Jawa dia membawa barang dari NTT barang dagangan yang bisa laku dijual mahal di Jawa, sehingga kemudian sering mondar mandir dan datang ke pondok, dan pernah suatu ketika saya gojlok, wah ternyata NTT ini dekat ya. Sudah agak lama tidak datang ke pondok, konon bisnisnya yang mondar mandir saat ini tetap jalan, tetapi sudah cukup dengan hp.
Ada lagi, yang ini saya mengetahuinya dari akun facebooknya, wali santri ini anak kandungnya di pesantren kita satu orang dan ada beberapa anak asuhnya juga. Datang dari daerah cukup jauh di satu kabupaten kepulauan di Sulawesi Tenggara.
Beliaunya ini sangat aktif mengajak orang daerahnya untuk memondokkan anaknya ke pesantren kita, karenanya hampir setiap tahun ajaran baru beliau selalu mengantar rombongan santri lama dan baru serta wali santri dengan menggunakan kapal laut dari Sulawesi Tenggara ke Surabaya dan dari Surabaya ke pesantren kita mencarter 2 buah bus mengingat santrinya saja lebih dari 40 orang.
Saya melihat saat ini bisnisnya kelihatan maju, termasuk bisnis travel dan arisan umrohnya. Alhamdulillah berkat sering memimpin rombongan pergi mondok ke pesantren kita Pon Pes Darul Istiqomah Bondowoso alhamdulillah saya jadi sukses membimbing dan memimpin jama’ah umroh. Katanya suatu ketika dalam komentar di facebook.
Dengan cerita cerita di atas, saya ingin mengatakan bahwa anak ke pondok pesantren itu membawa rizkinya sendiri. Adik saya menguatkan apa yang saya katakan tadi. Dulu saat dua anak saya bertanya kuliah dimana ni pak? Saya menjawab terserah kalian di manapun boleh, padahal saat itu ekonomi saya masih seperti itu, namun alhamdulillah lancar lancar saja sampai tamat dan ada saja rizki mereka. Kata adik saya.
Terus terang saya tidak pernah menjumpai dalil dari Qur’an atau hadis yang secara persis dan jelas atau pleg mengatakan hal di atas.
Tapi mungkin karena orang yang memondokkan anaknya itu dalam rangka pengamalan taqwa, maka orang yang taqwa itu dijamin akan ada jalan keluarnya atau rizkinya dari arah yang tak disangka sangka.
ومن يتق الله يجعل له مخرجا و يرزقه من حيث لا يحتسب
Barang siapa bertaqwa kepada Allah Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka sangka.
Atau mungkin termasuk dalam kategori orang yang bertawakkal, maka ada jaminan dicukupi oleh Allah.
ومن يتوكل على الله فهو حسبه
Barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka cukuplah baginya.
Atau mungkin itu masuk dalam kategori berjuang berjihad di jalan Allah, maka akan ada jaminan petunjuk adanya jalan
والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا
Mereka yang berjihad di jalan Kami maka Kami akan tunjuki mereka jalan jalan Kami.
Begitu seterusnya.
Semoga bermanfaat dan berkah.
Daris, 3 Desember 2019