Bagaimana Kawula Muda Memaknai Kebangkitan Nasional dan Rasa Nasionalisme?

0
224

Oleh Much. Khoiri

Dalam bulan Mei 2023 ini, menjelang Hari Kebangkitan Nasional, saya menggelar jajak pendapat kawula muda dalam skala kecil-kecilan. Hal ini berangkat dari pertanyaan singkat apakah kawula muda—generasi penerus bangsa, sekaligus kini menyandang sebutan generasi milenial—dewasa ini masih memiliki rasa kebangkitan  dan nasionalisme yang tinggi?

Selamat Hari Kebangkitan Nasional. Sumber Gambar: Suara.com

Dalam diskusi jajak pendapat itu saya memulai dengan menyampaikan konsep-konsepnya: Pertama tentang kebangkitan  nasional. Kebangkitan  nasional adalah gerakan besar yang terjadi di Indonesia pada awal abad ke-20, di mana rakyat Indonesia bersatu dalam perjuangan merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Gerakan ini terus berkembang hingga tercapainya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kedua, saya sampaikan tentang rasa nasionalisme. Rasa nasionalisme adalah rasa kebanggaan dan cinta tanah air serta kesadaran akan identitas nasional yang dimiliki oleh rakyat Indonesia. Rasa nasionalisme mendorong masyarakat untuk memperjuangkan kepentingan dan martabat bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti persatuan, toleransi, dan keberagaman.

Diskusi berlangsung informal dan menyenangkan. Akan tetapi, dilihat dari lontaran-lontaran tanggapan beberapa pemuda, tanggapan mereka cukup beragam. Ada yang antusias menegaskan bahawa mereka masih memiliki rasa kebangkitan  dan nasionalisme besar dalam diri mereka. Ada pula yang merasa bahwa dewasa ini rasa kebangkitan  dan nasionalisme itu merupakan keyakinan yang sangat abstrak. Meski demikian, mereka sama-sama sepakat bahwa rasa kebangkitan  dan nasionalisme tetap perlu dipelihara dan dikuatkan lagi.

Dalam tulisan ini saya hanya akan mengajukan tanggapan-tanggapan positif kawula muda, agar memberikan semangat besar bagi kita dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini. Berdasarkan tanggapan mereka, kita juga akan mengembangkan sikap dan tanggapan positif. Inilah hukum law of attraction, hukum tarik-manarik, jika dalam diri kita tumbuhkan pendapat dan sikap positif, itulah pula yang menyebabkan kita berkembang ke arah kondisi positif.

Sekarang, bagaimana kawula muda memandang positif adanya kebangkitan nasional dan rasa nasionalisme? Pertama, memupuk rasa kebanggaan terhadap Indonesia. Dengan mempelajari sejarah kebangkitan  nasional dan merayakan hari-hari penting dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, kawula muda dapat memupuk rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Hal ini akan memperkuat identitas nasional dan membentuk jiwa patriotisme yang kuat.

Mereka sesungguhnya sadar bahwa mereka berada dalam persimpangan jalan ketika dihadapkan pada isu-isu global dan masuknya budaya asing yang masif. Pada satu sisi mereka semakin sadar bahwa mereka hidup di tengah percaturan global, yang di dalamnya bangsa Indonesia berdiri lebih sebagai masyarakat pengguna (consumer society) dari pada masyarakat penghasil (producer society). Sebab itulah mereka berani mengungkapkan untuk memaknai rasa kebangkitan  dan nasionalisme secara lebih positif.

Kedua, memahami sejarah Indonesia. Dengan mempelajari sejarah kebangkitan  nasional, kawula muda dapat memahami bagaimana perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sejarah Indonesia dan memberikan inspirasi untuk berjuang memajukan bangsa dan negara.

Mereka akan lebih tahu bagaimana menempatkan diri dalam perjuangan demi negara dan bangsa. Dengan demikian itu, ada kesadaran bahwa dulu bangsa ini termasuk bangsa yang besar, termasuk adanya kerajaan Majapahit, yang pernah menguasai wilayah barat hingga negeri Tumasik (wilayah sekitar semenanjung Malaya), dengan aneka keunggulan dalam kebudayaan. Ini dapat menjadi inspirasi bagi kawula muda kini untuk ikut memikirkan apa yang akan mereka perbuat di masa depan.

Ketiga, menumbuhkan rasa kepedulian sosial. Gerakan kebangkitan nasional dan rasa nasionalisme memiliki nilai-nilai sosial yang penting, seperti persatuan, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama. Hal ini dapat membentuk kawula muda menjadi individu yang peduli dengan lingkungan sekitar dan mau berkontribusi dalam memajukan bangsa.

Mereka menyadari bahwa begitu kompleksnya permasalahan bangsa saat ini, terlebih sekarang ini akan diadakan pemilihan umum (pemilu) pada 2024, yang biasanya di sana berlangsung kontestasi dan kompetisi dalam upaya memenangkan ambisi politik masing-masing partai politik atau afiliasinya. Hal ini mempengaruhi kewarasan berpikir kawula muda; mereka tidak mewarisi semangat riel perjuangan mengusir kolonialisme sebagaimana generasi sebelumnya. Meski demikian, dengan semangat yang mereka memiliki, mereka masih antusias dan optimistik untuk ikut menjaga keutuhan negeri ini dan sekaligus memiliki cita-cita untuk menjadi bangsa yang berhasil di masa depan.

Keempat, ternyata adanya semangat kebangkitan dan rasa nasionalisme juga membentuk karakter yang kuat. Rasa nasionalisme dapat membentuk karakter kawula muda yang kuat, seperti keberanian, keteguhan, dan semangat juang yang tinggi dalam menghadapi tantangan. Hal ini akan membantu mereka menjadi individu yang siap menghadapi masa depan dan berkontribusi dalam memajukan bangsa.

Mereka masih ingin mewarisi karakter-karakter religius, kegotongroyongan, persatuan, rela berkorban bagi sesama, dan sebagainya. Mereka menyayangkan kurangnya keteladanan dari para pemimpin dan tokoh-tokoh negeri ini—meski di luar tokoh semacam itu, mereka juga telah memiliki tokoh-tokoh panutan yang dijadikan teladan dalam mengembangkan karakter-karakter positif dan kuat. Dengan dasar kesadaran kebangkitan dan rasa nasionalisme mereka masih merasa memiliki kesadaran diri untuk mengejawantahkan karakter positif dalam kehidupan bermasyarakat.

Akhir kata, demikianlah sepintas paparan tanggapan kawula muda terhadap itu rasa kebangkitan dan nasionalisme mereka. Dalam hal ini, bisa disampaikan secara ringkas bahwa kebangkitan  nasional dan rasa nasionalisme memiliki masih terasa sangat penting bagi kawula muda dalam ikut membentuk identitas nasional, memahami sejarah Indonesia, menumbuhkan rasa kepedulian sosial, dan membentuk karakter yang kuat.[]

Driyorejo, 30 Mei 2023

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here