BUKAN KOPDAR BIASA

0
1974

Dulu setiap kali melihat para anggota Sahabat Pena Kita (SPK), saya merasa iri. Ingin seperti beliau-beliau yang aktif berkarya dan tiada henti menginspirasi. Saat itu dalam hati berharap bisa menjadi keluarga SPK juga.

Alhamdulillah. Saat bisa bergabung dengan komunitas penulis ini saya bersyukur sekali. Salah satu wujud rasa syukur adalah berusaha hadir mengikuti seminar dan kopdar SPK yang diadakan secara rutin tiap enam bulan sekali.

Kopdar di UNISMA tanggal 25-26 Januari 2020 kemarin adalah kopdar SPK yang keempat. Tetapi ini menjadi kopdar ketiga yang saya ikuti setelah kopdar di Tulungagung dan Semarang. Dalam setiap kopdar, SPK selalu berusaha memberikan kemanfaatan pada masyarakat luas dengan menyelenggarakan seminar. Bukan hanya untuk anggota, tetapi untuk semua pegiat literasi atau masyarakat yang mau menambah wawasan literasi.

Seminar nasional literasi yang diselenggarakan SPK kali ini menghadirkan para mahaguru literasi. Pemateri pertama yaitu Prof. Dr. Imam Suprayogo (Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2003-2013). Beliau adalah pembina SPK dan tokoh teladan literasi yang istikamah selama sepuluh tahun menulis setiap hari. “Menulislah dengan hati. Jangan ragu-ragu karena ragu-ragu itu penyakit, “kata beliau.

Prof. Imam tidak hanya membahas tentang kepenulisan. Ada banyak nilai dan filosofi kehidupan yang disampaikan beliau. Sikap rendah hati, keteladanan, dan luasnya ilmu beliau membuat siapapun ingin terus berguru. Beliau mengajak peserta untuk menulis dengan hati. Masih terngiang apa yang disampaikan beliau, “Kalau kita masih merasa bodoh, maka akan menulis tanpa beban. Jika seseorang mau menulis, maka harus selalu semangat dan tidak memasang standar karya yang terlalu tinggi bagi dirinya.”

Pemateri kedua yaitu Prof. Junaidi Mistar, Ph.D, Wakil Rektor I UNISMA Bidang Akademik yang menginspirasi peserta dengan kisah perjuangan beliau dalam meraih kesuksesan. Dalam kesempatan ini beliau juga memotivasi peserta untuk aktif menulis artikel ilmiah. Tak diragukan lagi, tulisan-tulisan beliau sudah menjadi referensi internasional.

Pemateri ketiga yaitu Prof. Dr. Muhammad Chirzin. Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini adalah salah satu penasehat SPK yang sudah menulis lebih dari 50 judul buku. Beliau memotivasi peserta dengan beberapa meme dan kuotesnya.
“Jangan mati sebelum mewariskan satu buku pun untuk penduduk bumi, “pesan beliau.

Kopdar SPK kali ini istimewa. Kalau biasanya di kopdar sebelumnya SPK launching satu buku antologi, kemarin launching tiga buku antologi sekaligus, yaitu “Moderasi Beragama, Perubahan Orientasi Keberagamaan Umat Islam di Indonesia”, “Guru Pembelajar Bukan Guru Biasa”, dan “Sejuta Alasan Mencintai Indonesia”.

Bagi saya, kopdar SPK bukanlah kopdar biasa. Tidak hanya ilmu atau wawasan tentang kepenulisan yang kita dapat. Lebih dari itu, banyak nilai-nilai kehidupan yang menjadi pelajaran bermakna. Kopdar yang penuh nutrisi bergizi. Banyak energi positif di sini. Menjadi tempat ngecas motivasi diri agar berusaha istikamah dan terus berkarya. Sebagaimana yang disampaikan Prof Chirzin bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian. Kalau tidak dimulai sekarang, kapan lagi?

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here