Buku untuk Menarik Minat Baca Anak
Sri Lestari Linawati
“Tok.. tok.. tok..” suara pintu depan diketuk seorang lelaki. Anak lelakiku segera bergegas membukakan pintu. “RBK, Buk..,” ucapnya.
Segera aku menemuinya. Ternyata yang datang Kak Lutfi dari Rumah Baca Komunitas (RBK) Yogyakarta. Kami berbincang, dengan tetap jaga jarak dan mengenakan masker, sesuai dengan protokol kesehatan.
“Diminta Cak David mengantar buku ini, Mbak,” kata Kak Lutfi sambil menyerahkan seperangkat buku bacaan anak-anak. Berkas serah terima sudah saya tanda tangani. Alhamdulillah.. hati serasa berbunga-bunga melihat buku bacaan anak-anak itu.
Kak Lutfi segera bergegas kembali ke RBK yang letaknya beda RT dengan kami. Saya faham. Ini masih kondisi covid.
Sepulang Kak Lutfi, saya baca satu per satu judul buku itu. Aha.. menarik.. Ada cerita si Tole dan sapinya dalam buku berjudul “Ayo pulang” karya Erni Hastuti dan Ade Chintya.Ada cerita metamorfosis kodok sejak telur, berudu, tumbuh kaki depan dan belakang, kodok muda hingga menjadi kodok dewasa. Judulnya “Inikah Rumahku Sekarang?” karya Evi Z Indriani dan Yosia.
Ada juga 18 judul buku lainnya yang menarik. Mengingatkan saya saat bergabung dengan teman-teman komunitas penulis “TPY” (Temu Penulis Yogya). Mereka intens menggarap buku bacaan semacam ini. Mereka saling berbagi ilmu untuk menulis buku bacaan anak. Hanya dua kali pertemuan saya ikut, lalu pamit. Sadar akan keterbatasan diri. Saya berusaha fokus mengikuti komunitas menulis SPK (Sahabat Pena Kita) yang sudah lebih lama saya ikuti.
Ide-ide seakan menyeruak begitu saja. Buku ini harus hadir di hadapan anak-anak. Meski tak semudah membalik telapak tangan, saya masih memiliki keyakinan bahwa mereka akan tumbuh minat bacanya bila telah mencicipi indahnya buku ini.
Diletakkan di satu tempat? Dipergilirkan dari rumah ke rumah? Atau saat anak-anak itu bermain di depan rumah kami?
Gampang. Lihat sikon nanti. Itu hal mudah. Sekarang siapkan hati dan siapkan pula slip bukunya. Peminjaman harus dikelola dengan baik. Inilah manajemen.
Terima kasih, Cak David, yang telah menyalurkan buku bacaan anak-anak. Kami usahakan bisa sampai pada pembacanya. Semoga bersama kita mampu bergerak mendekatkan buku ke pembacanya. Amin..
Setidaknya ini merupakan hiburan di tengah diskusi new normal yang mulai diberlakukan oleh pemerintah. Kadang pusing juga memahami berbagai fenomena yang ada.
Untuk menghalau kegalauan, menyibukkan diri dengan membaca, menulis, berbagi semangat menulis, dan memberikan motivasi pencerahan menjadi alternatif pilihan hidup. Jangan hiraukan lelahnya. Yakinlah ada senyum kebahagiaan dari pembaca yang jauh lebih indah dan berharga.
Dari surat An-Naml (semut) saja akan terlahir banyak cerita, andai ditulis sebagai bacaan anak. Misal dari jenisnya, ada semut merah, semut hitam, semut geni, semut terbang. Masyaallah.. Alangkah banyaknya ide itu berhamburan.
Petang di Djokja, 9 Juni 2020
Sri Lestari Linawati akrab disapa Lina. Pegiat literasi, anggota RBK, penggagas sekolah BirruNA “PAUD Berbasis Alam dan Komunitas”, Dosen UNISA Yogyakarta, pengelola asrama Unisa, pembina HW Unisa.