Corona, Kami Bukan Pecundang

0
1762

Oleh: Febry Suprapto

Corona, akhirnya Kau datang. Meski sebelumnya diragukan dan dianggap kebohongan. Bahkan yang menyedihkan, banyak pemimpin negeriku meremehkanmu sambil berkelakar tentang wujud gaibmu.

Corona, Kau tetap tenang. Tak pedulikan mereka yang merendahkanmu. Dalam diam penuh kepastian, Kau hadir menyapa negeriku. Senyummu sinis. Tawamu bengis. Kau membawa lautan duka. Kau tiupkan ketakutan ke rongga dada-dada kami. Kau datangkan hujan air mata.

Dua Maret dua ribu dua puluh. Kau torehkan sejarah di negeriku. Ketika itu, dua jasad sudah Kau jadikan tempat bermainmu. Kemudian Kau marah dan menantang. Karena ulahmu, ratusan orang terinfeksi. Puluhan orang meninggal hanya dalam dua-tiga minggu.

Aksimu terus berdendang. Menari-nari menghajar kesombongan dan kelalaian. Korbanmu satu demi satu berguguran. Tak peduli tinggi rendah status sosial dan jabatan. Bahkan para dokter dan perawat juga jadi korban. Corona, Kau benar-benar mengerikan.

Namun, kini Kami mulai sadar. Kau bukan barang mainan. Kau bukan gurauan di warung kopi atau candaan di sebuah taman. Kau harus dilawan! Harus!

Corona, Kami bukan pecundang. Segala ikhtiar akan kami lakukan. Kami yakin pasti menang. Mengapa? Karena Kami punya Tuhan. Ya, Tuhan.

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here