Fasilitas Super Dari Pak Kadisdik

0
851

Saya tidak membayangkan sebelumnya kalau bakal menikmati fasilitas super dari Pak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, yang tidak lain juga merupakan anggota Sabahat Pena Kita (SPK), yang sekaligus menjadi panitia dan tuan rumah Kopdar 8, Pak Dr. Ng. Tirto Adi. Pasalnya dari Kopdar ke Kopdar belum pernah menginap di tempat yang belakangnya “tel”. Baik itu hotel, novotel, hostel, motel maupun edotel. Baru pada Kopdar 8 di Sidoarjo ini, peserta menginap di edOtel.

Sebagaimana foto yang di-share oleh Pak Tirto sebelumnya, penampakan gedungnya biasa saja. Ah, ini mungkin penginapan biasa, batin saya. Sehingga saya mengiranya sama dengan tempat-tempat lainnya. Karena pengalaman yang sudah-sudah, bahwa Kopdar ini merupakan kegiatan bersama. Sehingga segala kebutuhan juga harus ditanggung bersama. Maka, saya pun juga menyiapkan sebagaimana biasanya. Di tempat acara pasti nanti kita akan bantingan (iuran), setidaknya untuk penginapan dan konsumsi.

Nah, kali ini kok Pak Ketua tidak woro-woro kalau bakal ada iuran. Mengingat, ketika saya check in dan masuk kamar, kamarnya termasuk berkelas. Maka, saya pun langsung membayangkan kalau pun iuran, kali pasti akan berbeda dengan sebelumnya. Ini masih soal kamar, belum konsumsi dan lain-lain.

Kopdar berjalan gayeng dan berakhir sekitar pukul 22.25 WIB. Awalnya akan diakhiri pukul 22.00 WIB, karena saking gayengnya, molor sampai pukul tersebut. Jika ditambah momen foto-foto dan ngobrol santai, selesai pukul 23.15 WIB. Meskipun sangat larut malam, tidak terasa ngantuk, karena memang sudah sangat lama tidak bertemu. Tentu bahan obrolan menumpuk, sehingga butuh waktu untuk mengurai satu persatu. Lalu, semua memasuki kamar masing-masing, kecuali petugas resepsionis. Hehe.

Hingga semua berada di kamar masing-masing, Pak Ketua belum juga memberi info. Ah, ya sudahlah mungkin besok, baru diumumkan. Pagi menjelang, telepon kamar berdering, lalu saya angkat, suara petugas restoran edOtel menyampaikan jika sarapan sudah siap, di ruangan tempat meeting tadi malam. “Oke, terima kasih, Mas,” jawab saya.

Saya merasa ini bukan Kopdar, sehingga saya santai-santai, tetap rebahan. Biasanya kalau nginep di hotel kalau tidak untuk kegiatan konsultasi ya Rakor. Dan, ketika bergiat dalam kegiatan tersebut, tidak pernah kegiatan dimulai di bawah pukul 09.00 WIB, selalu di atasnya. Sehingga saya pun masih terbawa suasana itu. Hehe. Nah, telpon tadi membuat saya sedikit panik. Pasalnya ini sudah hampir pukul 07.00 WIB, sedangkan kami belum apa-apa.

Akhirnya saya segera meminta istri untuk segera mandi dan memandikan si Junior. Dengan cepat semua selesai. Demikian juga dengan saya, sekejab selesai mandi. Ados bebek, kata orang kampung. Hehehe. Hanya si Junior agak rewel karena ternyata shower air hangatnya tidak optimal.

Urusan mandi sudah selesai, si Junior saya ajak keluar, melihat situasi di luar kamar dan di luar edOtel. Sementara istri saya minta untuk mengemasi barang-barang, jika sewaktu-waktu harus check out. Keluar kamar saya langsung melihat ruang makan. Masih sepi. Hanya ada dua orang yang sama-sama ber “satu” tapi tak bisa disatukan, Bu Tuti dan Pak Dr. Marjuki. Hehehe. Lalu, keluar hotel. Saking fokusnya melihat, seberang jalan ada berjejer penjual pot dan bunga tidak tahunya si Junior jatuh. Hehe. Selang beberapa saat, ada bus datang, karena kendaraan saya menghalangi bus yang akan parkir, akhirnya saya pindah.

Selesai parkir, saya langsung balik ke ruang makan untuk sarapan. Ngobrol gayeng ngalor ngidul dengan teman-teman SPK. Kok, Pak Ketua tetap tidak bergeming, tidak ada tanda-tanda jika akan uwol (iuran). Tetap saja ngobrol santai, sampai akhirnya semua naik bus dan bersiap menuju lokasi wisata. Batin saya, wah ini ada busnya juga. Sementara, peserta yang hadir Kopdar tidak semua ikut wisata. Hanya Pak Ketua, Pak Tirto, Pak Marjuki, Bu Tuti, Mas Syaiful, Mbak Hitta dan saya. Sedangkan Prof. Ngainun karena ada suatu hal harus mendahului, pulang. Tentu, para pasukannya turut menyertai, kalau tidak, nilai terancam, guyonannya.

Perjalanan pertama menuju Pulau Lusi. Dalam perjalanan saya sambil mbatin, “Ooo.. berarti teman-teman KPU Sidoarjo ketika distribusi logistik Pemilu juga menggunakan moda transportasi berupa kapal, ya?” Karena ternyata di Sidoarjo juga ada pulaunya. Jadi, di Jawa Timur ini tidak hanya Sumenep, Gresik, Kabupaten Probolinggo yang mempunyai daerah pulau, ternyata Sidoarjo juga punya.

Perjalanan selama kurang lebih 30 menit, akhirnya kami tiba di lokasi, yaitu Wisata Bhahari Tlocor. Untuk menuju ke Pulau Lusi, kami harus menaiki perahu. Perahu-perahu itu ada di dermaga Wisata Bhahari Tlocor ini. Untuk ukuran perahu kecil, perjalanan penuju Pulau Lusi lumayan lama, kurang lebih 20 menit dengan jarak kurang lebih 25 km. Meskipun lama, tidak membosankan. Iya, karena sepanjang menyusuri sungai, mata kami dimanjakan dengan deretan pohon mangrove begitu indah memagari sungai.

Tidak terasa perahu mulai berlabuh. Penumpang turun satu persatu. Tujuan pertama yaitu monumen berupa tulisan “Pulau Lusi”—yang merupakan akronim dari Lumpur Sidoarjo—untuk berfoto bersama. Puas berfoto-foto, dilanjutkan penyusuri pulau. Saya kira pulau Lusi itu luas dan berpenghuni. Ternyata hanya memiliki luas total sektar 93,4 hektar. Pulau ini berasal dari endapan lumpur Sidoarjo. Pulau yang tampak sangat sepi ini hanya terdapat beberapa pengunjung saja. Kami pun terus menyusuri pulau, hingga tiba di tengah pulau. Sedikit berbincang dan sambil cekrak cekrak berfoto. Setelah cukup, kami pun ke dermaga untuk menaiki perahu dan kembali ke Tlocor.

Perjalanan pulang, perahu berjalan ngebut karena perahu kami tertinggal oleh perahu satunya. Karena ngebut, penumpang bagian depan pun tidak luput dari percikan air. Terlihat lumayan basah, akhirnya mundur ke belakang. Perjalanan pulang terasa lebih cepat dibanding saat berangkat, kami pun naik ke dermaga. Istirahat sebentar sambil menikmati menu lontong cecek dan lontong kupang—bagi yang menikmati, hehehe—rombongan langsung meluncur ke destinasi berikutnya.

Semula ada 3 destinasi yang hendak dituju, tetapi karena waktu dan kondisi yang kurang memungkinkan, satu destinasi dibatalkan, yaitu ke Tanggulangin. Hal tersebut disampaikan oleh Pak Tirto selaku tuan rumah, yang didahului berembuk dengan Pak Ketua dan teman-teman peserta. Jadi, hanya tinggal satu destinasi lagi, yaitu Kampung Literasi.

Lama perjalanan menuju Kampung Literasi hampir sama dengan perjalanan saat berangkat, karena ternyata lokasinya dekat dengan edOtel. Dalam perjalanan, saya masih kepikiran kok Pak Ketua masih diam saja ya. Padahal keperluan selama perjalanan ini menghabiskan banyak rupiah, kalau hanya mengandalkan iuran yang sudah ada mestinya tidak cukup. Tapi tanda-tanda iuran juga belum ada titik terang.

Karena lumayan capek setelah menyusuri Pulau Lusi, selama perjalanan menuju Kampung Literasi banyak yang tertidur. Tidak sedikit yang baru terbangun ketika sudah tiba di pintu gerbang gang Kampung Literasi. Kala itu hujan turun sangat lebat. Bus kami tidak dapat langsung masuk ke gang menuju rumah utama Kampung Literasi. Oleh karenanya, Pak Tirto langsung koordinasi dengan pengelola tempat tersebut.

Tidak berselang lama, salah seorang utusan pengelola datang dan memandu jalannya bus menyusuri gang yang sempit, press body bus. Tidak mudah, selain sempit, banyak kabel yang melintang. Akan tersangkut kabin bus kalau kabelnya tidak didorong ke atas. Sungguh dramatis. Jangankan untuk berpapasan, dilewati bus yang kami tumpangi saja harus ekstra hati-hati. Meski demikian, kami tiba di lokasi dengan aman dan selamat. Alhamdulillah.

Tiba dilokasi kami disilahkan masuk ke ruangan oleh pengelola. Tidak berselang lama, Pak Tirto mengawali berbicara menyampaikan maksud dan tujuan serta memperkenalkan satu persatu dari kami. Awalnya kami disambut oleh Bu Iffa salah satu pengelola, lalu dari dalam keluar Pak Soeroto. Mereka berdua inilah tampaknya punggawa Kampung Literasi Tapak Kali Bendo Sidoarjo. Panjang lebar kami dijelaskan tentang kegiatan-kegiatan dan produk-produk unggulannya oleh mereka berdua. Sungguh inspiratif. Saya sampai terbayang untuk meniru hal yang sama. Meskipun di tempat saya juga ada Kampung Inggris yang lebih tua lebih dan lebih besar. Tetapi ini sungguh berbeda.

Awalnya, saya tertarik karena bayangan saya, di sana banyak aktivitas tulis menulis, penerbitan buku dan toko-toko buku. Ternyata setelah sampai, yang saya jumpai tidak demikian. Kata pak Ketua SPK, literasi di sini dimaknai secara luas. Tidak sekadar membaca dan menulis. Ada literasi lingkungan, literasi masyarakat dan lainnya. Ini yang membuat semakin menarik.

Setelah cukup banyak penjelasan yang disampaikan, baik oleh Bu Iffa maupun oleh Pak Soeroto, kami pun diajak untuk berkeliling Kampung Literasi. Setelah cukup berkeliling dan cekrak cekrek mengambil gambar. Rombongan berpamitan dan mengucapkan terima kasih telah disambut dengan hangat. Disuguhi dengan hidangan olahan khas Kampung Literasi. Tidak lupa saya menyerahkan kenang-kenangan berupa beberapa buku hasil tulisan saya dan teman-teman saat belajar di Kampung Inggris Pare Kediri.

Dengan melewati gang yang sama, kami kembali ke edOtel. Selama kurang lebih 20 menit—karena macet—kami tiba di edOtel. Karena waktu sudah sore, masing-masing bergegas berkemas-kemas sekaligus check out. Saya pun demikian. Lalu, kami saling berpamitan, terkhusus kepada Pak Tirto selaku tuan rumah. Saling mendoakan satu dengan yang lain, agar perjalanan pulang ke rumah lancar, aman dan selamat.

Ketika perjalanan pulang, tiba-tiba istri mengingatkan, “Lho, yah urunannya ndak jadi to?” “Oiya, lali mau arep takok pak Ketua. Ya wes sok ae nunggu pengumuman dari pak Arfan. Kalau urunan ya kita transfer.” Sampai sekian hari belum ada pengumuman. Tepat tanggal 2 Maret 2022, Pak Ketua menceritakan dalam tulisannya bahwa seluruh kebutuhan selama Kopdar 8 di Sidoarjo telah dicukupi oleh tuan rumah, merangkap ketua panitia, sekaligus Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Pak Dr. Ng. Tirto Adi. Barakallah. Ya Allah, ternyata full service selama Kopdar ditanggung Pak Tirto. Terima kasih Pak Tirto sekeluarga atas suguh, gupuh dan fasilitas super yang diberikan selama Kopdar 8 berlangsung. Semoga Allah SWT mengganti berlipat-lipat kebaikan. Aamiin.

Plemahan, 3 Maret 2022

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here