INDAHNYA BERKOMUNIKASI DENGAN SI BUAH HATI

0
1822

Oleh:

Eni Setyowati

“Dan orang-orang yang berkata: ” Ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Furqon: 74)

Bagiku, seorang ibu yang bekerja mulai pagi hingga sore hari, bahkan kadang malam hari, bisa mendengarkan cerita si buah hati adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkira. Bagiku, bercerita adalah cara komunikasi yang paling efektif antara orang tua dengan anak. Mengapa demikian? Dengan bercerita, anak merasa bahwa dirinya ada, dan orang tua yang mendengarkan cerita anak membuat anak merasa bangga dan dihargai. Berkomunikasi melalui cerita lebih efektif daripada berkomunikasi dalam bentuk “memberi nasehat” secara “sepihak”, artinya orang tua menasehati si anak dan anak akan diam mendengarkan nasehat dari orang tua. Berkomunikasi seperti ini membuat si anak akan merasa ada jarak dengan orang tua. Komunikasi ini seringkali menyebabkan anak menjadi “takut” dengan orang tua.

Ketakutan anak kepada orang tua akan menyebabkan anak melampiaskannya ke luar rumah. Di rumah si anak kelihatan menjadi anak yang baik dan penurut, tetapi di luar rumah ia menjadi anak yang brutal. Banyak kasus seperti itu. Oleh karena itu, komunikasi yang paling efektif adalah adanya saling menghargai antara orang tua dan anak. Salah satu cara komunikasi yang saling menghargai adalah dengan bercerita.

Sebagai seorang ibu, setiap kata yang anak ucapkan serasa obat penghilang kepenatan dalam diri ini. Meskipun seharian lelah bekerja, namun jika mendengar celoteh si anak hilanglah rasa lelah itu. Saya tidak tahu mukzijat apa yang diberikan Allah melalui ceritanya, sehingga menjadikan obat segala kepenatan. Namun saya yakin bahwa Allah itu Maha Penyayang, maka saya juga yakin Allah menitipkan buah hati kepada kita tidak lain untuk disayangi. Jika kita menyayangi buah hati kita, maka kita akan disayangi juga oleh Allah.

Sekarang yang menjadi pertanyaan, “Apakah ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya?” Jawabnya “tentu saja ada”. Tidak mempedulikan anak adalah salah satu bentuk orang tua yang tidak menyayangi anaknya. “Adakah orang tua yang tidak mempedulikan anaknya?” Jawabnya “tentu saja ada”. “Bagaimana bentuk orang tua yang tidak mempedulikan anaknya?” Marilah kita meraba diri kita sendiri, “Apakah kita selalu menanyakan keadaan anak kita selama tidak berada di dekat kita?” “Apakah kita selalu menanyakan apa yang ia lakukan selama di sekolah?” “Apakah kita selalu menanyakan ada kejadian apa hari ini?” Jika kita tidak pernah menanyakan hal di atas kepada anak, berarti kita termasuk orang tua yang tidak peduli dengan anak. “Bagaimana sempat kita menanyakan pertanyaan seperti itu kepada anak, sedangkan pekerjaan kita saja setiap hari segunung, belum kalau lembur pulang malam, sampai di rumah anak sudah tidur”. MasyaAllah….semoga kita terhindar dari itu semua. Meskipun sesibuk apapun orang tua,  menyempatkan sedikit waktu (mungkin hanya 5 menit) untuk anak, tidak harus bertemu tetapi bisa saja melalui handphone, maka akan berdampak sangat besar bagi anak. Banyak kasus anak-anak yang kurang perhatian dari orang tua menjadi anak yang liar. Naudzubillahimindzalik…..semoga kita dijauhkan dari semua itu. Semoga anak-anak kita menjadi anak sholeh dan sholehah..amin YRA.

Komunikasi dengan anak dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Diantara beberapa komunikasi yang paling saya sukai adalah saat saya menjemput pulang sekolah. Tidak selalu saya bisa menjemputnya, namun jika ada kesempatan saya bisa menjemput, maka kesempatan itu tidak akan saya lewatkan. Keadaan inilah yang selalu saya nantikan dan saya nikmati, yaitu di sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya si anak bercerita tentang kegiatannya di sekolah hari itu, bercerita keseruannya bermain dengan temannya, mengikuti pembelajaran dari gurunya, bahkan cerita-cerita konyol yang ia lewati di sekolah. Dengan semangat yang membara, membuat jiwa ini ikut membara dan lebih bersemangat lagi dalam mendidik si buah hati. Semoga buah hati kita selalu dalam lindungan Allah SWT, dan menjadi penyejuk mata (qurrota a’yun) dan penyenang hati kami….Amin, dan kita sebagai orang tua dihindarkan dari hal-hal yang tidak baik dalam mendidik anak…Amin YRA.

SELAMAT HARI ANAK NASIONAL

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here