https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2020/04/21/47cd1854-3979-4692-937a-16ee626cebf9_169.jpeg?w=700&q=90

KARTINI DAN PESAN KESETARAAN GENDER

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

 

Setiap tanggal 21 April bangsa Indonesia memperingati hari Kartini. Peringatan hari Kartini sebagai momentum untuk mengingatkan para perempuan Indonesia akan jasa-jasa R.A. Kartini. Para perempuan Indonesia bisa menikmati kebebasannya seperti sekarang ini tidak lepas dari berkat perjuangan Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan gender tidak seharusnya menjadi pembatas atau penghalang dalam mengaktualisasikan diri.

Apakah yang dimaksud dengan kesetaraan gender? Kesetaraan gender merupakan sebuah gagasan yang sangat penting bagi hak asasi manusia dan masyarakat yang damai dan telah dibuktikan oleh berbagai penelitian dimana hal tersebut sangat penting untuk memberikan perkembangan di segala aspek. Secara sederhana, kesetaraan gender adalah keadaan di mana akses terhadap hak atau peluang tidak dipengaruhi oleh gender. Kesetaraan gender tidak berarti bahwa perempuan dan laki-laki akan memiliki atau membutuhkan sumber daya yang sama persis, tetapi hak, tanggung jawab, dan peluang perempuan, laki-laki, transgender, dan orang yang beragam gender tidak akan bergantung pada gender yang ditetapkan saat mereka lahir (Admin Swiss Cham, 2022).

Menurut konsep kesetaraan gender, misalnya dalam bidang pendidikan, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam kesempatan menuntut ilmu (pendidikan). Perempuan tidak hanya melulu mengurusi urusan seputar kasur dan dapur, melainkan juga berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan dan mengembangkan diri. Inilah yang dulu diperjuangkan oleh R.A. Kartini.

Pemikiran-pemikiran R.A. Kartini seputar kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan dalam surat-surat yang ditulisnya telah menginspirasi para perempuan di zamannya  dan zaman setelahnya untuk terus mengembangkan diri melalui jalur pendidikan. Semakin banyak perempuan Indonesia yang mengenyam pendidikan, maka akan semakin banyak orang tua (baca: ibu) Indonesia yang literate sehingga berdampak positif pada terciptanya pola asuh dan pola didik yang tepat bagi anak-anak. Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang sadar pendidikan akan memiliki pandangan, pemikiran dan sikap yang positif dalam menjalani kehidupan.

Siapakah R.A. Kartini? Apakah yang telah dilakukan R.A. Kartini sehingga dijadikan sebagai pahlawan nasional dan hari kelahirannya diperingati sebagai hari Kartini? Dikutip dari beberapa laman surat kabar online dijelaskan tentang profil R.A. Kartini. Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini (R.A. Kartini) merupakan sosok wanita pribumi yang dilahirkan dari keturunan bangsawan. Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879 dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M. A. Ngasirah. Anak ke-5 dari 11 bersaudara ini merupakan sosok wanita yang sangat antusias dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kartini sangat gemar membaca dan menulis. Kartini menimba ilmu hanya sampai sekolah dasar (Europese Lagere School, ELS) karena setelahnya harus dipingit sesuai adat dan tradisi yang berlaku saat itu. Selama sekolah di ELS, Kartini belajar Bahasa Belanda. Karena bisa berbahasa Belanda tersebut, di rumah pun Kartini tetap belajar dan berkirim surat kepada teman-teman korespondensi dari Belanda salah satunya Rosa Abendanon dan Estelle “Stella” Zeehandelaar. Bahkan, beberapa kali tulisan Kartini dimuat dalam majalah De Hollandsche Lelie. Dari berbagai buku, majalah, dan surat kabar Eropa, Kartini mulai tertarik dengan cara berpikir wanita-wanita Eropa yang lebih bebas dan maju ketimbang wanita-wanita pribumi kala itu. Dari sanalah timbul keinginannya untuk memajukan para perempuan pribumi yang dinilai masih memiliki tingkat sosial yang rendah (Anonim, n.d.-b).

Selama dalam pingitan, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh Kartini. Walaupun demikian, bukan berarti Kartini tidak melakukan apa-apa. Kartini banyak membaca buku-buku dan aktif menulis surat untuk sahabat-sahabatnya di Negara Belanda. Surat-surat yang ditulisnya lebih banyak berisi keluhan-keluhan tentang kondisi kehidupan wanita pribumi khususnya Jawa yang sulit untuk maju. Salah satunya seperti kebiasaan wanita harus dipingit, tidak bebas menuntut ilmu, dan juga adat yang mengekang kebebasan perempuan. Kartini menginginkan emansipasi, seorang perempuan harus memperoleh kebebasan dan kesetaraan baik dalam kehidupan maupun di mata hukum. Kartini juga mengungkit isu agama seperti poligami dan alasan mengapa kitab suci harus dihapal dan dibaca tapi tidak perlu dipahami. Bahkan, ada kutipan dari Kartini yang berkata, “Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu.”

Daya nalar Kartini makin matang. Ketika ia menginjak usia 20 tahun, Kartini membaca buku-buku karya Louis Coperus (De Stille Kraacht), Van Eeden, Augusta de Witt, Multatuli (Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta) serta berbagai roman-roman beraliran feminis. Semuanya menggunakan bahasa Belanda. Pada usia 24 tahun, ia diminta orangtuanya untuk menikah. Kartini menyetujui dan menikah dengan K. R. M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, 12 November 1903. Setahun menikah, Kartini dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada tanggal 13 September 1904. Namun, empat hari setelah melahirkan, ajal menjemputnya. Kartini meninggal pada 17 September 1904 dalam usia 25 tahun. Setelah kematian Kartini, seorang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda Mr. J.H Abendanon mulai membukukan surat menyurat kartini dengan teman temannya di eropa dengan judul  “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang” (Anonim, n.d.-b). Berkat jasa-jasanya, R. A. Kartini ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada era pemerintahan Soekarno dengan dasar hukum Keppres No.108 Tahun 1964 yang ditetapkan pada 2 Mei 1964 dan menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini (Anonim, n.d.-a).

Kiprah Kartini dalam memperjuangkan kemajuan perempuan bangsanya memang belum tampak signifikan dalam wujud tindakan nyata. Usaha konkret yang telah dilakukan Kartini barulah mau merintis pendirian sekolah untuk para perempuan di daerahnya. Tetapi ide mendirikan sekolah tersebut akhirnya belum terealisasi karena faktor ayahnya yang sakit-sakitan.

Jika dilihat dari usaha nyata yang dilakukan Kartini yang belum terwujud, lantas apa yang membesarkan nama Kartini hingga sekarang ini dan bahkan dia diangkat menjadi salah satu pahlawan nasional bangsa Indonesia? Jawabannya adalah ide-ide pemikiran seputar usaha memajukan perempuan bangsanya dalam tulisan-tulisan yang ditulis dalam rentang waktu 25 Mei 1899 sampai 7 September 1904. Apa sih hebatnya tulisan Kartini sehingga presiden Soekarno sampai memberikan penghargaan kepadanya sebagai pahlawan nasional? Terlebih tulisan-tulisan Kartini kebanyakan berisi keluhan-keluhan tentang nasib perempuan pribumi yang terepresentasi dari pengalaman pribadi yang dialaminya sendiri, yaitu ia dipingit sejak usia 12 tahun dan tidak diperbolehkan untuk melanjutkan sekolah lagi. Apa sih hebatnya menulis keluhan hidup, kok sampai kisah hidup Kartini layak menjadi inspirasi para perempuan Indonesia hingga sekarang? Hal besar apa yang sebenarnya ada dalam kisah hidup Kartini?

Memang tulisan-tulisan Kartini yang seputar kondisi para perempuan pribumi yang masih terkekang oleh adat dan tradisi hanyalah berupa keluhan-keluhan. Tidak ada yang istimewa dari sebuah keluhan. Tetapi yang membedakan antara tulisan keluhan Kartini dengan tulisan keluhan-keluhan lain pada umumnya adalah Kartini menyampaikan kondisi ideal yang seharusnya dialami para perempuan pribumi. Keluhan yang ia ceritakan bukanlah sekadar keluhan pribadi melainkan gambaran ketidakadilan dan ketidakidealan apa yang dirasakan oleh semua perempuan pribumi. Jadi apa yang ditulis Kartini merupakan suara para perempuan pribumi (baca: Indonesia). Kartini tidak sedang menceritakan penderitaan hidupnya sendiri melainkan menceritakan penderitaan hidup seluruh perempuan pribumi.

Karena Kartini memiliki kemampuan menulis dan memahami bahasa Belanda, ia terpanggil untuk menyuarakan apa yang dirasakan dan diinginkan para perempuan bangsanya. Dan ia telah menyuarakan hal tersebut ke dunia internasional sehingga dunia internasional jadi mengetahui bagaimana kondisi perempuan pribumi yang sangat terkekang oleh adat istiadat dan tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang tinggi. Inilah yang istimewa dari sosok seorang Kartini. Ia tidak berjuang hanya untuk kehidupan pribadinya sendiri melainkan memperjuangkan hidup seluruh perempuan bangsanya agar memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam menuntut ilmu dan mengembangkan potensi diri.

Kisah hidup Kartini inilah yang telah menginspirasi banyak perempuan sehingga sampai saat ini para perempuan dapat menikmati kebebasan dalam berbagai sektor kehidupan. Kartini telah selangkah lebih maju dalam menyampaikan pesan-pesan kesetaraan gender ke seluruh penjuru dunia. Kartini telah menyuarakan hak-hak perempuan pribumi yang sudah sejak lama terampas oleh adat dan tradisi budaya yang berlaku di masyarakat.

Kartini dalam menyuarakan pemikiran dan gagasannya tidak melalui teriakan suara melainkan melalui tulisan. Sebuah tulisan ketika sudah sampai pada pembacanya akan mampu membawa energi luar biasa untuk mempengaruhi pikiran para pembacanya. Kekuatan sebuah tulisan tidaklah main-main. Sudah banyak fakta sejarah yang membuktikan bagaimana sebuah tulisan mampu menggerakkan banyak orang hingga mampu melakukan perubahan yang luar biasa. Dan seperti itulah yang terjadi pada tulisan-tulisan Kartini. Tulisan-tulisan Kartini telah menjadi bola inspirasi yang mampu menggerakan para perempuan Indonesia untuk terus mengembangkan potensi diri dan ikut berkiprah untuk memajukan bangsa Indonesia. Maka pantaslah kalau Kartini menyandang gelar pahlawan nasional dan seorang pelopor emansipasi wanita di Indonesia.

Dalam menjalani kehidupan ini, pelajaran berharga apa yang dapat kita ambil dari kisah perjuagan R.A. Kartini di atas?  Banyak pelajaran hidup yang berharga yang dapat kita ambil dari kisah hidup R.A. Kartini. Pengalaman adalah guru yang paling berharga, walaupun itu pengalaman orang lain. Pertama, dalam menjalani kehidupan ini kita harus memiliki ide gagasan dan pemikiran yang kreatif dan original. Kedua, kita harus mengungkapkan atau menyuarakan ide gagasan dan pemikiran kita ke orang lain atau publik. Ketiga, kita harus berani menyuarakan dan menyampaikan ide gagasan dan pemikiran kita ke publik. Publik harus tahu apa gagasan dan  pemikiran kita terhadap suatu persoalan di masyarakat. Keempat, menulis merupakan salah satu media strategis untuk menyampaikan dan menyuarakan ide gagasan dan pemikiran kita. Kelima, kita harus berani menyuarakan ide gagasan dan pemikiran kita ke publik, walaupun ide gagasan dan pemikiran kita berbeda atau berseberangan dengan orang lain. Sehebat apapun ide gagasan dan pemikiran kita, jika tidak disampaikan ke publik maka tidak ada manfaatnya dan tidak ada orang yang tahu apa yang kita pikirkan. Keenam, segera menyampaikan ide gagasan dan pemikiran kita ke publik, jangan menunda-nunda. Jika di kemudian hari ternyata ada orang lain yang memiliki ide gagasan dan pemikiran yang mirip dengan kita, maka kita tidak akan dituduh melakukan plagiasi. Terlebih lagi jika kita menyampaikan ide gagasan dan pemikiran tersebut ke publik lebih dulu dibandingkan orang lain. Itulah pentingnya mengapa kita harus berani menyampaikan ide gagasan dan pemikiran kita ke publik agar publik mengetahui jika ide gagasan tersebut dari kita. []

 

Gumpang Baru, 21 April 2023

 

Daftar Pustaka

Admin Swiss Cham. (2022, July 26). Apa yang Dimaksud Dengan Kesetaraan Gender? Penjelasan Lengkap dan 3 Contohnya – B20 Indonesia Sustainability 4.0. Retrieved April 23, 2023, from https://indonesiasustainability.com/apa-yang-dimaksud-dengan-kesetaraan-gender/

Anonim. (n.d.-a). Profil R A Kartini—VIVA. Retrieved April 17, 2023, from http://www.viva.co.id/siapa/read/401-r.a.-kartini

Anonim. (n.d.-b). Profil—Raden Adjeng Kartini. Retrieved April 17, 2023, from Merdeka.com website: https://www.merdeka.com/raden-adjeng-kartini/profil

 

__________________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro, Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Penulis buku Berpikir untuk Pendidikan (Yogyakarta : KBM Indonesia, 2022), Bongkar Rahasia Cara Mudah Produktif Menulis Buku (Yogyakarta : KBM Indonesia, 2023), dan 90-an buku lainnya.

 

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here