KOLABORASI, KUNCI PRODUKTIVITAS

0
639

KOLABORASI, KUNCI PRODUKTIVITAS

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

Dalam rentang waktu empat tahun terakhir ini saya merasakan produktivitas dalam berkarya melaju dengan pesat. Setiap tahun puluhan karya buku saya terbit. Padahal jika mengacu pada buku PO PAK Dikti, seorang dosen sepatutnya maksimal menulis satu judul buku pertahun. Jika saya mengacu pada aturan Dikti tersebut, maka saya termasuk dosen yang tidak patut karena jumlah karya buku saya melebihi aturan. Saya kurang tahu mengapa dosen dianggap patut jika maksimal mampu menulis buku satu judul dalam satu tahun, padahal banyak dosen yang mampu menulis buku lebih dari satu. Saya juga bingung dengan kalimat maksimal satu judul buku pertahun, mengapa bukan minimal satu judul buku pertahun? Aturan PO PAK Dikti tersebut memberikan kesan bahwa menulis buku itu sangat sulit sehingga bahkan seorang berprofesi dosen pun akan mengalami kesulitan menulis buku sehingga sampai dibatasi hanya satu judul pertahun.

Jika andaikan saya menulis buku hanya untuk kepentingan memenuhi angka kredit kenaikan pangkat dosen, maka saya tidak akan seproduktif sekarang. Sayangnya memang tidak demikian. Saya menulis buku memang tidak saya niatkan hanya untuk memenuhi angka kredit dosen. Saya menulis buku karena memang saya senang menulis. Saya menulis buku untuk aktualisasi diri. Saya menulis buku untuk bukti eksistensi diri. Saya menulis buku untuk mengabadikan pemikiran dan gagasan saya. Sampai sekarang saya belum menggunakan buku-buku karya saya untuk usulan kenaikan pangkat ataupun jabatan fungsional dosen. Sampai saat ini saya menekuni aktivitas menulis buku sebagai kesenangan saja. Saya merasa lebih hidup ketika bisa menghasilkan karya buku. Hidup saya terasa lebih dinamis tatkala mampu menulis dan menerbitkan buku.

Jika merujuk pada database SINTA Kemdikbud (https://sinta.kemdikbud.go.id), jumlah buku yang saya unggah dan diverifikasi sebanyak 90 judul dan jumlah sertifikat hak kekayaan intelektual berupa hak cipta buku dari Kemenkumham RI sebanyak 35 buah. Dari puluhan judul buku tersebut, mayoritas merupakan hasil karya dalam empat tahun terakhir ini. Mungkin para pembaca akan bertanya, bagaimana cara saya bisa menghasilkan karya buku begitu banyak hanya dalam waktu beberapa tahun saja? Jawabannya adalah kolaborasi. Ya, kolaborasi merupakan kunci saya bisa produktif dalam menulis buku.

Dahulu, bagi saya menulis buku itu sesuatu yang sangat sulit. Dapat menulis satu judul buku dalam waktu setahun itu sesuatu yang luar biasa. Saya tidak pernah membayangkan jika suatu saat nanti mampu menulis buku puluhan judul dalam waktu beberapa tahun saja. Tetapi semua itu berubah drastis setelah saya mengenal yang namanya kolaborasi menulis. Ya, menulis secara berkolaborasi membuat produktivitas saya dalam menulis buku meningkat tajam. Selain menulis buku-buku kolaborasi, saya juga bergabung dalam komunitas penulis untuk menjaga spirit menulis saya. Dengan bergabung dalam sebuah komunitas penulis, maka setiap bulan saya harus aktif menulis satu artikel yang nantinya akan diterbitkan dalam bentuk buku antologi karya seluruh anggota komunitas. Dengan pola dan strategi begini, maka saya menjadi aktif dan produktif menulis buku-buku karya kolaborasi.

Selain menulis buku-buku kolaborasi, saya juga aktif menulis artikel untuk calon buku tunggal saya. Saya menulis artikel-artikel dengan tema bebas sesuai pikiran saya. Tetapi untuk memudahkan dalam mengelola artikel-artikel tersebut, maka setiap artikel saya tuliskan temanya sebagai nama calon judul bukunya dan juga saya berikan nomor artikelnya. Dengan demikian, ketika ketika jumlah artikel dengan tema tertentu telah terkumpul banyak, selanjutnya kumpulan artikel tersebut saya susun secara sistematis dan saya berikan judul bukunya. Jadilah calon buku tunggal saya. Demikian lah strategi saya agar bisa produktif menulis buku tunggal setiap tahunnya.

Menulis dan produktif menerbitkan buku memiliki banyak manfaat. Baik manfaat untuk diri penulis maupun manfaat untuk orang lain (pembaca). Dengan menulis buku, penulis dapat mengungkapkan ide, gagasan dan pemikirannya sehingga bisa diketahui orang lain. Buku karya penulis terkadang mampu menginspirasi sehingga menggerakan orang lain untuk mengikuti pemikiran sang penulis. Dengan demikian buku mampu memberikan mafaat bagi orang lain.

Selain bermanfaat bagi orang lain yang membacanya, menulis buku juga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, baik manfaat psikis maupun manfaat finansial. Menulis dapat membuat penulisnya lebih bahagia karena dapat mengungkapkan segala unek-unek pikirannya. Menulis buku juga dapat mendatangkan keuntungan finansial ketika buku yang ditulisnya digemari (dibeli) banyak orang sehingga penulisnya mendapat royalti.

Apakah selama menekuni aktivitas menulis buku, saya sudah pernah mendapatkan keuntungan finansial? Jawabannya adalah pernah. Ya, saya sudah pernah mendapatkan manfaat finansial dari aktivitas menulis buku. Saya sudah pernah mendapatkan uang ratusan juta rupiah dari aktivitas menulis buku. Saya mampu membelikan rumah untuk keluarga juga dari menulis buku. Saya dapat membelikan motor baru untuk istri juga dari hasil menulis buku. Saya mempunyai biaya untuk merenovasi rumah juga dari hasil keuntungan menulis buku.

Jadi, bagi saya menekuni aktivitas sebagai penulis buku memang tidak ada ruginya. Terlebih saya berprofesi sebagai dosen, maka aktivitas menulis buku sangat mendukung tugas keprofesian saya. Aktivitas menulis buku selain bisa dijadikan sebagai profesi utama, juga bisa dijadikan sebagai profesi sampingan seperti saya. Jika Anda akan menjadikan aktivitas menulis buku sebagai profesi utama, maka Anda harus serius dan totalitas dalam menekuninya. Anda harus menjadi seorang penulis buku yang kreatif, produktif dan profesional. Bagaimana, apakah Anda tertarik menjadi penulis buku? []

 

Gumpang Baru, 04 Februari 2023

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here