KOMPOSISI AL-QUR’AN

0
1995

KOMPOSISI AL-QURAN
Muhammad Chirzin
Ayat-ayat Al-Quran bagaikan intan: setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dari apa yang terpancar dari sudut-sudut yang lain. Dan tidak mustahil, jika Anda mempersilakan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat lebih banyak ketimbang apa yang Anda lihat. Demikian, tulis Abdullah Darraz.
Komposisi semakna dengan aransemen, struktur, bangun, bentuk, formasi, konfigurasi, konstruksi. Al-Quran terdiri atas enam ribu sekian ayat, 114 surat, dan terbagi dalam 30 juz. Setiap juz dalam mushaf terdiri atas sepuluh lembar bolak-balik atau 20 halaman. Mushaf Al-Quran rerata terdiri atas 600 halaman. Jika muslim membaca Al-Quran satu juz sehari, maka sebulan ia mengkhatamkan bacaannya.
Ada beberapa surat yang panjang, dan ada yang pendek, tetapi semuanya terjalin serasi. Setiap rangkaian kata dalam surat disebut ayat yang juga mengandung arti tanda. Setiap ayat yang diwahyukan adalah tanda kebijaksanaan dan kebaikan Allah swt, persis seperti ciptaan Allah swt yang begitu indah dalam penciptaan dunia materi, atau dalam kebijaksanaan-Nya pada sejarah merupakan tanda-tanda kepada kita jika kita mau mengerti. Ayat merupakan kesatuan utuh dalam Al-Quran.
Dari keseluruhan surat dalam Al-Quran, sebagian turun pada periode Nabi Muhammad saw di Mekah, dan sebagian lainnya turun pada periode Nabi Muhammad saw di Madinah. Urutan surat-surat dalam Al-Quran ditetapkan atas petunjuk Nabi Muhammad saw, bukan inisiatif para penulis ayat-ayat Al-Quran, dan bukan pula berdasarkan urutan turunnya.
Surat pembuka Al-Quran bernama Al-Fatihah (Pembukaan) dan penutupnya An-Nas (Manusia). Suratnya yang terpanjang ialah Al-Baqarah/2 (Sapi), dan yang terpendek Al-Kautsar/108 (Anugerah yang berlimpah). Al-Quran memang petunjuk untuk seluruh manusia, sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad saw hingga akhir masa.
Abul Ala al-Maududi menulis dalam pengantar kitab Tafhim Al-Quran, bahwa pada hakikatnya Al-Fatihah adalah permohonan, dan surat-surat berikutnya adalah ijabah Allah swt atas permohonan itu. Allah swt mengkategorikan ayat-ayat Al-Quran, sebagian muhkamat, dan lainnya mutasyabihat. Demikian tertera dalam surat Ali Imran/3:7,
Dialah yang telah menurunkan kepadamu Kitab Al-Quran, di antaranya ada ayat-ayat muhkamaat, itulah isi Kitab yang inti; yang lain mutasyaabihat. Orang yang hatinya condong pada kesesatan, mengikuti yang mutasyaabihat karena ingin menimbulkan perselisihan dan ingin mencari-cari sendiri takwilnya, dan tiada yang mengetahui takwilnya selain Allah. Dan orang yang ilmunya sudah mendalam berkata, “Kami beriman kepada Kitab ini seluruhnya dari sisi Tuhan kita”. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali orang yang arif. (QS Ali Imran/3:7).
Ayat muhkamat ialah ayat yang relatif mudah dipahami oleh pembacanya, sedangkan ayat mutasyabihat adalah sebaliknya. Menurut Abdullah Yusuf Ali muhkamat mengandung pengertian ayat-ayat yang sudah pasti maknanya. Adapun mutasyabihat adalah ayat-ayat yang bersifat tamsil. Bila mengacu pada QS 11:1, dan 39:23 berikut, kita akan melihat bahwa dalam beberapa hal secara keseluruhan Al-Quran mempunyai “makna yang sudah pasti” dan juga makna kiasan.
Alif lam ra`. Inilah sebuah kitab yang ayat-ayatnya tersusun dengan rapi, kuat dan terpadu, selanjutnya saling menerangkan dengan terinci,- yang datang dari Allah Yang Maha Bijaksana, Maha Tahu. (QS Hud/11:1)
Allah telah mewahyukan dari waktu ke waktu ajaran yang terindah berupa Kitab Al-Quran yang terjalin satu sama lain, namun mengulang-ulang ajarannya dalam berbagai segi. Kulit orang yang takut kepada Tuhannya bergetar, kemudian kulit dan hatinya jadi lunak mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah; Ia dengan itu memberi petunjuk kepada siapa yang Ia kehendaki, tetapi siapa yang oleh Allah dibiarkan sesat, tak ada yang akan memberi petunjuk. (QS Az-Zumar/39:23)
Surat Al-Fatihah menyimpulkan intisari Al-Quran. Terdiri atas tujuh ayat yang selalu diulang-ulang dalam shalat. Allah swt mengenalkan diri-Nya sebagai Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, Pemelihara alam semesta dan segala isinya. Bahwa akan tiba hari pembalasan, akhir kehidupan di alam semesta. Dialah Yang menguasai dan merajai hari pembalasan itu.
Supaya sentosa dan bahagia di dunia hingga hari kemudian, manusia niscaya beribadah kepada Allah swt semata, dan kepada-Nya saja memohon pertolongan, serta memohon petunjuk jalan hidup, sebagaimana yang telah ditempuh para pendahulu, karenanya mereka mendapat limpahan nikmat tak terperi. Jadi, bukan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang menyebabkan murka, dan bukan pula jalan orang-orang yang menjadikan mereka tersesat.
Agar selamat di dunia hingga akkhirat, manusia niscaya memohon perlindungan kepada Allah swt Pelindung manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari jahatnya godaan yang meresahkan, yang menyesak-nyesak di dada, dari kalangan jin dan manusia (QS 114:1-6).
Surat kedua Al-Quran, Al-Baqarah, terdiri atas 286 ayat, meliputi dua setengah juz dari keseluruhan Al-Quran, yakni 49 halaman. Surat ini menyimpulkan seluruh ajaran Al-Quran. Dimulai dengan ajaran yang bersifat rohani terhadap tiga macam manusia, yakni mukmin, kafir, dan munafik, serta penjelasan bagaimana mereka menerima perintah Allah swt. (2:1-29).
Ayat 30-39 mengantarkan pada kisah penciptaan manusia, tujuan luhur yang disediakan baginya, dan kejatuhannya, serta harapan yang diberikan kepadanya. Kisah Bani Israil diceritakan menurut tradisi mereka, keistimewaan yang mereka peroleh, dan bagaimana mereka menyalahgunakannya, serta kisah manusia sebagai tamsil. (2:40-86).
Nabi Musa dan Nabi Isa berjuang menghadapi masyarakat yang begitu keras kepala. Masyarakat Ahli Kitab mengkhianati bimbingan hidup mereka sendiri. Karena terbawa oleh rasa congkak, mereka menolak Nabi Muhammad saw yang datang membawa kebenaran yang sejalan dengan risalah sebelumnya (2:87-121).
Masyarakat Ahli Kitab menuntut hak sifat keluhuran Bapak Nabi Ibrahim secara tidak benar. Dia seorang imam yang sungguh arif, dan dia juga leluhur dari garis Ismail (orang Arab) dan orang Israil. Bersama Ismail dia membangun Kabah di Mekah, dan menjadikannya tempat suci. Nabi Ibrahim telah membangun satu agama bersama. Dari sanalah Islam lahir sebagai wakil yang universal (2:122-141). Kabah merupakan pusat peribadatan yang universal dan lambang persatuan Islam (2:142-167).
Persaudaraan Islam dibangun dengan pusat dan simbolnya yang sudah jelas, serta peraturan-peraturan yang mendasari kehidupan sosial umat. Bahwa kebaktian itu bukanlah dalam formalitas, tetapi dalam keimanan, perbuatan baik, mengerjakan shalat, menunaikan zakat, jujur, dan tabah menghadapi segala kesulitan (2:177). Peraturan-peraturan itu meliputi juga soal-soal makanan dan minuman, minuman keras dan perjudian, harta waris, puasa, jihad, perlakuan terhadap anak-anak yatim, kaum perempuan, dan seterusnya (2:168-242).
Jihad dalam kisah Thalut, Jalut, dan Daud diperkuat lagi, berbeda dari kisah Nabi Isa as (2:243-253). Kebaikan yang sebenarnya terletak pada perbuatan kemanusiaan yang nyata, murah hati, keimanan yang kuat (2:254-283) serta sifat Allah swt yang perlu diingat dalam Ayat Kursi, yakni ayat tahta yang agung (2:255).
Surat ini ditutup dengan suatu penekanan pada iman, ketaatan, arti tanggung jawab pribadi, dan doa (284-286). Inilah surat yang terpanjang dalam Al-Quran, dan ayat yang terpanjang juga terdapat dalam surat ini yang tertera dalam satu halaman mushaf yang terdiri atas 15 baris tentang transaksi nontunai (2:282).
Al-Fatihah adalah intisari Al-Quran, dan Al-Baqarah adalah rangkuman kandungannya. Surat-surat berikutnya menguraikan apa yang terkandung dalam kedua surat tersebut dengan pesan-pesan yang berbeda dan sedikit atau banyak tergambar pada nama-namanya sebagai berikut.
1. Al-Fatihah (Pembukaan), Makiyah, 7 ayat, juz 1.
2. Al-Baqarah (Sapi), Madaniyah, 286 ayat juz 1-3.
3. Ali Imran (Keluarga Imran), Madaniyah, 200 ayat, juz 3-4.
4. An-Nisa` (Perempuan), Madaniyah, 176 ayat, juz 4-6.
5. Al-Maidah (Hidangan), Madaniyah, 120 ayat, juz 6-7.
6. Al-Anam (Binatang Ternak), Makiyah, 165 ayat, juz 7-8.
7. Al-Araf (Tempat yang Tinggi), Makiyah, 206 ayat, juz 8-9.
8. Al-Anfal (Rampasan Perang), Madaniyah, 75 ayat, juz 9-10.
9. At-Taubah (Tobat), Madaniyah, 129 ayat, juz 10-11.
10. Yunus (Nabi Yunus), Makiyah, 109 ayat, juz 11.
11. Hud (Nabi Hud), Makiyah, 123 ayat, juz 11-12.
12.Yusuf (Nabi Yusuf), Makiyah, 111 ayat, juz 12-13.
13. Ar-Radu (Guntur), Madaniyah, 43 ayat, juz 13.
14. Ibrahim (Nabi Ibrahim), Makiyah, 52 ayat, juz 13.
15. Al-Hijr (Daerah Berbatu), Makiyah, 99 ayat, juz 14.
16. An-Nahl (Lebah), Makiyah, 128 ayat, juz 14.
17. Al-Isra` (Perjalanan Nabi Malam Hari), Makiyah, 111 ayat, juz 15.
18. Al-Kahfi (Gua), Makiyah, 110 ayat, juz 15-16.
19. Maryam (Maryam), Makiyah, 98 ayat, juz 16.
20. Thaha (Thaha), Makiyah, 135 ayat, juz 16.
21. Al-Anbiya` (Para Nabi), Makiyah, 112 ayat, juz 17.
22. Al-Hajj (Haji), Madaniyah, 78 ayat, juz 17.
23. Al-Mu`minun (Orang-orang Mukmin), Makiyah, 118 ayat, juz 18.
24. An-Nur (Cahaya), Madaniyah, 64 ayat, juz 18.
25. Al-Furqan (Pembeda), Makiyah, 77 ayat, juz 18-19.
26. Asy-Syuara` (Para Penyair), Makiyah, 227 ayat, juz 19.
27. An-Naml (Semut), Makiyah, 93 ayat, juz 19-20.
28. Al-Qashash (Kisah-kisah), Makiyah, 88 ayat, juz 20.
29. Al-Ankabut (Laba-laba), Makiyah, 69 ayat, juz 20-21.
30. Ar-Rum (Kerajaan Romawi), Makiyah, 60 ayat, juz 21.
31. Luqman (Luqman), Makiyah, 34 ayat, juz 21.
32. As-Sajdah (Sujud), Makiyah, 30 ayat, juz 21.
33. Al-Ahzab (Sekutu), Madaniyah, 73 ayat, juz 21-22.
34. Saba` (Negeri Saba`), Makiyah, 54 ayat, juz 22.
35. Fathir (Pencipta), Makiyah, 45 ayat, juz 22.
36. Yasin (Yasin), Makiyah, 83 ayat, juz 22-23.
37. Shaffat (Yang Berbaris), Makiyah, 182 ayat, juz 23.
38. Shad (Shad), Makiyah, 88 ayat, juz 23.
39. Az-Zumar (Rombongan), Makiyah, 75 ayat, juz 23-24.
40. Ghafir (Pengampun)/Al-Mu`min (Orang Beriman), Makiyah, 85 ayat, juz 24.
41. Fushilat As-Sajdah (Yang Dirinci), Makiayh, 54 ayat, juz 24-25.
42. Asy-Syura (Musyawarah), Makiyah, 53 ayat, juz 25.
43.Az-Zukhruf (Perhiasan), Makiyah 89 ayat, juz 25.
44. Ad-Dukhan (Asap), Makiyah, 59 ayat, juz 25.
45. Al-Jatsiyah (Berlutut), Makiyah, 37 ayat, juz 25-26.
46. Al-Ahqaf (Bukit-bukit Pasir), Makiyah 35 ayat, juz 26.
47. Muhammad (Nabi Muhammad saw), Madaniyah, 38 ayat, juz 26.
48. Al-Fath A(Kemenangan), Madaniyah, 29 ayat, juz 26.
49. Al-Hujurat (Kamar-kamar), Madaniyah, 18 ayat, juz 26.
50. Qaf (Qaf), Makiyah, 45 ayat, juz 26.
51. Adz-Dzariyat (Angin Bertebaran), Makiyah 60 ayat, juz 26-27.
52. Ath-Thur (Gunung), Makiyah, 49 ayat, juz 27.
53. An-Najm (Bintang), Makiyah, 62 ayat, juz 27.
54. Al-Qamar (Bulan), Makiyah, 55 ayat, juz 27.
55. Ar-Rahman (Maha Pemurah), Madaniyah, 78 ayat, juz 27.
56. Al-Waqiah (Peristiwa Besar), Makiyah 96 ayat, juz 27.
57. Al-Hadid (Besi), Madaniyah, 29 ayat, juz 27.
58. Al-Mujadilah (Perempuan Penggugat), Madaniyah, 22 ayat, juz 28.
59. Al-Hasyr (Penghimpunan), Madaniyah, 24 ayat, juz 28.
60. Al-Mumtahanah (Yang Diuji), Madaniyah, 13 ayat, juz 28.
61. Ash-Shaff (Barisan Perang), Madaniyah, 14 ayat, juz 28.
62. Al-Jumuah (Hari Jumat), Madaniyah, 11 ayat, juz 28.
63. Al-Munafiqun (Orang-orangMunafik), Madaniyah, 11 ayat, juz 28.
64. At-Taghabiun (Untung dan Rugi), Madaniyah, 18 ayat, juz 28.
65. Ath-Thalaq (Perceraian), Madaniyah, 12 ayat, juz 28.
66. At-Tahrim (Larangan), Madaniyah, 12 ayat, juz 28.
67. Al-Mulk (Kerajaan), Makiyah, 30 ayat, juz 29.
68. Al-Qalam (Pena), Makiyah, 52 ayat, juz 29.
69. Al-Haqqah (Haikikat yang sudah pasti), Makiyah, 52 ayat, juz 29.
70. Al-Maarij (Jalan Mendaki), Makiyah, 44 ayat, juz 29.
71. Nuh (Nabi Nuh), Makiyah, 28 ayat, juz 29.
72. Al-Jinn (Jin), Makiyah, 28 ayat, juz 29.
73. Al-Muzamil (Yang Berselimut), Makiyah, 20 ayat, juz 29.
74. (al-Mudatsir (Yang Berkemul), Makiyah, 56 ayat, juz 29.
75. Al-Qiyamah (Kebangkitan), Makiyah, 40 ayat, juz 29.
76. Al-Insan (Manusia), Makiyah, 31 ayat, juz 29.
77. Al-Mursalat (Yang Dikirim), Makiyah, 50 ayat, juz 29.
78. An-Naba` (Berita Besar), Makiyah, 40 ayat, juz 30.
79. An-Naziat (Mereka yang Mencabut), Makiyah, 46 ayat, juz 30.
80. Abasa (Bermuka Masam), Makiyah, 42 ayat, juz 30.
81. At-Takwir (Menggulung), Makiyah, 29 ayat, juz 30.
82. Al-Infithar (Terbelah), Makiyah, 19 ayat, juz 30.
83. Al-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang), Makiyah, 36 ayat, juz 30.
84. Al-Insyiqaq (Terbelah), Makiyah, 25 ayat, juz 30.
85. Al-Buruj (Gugugsan Bintang), Makiyah, 22 ayat, juz 30.
86. Ath-Thariq (Bintang Malam), Makiyah, 17 ayat, juz 30.
87. Al-Ala (Yang Mahatinggi), Makiyah, 19 ayat, juz 30.
88. Al-Ghasyiyah (Peristiwa Besar), Makiyah, 26 ayat, juz 30.
89. Al-Fajr (Fajar), Makiyah, 30 ayat, juz 30.
90. Al-Balad (Negeri), Makiyah, 20 ayat, juz 30.
91. Asy-Syams (Matahari), Makiyah, 15 ayat, juz 30.
92. Al-Lail (Malam), Makiyah, 21 ayat, juz 30.
93. Adh-Dhuha (Dhuha), Makiyah, 11 ayat, juz 30.
94. Asy-Syarh (Kelapangan), Makiyah, 8 ayat, juz 30.
95. At-Tin (Tin), Makiyah, 8 ayat, juz 30.
96. Al-Alaq (Gumpalan Darah), Makiyah, 19 ayat, juz 30.
97. Al-Qadr (Agung), Makiyah, 5 ayat, juz 30.
98. Al-Bayyinah (Bukti Nyata), Madaniyah, 8 ayat, juz 30.
99. Az-Zalzalah (Gempa), Madaniyah, 8 ayat, juz 30.
100. Al-Adiyat (Yang Melaju), Makiyah, 11 ayat, juz 30.
101. Al-Qariah (Malapetaka Besar), Makiyah, 11 ayat, juz 30.
102. At-Takatsur (Menimbun Kekayaan), Makiyah, 8 ayat, juz 30.
103. Al-Ashr (Waktu Sepanjang Sejarah), Makiyah, 3 ayat, juz 30.
104. Al-Humazah (Tukang Gunjing ), 9 ayat, juz 30.
105. Al-Fil (Gajah), Makiyah, 5 ayat, juz 30.
106. Quraisy (Suku Kuraisy), Makiyah, 4 ayat, juz 30.
107. Al-Maun (Pemberian Bantuan), Makiyah, 7 ayat, juz 30.
108. Al-Kautsar (Berlimpah), Makiyah, 3 ayat, juz 30.
109. Al-Kafirun (Orang-orang Kafir), Makiyah, 6 ayat, juz 30.
110. An-Nashr (Pertolongan), Madaniyah, 3 ayat, juz 30.
111. Al-Lahab (Abu Lahab), Makiyah, 5 ayat, juz 30.
112. Al-Ikhlash (Tauhid), Makiyah, 4 ayat, juz 30.
113. Al-Falaq (Fajar), Makiyah, 5 ayat, juz 30.
114. An-Nas (Manusia), Makiyah, 6 ayat, juz 30.

Struktur Al-Quran dapat diperhatikan pada perbandingan jumlah surat setiap juznya. Limabelas juz pertama terdiri atas 18 dari 114 surat, sedangkan 15 juz kedua memuat semua surat berikutnya. Istimewanya, juz terakhir, 30, terdiri atas surat-surat pendek, meliputi 36 surat yang mudah dibaca dalam shalat, baik sebagai imam maupun sebagai makmum, ataupun ketika muslim shalat sendirian.
Al-Quran adalah pengantin wanita yang menyembunyikan wajahnya. Bila engkau membuka cadarnya dan tidak mendapatkan kebahagiaan, itu karena caramu membuka cadar telah menipu dirimu sendiri. Apabila engkau mencari kebaikan darinya, ia akan menunjukkan wajahnya, tanpa perlu kaubuka cadarnya. (Jalaluddin Rumi).
Al-Quran adalah jaring untuk menangkap jiwa manusia. Seperti ikan, manusia berenang dari satu tempat ke tempat lain, dan Tuhan memasang jaring ke dalam mana manusia terjerat, demi kebahagiaannya sendiri.” (Fritjof Schuon).
Al-Quran memberikan kemungkinan arti yang tak terbatas. Ayat-ayatnya selalu terbuka untuk interpretasi baru; tidak pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal (Mohammed Arkoun).
Tidak ada seorang pun dalam Islam yang mengklaim dirinya sebagai otoritas atas, dan menjadi penjaga terhadap pemahaman yang tepat mengenai Al-Quran. Seluruh umat Islam bertanggung jawab terhadap pengabadian, pengembangan pemahaman yang tepat dan implementasi ideal-ideal Al-Quran (Muhammad Ata al-Sid).
Setiap orang berhak memahami Al-Quran dan mengungkapkan buah pemahamannya dilandasi keikhlasan, kesungguhan, dan kerendahan hati. Rengkuhlah Al-Quran, niscaya Pemilik Al-Quran merengkuhmu. Cintailah Al-Quran, niscaya Allah swt mencintaimu.
Jika Anda ingin berbicara dengan Allah, berdoalah, dan jika Anda ingin Allah berbicara dengan Anda, bacalah Al-Quran. Penyebab kesalahan penafsiran Al-Quran: (1) subjektivitas mufasir; (2) kesalahan metode penafsiran; (3) kedangkalan ilmu alat bahasa Arab; (4) kedangkalan pengetahuan tentang pembicaraan ayat; (5) tidak memperhatikan konteks asbabun-nuzul; (6) tidak memperhatikan siapa pembicara dan kepada siapa pembicaraan itu. (M. Quraish Shihab).
Tak seorang pun tahu rahasia
Hingga seorang mukmin
Ia tampak sebagai pembaca
Namun Kitab itu ialah dirinya sendiri.
(Mohammad Iqbal)

*Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, penulis trilogi Kamus Pintar Al-Quran, Kearifan Al-Quran, Nur Ala Nur: Sepuluh Tema Besar Al-Quran (Jakarta: Gramedia, cetak ulang 2019), dan 60-an buku lainnya.

 

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here