Konflik Membuka Perdamaian

0
992

Oleh Agus Hariono

Hidup dan kehidupan manusia tidak akan terlihat indah, bila berjalan datar dan monoton. Kehidupan akan berwarna-warni manakala terjadi dinamika dalamnya. Dinamika kehidupan berarti apa saja yang bisa mewarnai perjalanan hidup manusia. Dinamika kehidupan yang bisa mewarnai perjalanan hidup manusia salah satunya adalah konflik.

Hampir tidak ada orang yang ada di muka bumi ini tidak mengalami konflik. Konflik paling sederhana yang dialami oleh manusia adalah konflik batin. Meski sebernarnya konflik batin tidak bisa dianggap sebagai konflik sederhana. Namun, dalam konteks ini, bahwa konflik yang besar adalah konflik yang melibatkan banyak orang. Sedangkan batin adalah konflik yang terjadi hanya pada diri seorang, sehingga disebut paling sederhana.

Sebagai sebuah dinamika dalam kehidupan, konflik senantiasa menghampiri siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Konflik tidak mengenal siapa orangnya, di mana tempatnya dan kapan waktunya. Sehingga sangat mungkin muncul dan terjadi di mana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Sebagai sebuah dinamika yang mewarnai kehidupan manusia, tentu konflik memiliki risiko-risiko yang harus ditanggung oleh pelakunya.

Seperti pada umumnya, risiko sebuah konflik adalah baik dan buruk. Artinya bila konflik bisa diselesaikan sesuai cara dan porsinya. Maka, konflik tersebut akan berujung reda. Namun, bila sebaliknya, konflik bisa menjadi perusak hubungan manusia satu dengan yang lain. Dan tentu semua mengharapkan konflik yang terjadi akan cepat selesai, dan berujung pada perdamaian.

Bahwa konflik tidak mengenal siapa, kapan dan di mana memang benar. Karena konflik memang bisa terjadi kepada siapa, kapan dan di mana. Misalnya, konflik batin, konflik rumah tangga, konflik antar tetangga, konflik antar pekerja, konflik antar perusahaan/lembaga, konflik antar pemerintahan, konflik antar negara dan seterusnya. Dan masing-masing konflik itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.

Konflik merupakan kewajaran yang mesti terjadi dalam kehidupan manusia. Sehingga konflik tidak untuk dijauhi, tapi untuk diselesaikan. Konflik, bisa muncul karena banyak faktor yang menyebabkannya. Utamanya adalah karena adanya perbedaan. Sedang perbedaan dalam kehidupan manusia merupakan sunnatullah dan menjadi keniscayaan. Oleh karen itu, konflik yang terjadi pada diri manusia juga tidak bisa dielakkan. Sehingga tidak ada satu pun manusia yang mampu menyamakan manusia satu dengan yang lain serta menghindarkannya dari konflik.

Konflik wajar terjadi, karena memang ada perbedaan. Sebagai Allah SWT berfirman yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”

Dalam ayat di atas Allah benar-benar menegaskan bahwa perbedaan memang sengaja Allah ciptakan untuk manusia, dengan tujuan agar manusia berinteraksi satu sama lain karena ada perbedaan. Manusia akan berinteraksi karena di antara mereka ada perbedaan. Sehingga masing-masing manusia memiliki rasa ingin tahu. Kemudian dalam proses mencari tahu inilah terjadi interaksi. Nah, dalam interaksi inilah konflik itu muncul.

Kemunculan konflik ini sering terjadi disebabkan karena faktor alamiah, yaitu karena dalam proses interaksi tersebut masing-masing manusia memiliki perbedaan. Namun, apabila interaksi sesama manusia itu dilakukan secara baik dan benar maka, konflik itu pun juga akan dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah.

Namun, yang sering justru manusia itu terjebak pada perbedaannya, apalagi bila masing-masing tidak memiliki kerendahan hati, maka konflik itu akan terus berlanjut, bahkan hingga tidak berujung. Sehingga di sini dibutuhkan sikap rendah hari dari masing-masing manusia yang berkonflik. Selesai dan tidaknya konflik ada pada cara menyikapi konflik tersebut. Sebagaimana kata William James, bahwa “setiap kali Anda menemui konflik dengan orang lain, ada satu faktor yang dapat membuat perbedaan, faktor tersebut dapat merusak hubungan Anda atau malah memperdalam hubungan anda. Faktor itu adalah sikap.”

Dari apa yang dikatakan oleh William James memang benar. Bahwa yang menentukan hasil dari konflik, menghasilkan akhir yang baik atau justru yang buruk itu tergantung pada sikap dan cara menyikapi konflik tersebut. Tentu hati nurani manusia akan berharap pada hasil yang baik. Namun, bagi manusia yang hatinya tertutup, bukan tidak mungkin mereka, justru menginginkan akhir yang buruk. Na’udzubillah!

Tidak ada manusia yang dapat menghindar dari konflik. Namun juga tidak baik bila terus memelihara konflik. Konflik terjadi seharusnya bermuara pada perdamaian. Perdamaian tidak akan ada tanpa adanya konflik. Konflik dibutuhkan oleh manusia untuk membuka jalan perdamaian. Untuk merasakan nikmatnya perdamaian, memang manusia harus melewati serangkaian konflik yang mendera. Karena dengan konflik akan terbuka jalan perdamaian.

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here