Malangnya Generasi Baby Boomers Saat Covid-19

0
2105

Oleh: M Arfan Mu’ammar

Memang korbannya masih sangat jauh dibanding perang dunia kedua, yang mencapai 50-70 juta jiwa.

Tapi korban covid-19 terus meningkat. Day to day. Tidak bisa diremehkan.

Hingga tulisan ini dibuat, terdata sekitar 183.336 (seratus delapan puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh enam) korban meninggal di dunia. Tersebar di 213 negara yang terpapar covid-19. Angka ini masih terus bergerak cepat. Sangat cepat.

Jika terus saja naik, bahkan hingga 500.000 sampai 750.000 jiwa, atau bisa saja menyentuh angka 1 juta jiwa. Maka yang akan terjadi adalah depopulasi. Angka kematian lebih tinggi dari angka kelahiran. Belum lagi kematian yang disebabkan bukan karena covid-19 seperti penyakit DBD yang juga ternyata sangat besar. Atau kematian lain yang disebabkan kecelakaan dan sebagainya.

Setelah menurunnya tingkat populasi dunia, apa yang akan dilakukan manusia? Haruskah ada balasan dengan ledakan kelahiran secara masal? Sama dengan peristiwa baby boomers pasca perang dunia kedua?

Sampai-sampai ada meme yang berseliweran di media sosial “Lawan corona dengan gerakan mempositifkan istri selama di rumah saja, stop depopulasi”. Hehe

Perang dunia kedua melibatkan lebih dari 100 negara. Dimulai pada tahun 1934 hingga tahun 1945, yang memakan korban lebih dari 50 juta jiwa. Dengan banyaknya korban jiwa itu, lalu terjadilah ledakan kelahiran (baby boomers) pada rentang tahun 1946 hingga 1964. Sebagai upaya mengembalikan populasi masyarakat dunia yang mengalami penurunan.

Oleh sebab itu, orang-orang yang lahir kisaran tahun 1946-1964 dikategorikan oleh William Strauss dalam bukunya “generation” sebagai generasi baby boomers.

Tapi, di masa saat ini, justru korban meninggal covid-19 kebanyakan dari generasi baby boomers, karena memang saat ini (tahun 2020) kelahiran 1946-1964 sudah masuk kategori lansia. Dan orang-orang lansia, apalagi yang berpenyakit, sangat rentan terkena covid-19.

Di antara penyebab banyaknya jumlah kematian di Italia, karena faktor demografis. Prof Walter Ricciardi, juru bicara Menteri Kesehatan Italia, mengatakan bahwa tingginya angka kematian di Italia disebabkan karena Italia memiliki populasi manula terbanyak kedua di dunia. 

“Usia pasien yang meninggal di rumah sakit mayoritas adalah manula, dengan rata-rata usia 67 tahun,” tutur Ricciardi.

Ungkapan tersebut juga diperkuat oleh sebuah studi yang dilakukan oleh JAMA Network akhir-akhir ini, JAMA menyebutkan bahwa hampir 40 persen infeksi dan 87 persen kematian di Italia terjadi pada pasien dengan usia lebih dari 70 tahun.

Kalau dilihat dari segi kelahiran, usia 67-70 tahun lahir pada kisaran tahun 1950-1953. Rentang kelahiran tersebut masuk kategori generasi baby boomers (1946-1964).

Mereka lahir ke dunia di saat terjadi ledakan kelahiran, dan saat ini mereka meninggalkan dunia di saat terjadi ledakan kematian. Ah sungguh malang nian nasibmu generasi baby boomers.

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here