Masalah dan Solusi

0
622

Oleh Agus Hariono

Setiap manusia pasti pernah mendapat, terkena, mengalami, terlibat, dianggap mencari atau bahkan mencari, menjadi, biang, masalah. Entah kebagian yang mana, yang jelas setiap pernah terkait dengan masalah. Masalah menjadi hak dan kewajiban bagi setiap orang. Oleh karenanya, tidak ada yang bisa menghindar dari masalah.

Masalah—kata akademisi—terjadinya gap antara das sein dan das sollen. Perbedaan antara kenyataan dan realita. Bahasa yang populer sekarang, ekspektasi dan kenyataan. Perbedaan antara harapan dan kenyataan. Masih banyak lagi makna masalah. Pastinya kita sudah menangkap makna dari masalah tersebut.

Pada umumnya setiap kita tidak mau menerima masalah. Tapi, juga tidak berdaya menolak masalah. Masalah akan senantiasa menghampiri setiap orang yang layak menerima masalah. Sehingga sudah bisa dipastikan masalah tersebut akan ada jalan keluarnya. Sesuai dengan janji Allah, bahwa Dia tidak akan memberikan ujian kepada manusia di luar kemampuannya. Jadi, setiap masalah—khususnya yang dialami oleh masing-masing individu—pasti akan ada jalan keluarnya. Namun, dengan catatan tidak lari dari masalah.

Adanya masalah, tentu untuk diselesaikan atau dicarikan solusi. Agar permasalahan selesai solusi yang diberikan juga harus tepat. Karena jika tidak, justru akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar. Oleh karena itu, setiap orang diharapkan bisa menyelesaikan masalah masing-masing dengan bijak.

Masalah yang dialami tiap orang berbeda, baik kadar dan jenisnya. Namun, pada umumnya sama yaitu masalah yang harus diselesaikan. Tiap-tiap masalah memiliki keunikan tersendiri. Mungkin, misalnya, orang lain tidak sampai berfikir bahwa kita akan menerima masalah tersebut, nyatanya masalah tersebut menimpa kita. Tidak kalah uniknya adalah cara kita dalam menyelesaikan masalah.

Bagi orang lain, masalah yang kita terima mungkin saja kecil, tapi bagi kita, besar, atau mungkin sebaliknya. Bagi orang lain masalah yang kita hadapi itu mudah, sedang bagi kita, besar, mungkin juga sebaliknya. Bagi orang lain, mungkin masalah yang menimpa kita itu ringan, sedang bagi kita, berat, mungkin juga sebaliknya. Inilah keunikan-keunikan dalam menyikapi dan mengatasi masalah.

Besar-kecil, mudah-sulit, ringat-beratnya masalah ada pada kita dalam menyikapinya. Kebanyakan kita menyikapi suatu masalah dengan cara larut ke dalam masalah tersebut. Sehingga yang terjadi mereka akan turut dalam masalah tersebut dan sulit keluar. Ketika kita larut, kita tidak bisa melihat, memandang dan menilai masalah tersebut secara jelas dan jernih. Yang terjadi, kita sulit menemukan pokok masalah. Boro-boro menemukan solusinya. Akar masalahnya saja kita tidak bisa melihat secara jelas.

Era sekarang ini nampaknya dalam menyelesaikan suatu masalah tidak cukup dengan satu pendekatan. Misalnya, kasus anak yang kecanduan gadged. Untuk menilai dan mencari solusi, mengapa dan bagaimana, maka harus dilakukan dengan berbagai pendekatan.

Misalnya, aspek sosial, teman sekolah dan tetangganya semua menggunakan gadged, maka mungkin saja dia akhirnya ikut-ikutan dan akhirnya kecanduan gadged. Aspek psikologis, mungkin di rumah kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tua, sehingga gadged adalah media untuk melampiaskan, maka memungkinkan jika anak jadi kecanduan gadged. Aspek ekonomi, orang tua mampu untuk membelikan gadged sehingga anak bisa main gadged dan memungkinkan untuk kecanduan gadged. Aspek budaya, zaman sekarang gadged sudah menjadi kebutuhan setiap orang, termasuk anak, sehingga memungkinkan anak kecanduan gadged. Mungkin masih banyak lagi pendekatan yang bisa kita gunakan untuk melihat masalah tersebut. Dari sekian pendekatan tersebut kemudian kita bisa menganalisis untuk mencari solusinya.

Masalah tersebut tidak bisa hanya sekadar dilihat hanya dari satu aspek, karena risikonya jika hanya pada satu aspek, ketika satu solusi diberikan maka akan muncul masalah lagi dari celah yang lain. Maka, semakin banyak pendekatan yang kita gunakan, akan memperkecil celah kemungkinan masalah baru akan muncul. Mungkin sedikit melelahkan, karena harus menggali informasi yang banyak, akan tetapi jika serius dilakukan, kita akan dimudahkan dengan kecilnya kemungkinan munculnya masalah baru.

 

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here