MENJAGA SPIRIT MENULIS BERKELANJUTAN

0
1641

MENJAGA SPIRIT MENULIS BERKELANJUTAN

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

Pendahuluan

Menulis bukanlah aktivitas yang bisa dilakukan oleh setiap orang. Menulis adalah aktivitas yang sangat dekat dengan membaca. Tetapi tidak semua orang yang suka membaca pasti juga suka menulis. Sebaliknya seseorang yang suka menulis dapat dipastikan juga pasti suka membaca.

Writing is not nature but nurture. Menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan melainkan kemampuan yang bisa dipelajari dan diajarkan. Kemampuan menuliskan bukanlah bakat bawaan sejak lahir tetapi sesuatu yang dapat dilatihkan. Oleh karena itu, banyak penulis professional yang justru awalnya tidak bisa menulis. Tetapi karena kerja kerasnya untuk terus berlatih menulis dan didukung ketekunannya akhirnya mereka dapat menjadi seorang penulis yang berkualitas.

Untuk mentradisikan kebiasaan menulis, selain ditentukan oleh komitmen, kedisiplinan, dan konsistensi dalam berlatih menulis, juga diperlukan dukungan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, bagi para penulis pemula atau orang yang baru ingin belajar menjadi penulis sebaiknya bergabung di komunitas-komunitas penulis untuk menjaga spirit menulisnya. Dengan berada di dalam grup-grup komunitas penulis, maka setiap saat akan dapat termotivasi oleh  para penulis yang lebih berpengalaman. Selain itu juga dengan berada dalam grup komunitas penulis, seorang penulis pemula juga dapat belajar tentang gaya-gaya tulisan dari membaca tulisan-tulisan para penulis seniornya.

Pada artikel ini, penulis akan berbagi pengalaman bagaimana awal mula belajar menulis hingga akhirnya mampu menulis secara konsisten dan menghasilkan karya-karya tulis berupa buku yang jumlahnya mencapai puluhan buku.

Awal Menekuni Aktivitas Menulis

Dulu awalnya penulis belum mahir dalam menulis. Dan sekarang pun walaupun telah memiliki karya buku berjumlah puluhan judul, penulis tetap masih merasa belum mahir dalam menulis. Oleh karena itu penulis mencoba terus belajar dan berlatih menulis secara konsisten agar kemampuan menulis penulis semakin meningkat dan semakin baik.

Awal penulis mulai belajar menulis mungkin saat sekolah SMA dengan membiasakan menulis buku diary. Ya, penulis dulu suka menulis di buku diary. Terdengar agak aneh ya, anak laki-laki menulis buku diary? Tapi memang seperti itulah dulu yang penulis lakukan. Jadi penulis belajar menjadi seorang penulis buku dimulai dari menulis buku diary (Saputro, 2021).

Kebiasaan menulis buku diary saat sekolah menengah tersebut mungkin menjadi awal perjalanan penulis menekuni aktivitas menulis hingga saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Saat menjadi mahasiswa, penulis suka mengikuti seminar-seminar ilmiah yang banyak diselenggarakan di kampus dengan biaya sendiri. Di samping aktif dalam kegiatan ilmiah, penulis juga suka mengikuti lomba-lomba karya tulis ilmiah. Pengalaman pertama saat mengikuti lomba karya tulis mahasiswa (LKTM) di tingkat jurusan dan bisa mendapatkan juara pertama menjadi momentum penting bagi penulis. Sejak pengalaman pertama yang sangat berkesan tersebut, penulis akhirnya ketagihan mengikuti lomba-lomba karya tulis lainnya. Di akhir studi S1 menjelang lulus, penulis juga ikut mengirimkan makalah dalam seleksi PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) bidang Penulisan Ilmiah dan lolos seleksi untuk maju ke tingkat nasional dalam acara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Dalam seleksi di PIMNAS ini penulis belum beruntung memperoleh juara. Beberapa kali mengikuti lomba karya tulis ilmiah dan tidak memperoleh juara tidaklah membuat penulis berputus asa, tetapi justru membuat penulis semakin semangat untuk belajar menulis lagi dan mengikuti lomba-lomba yang lain.

Kesukaan mengikuti lomba karya tulis ilmiah ini terus berlanjut hingga penulis lulus dan bekerja sebagai guru di SMA. Saat menjadi guru di SMA, penulis pernah ikut mengirimkan makalah lomba karya tulis guru yang diselenggarakan oleh Kemendikbud RI tapi belum mendapat juara. Saat peringatan HUT sekolah, penulis juga pernah mengikuti lomba karya tulis guru dan mendapatka juara pertama. Pengalaman menjadi juara pertama pada lomba karya tulis guru yang diselenggarakan sekolah tersebut menjadi momentum penting bagi penulis sebagai guru yunior karena sejak peristiwa tersebut penulis mendapat pengakuan dari guru-guru senior sebagai guru yang kompeten di bidang penulisan ilmiah. Sejak itu penulis beberapa kali ditugaskan kepala sekolah untuk mengikuti seminar atau workshop tentang penulisan ilmiah dan buku ajar. Saat itu penulis sangat menikmati situasi yang menguntungkan tersebut karena di samping melaksanakan tugas dari kepala sekolah, penulis juga dapat memanfaatkan untuk kepentingan pribadi guna memperdalam kemampuan dalam menulis.

Mencoba Menulis Buku

Sebelum menjadi penulis buku, terlebih dahulu penulis mengawali menjadi penulis buku LKS (Lembar Kerja Siswa) (Saputro, 2020). Waktu itu penulis ditawari untuk menulis buku LKS dengan honor Rp. 500.000,00 perbuku. Mungkin besaran honor tersebut terbilang kecil saat ini, tetapi pada waktu itu uang segitu sama dengan honor dua bulan penulis menjadi guru honorer di SMA Swasta. Maka ketika mendapatkan tawaran tersebut, penulis langsung menerimanya dengan senang hati. Penulis kemudian menulis buku LKS tersebut dengan serius dan bertekad menghasilkan buku LKS yang terbaik. Ketika penulis menyerahkan fotokopi naskah buku LKS kepada koordinator, penulis melihat ternyata LKS yang dibuat penulis lain terkesan sekadarnya saja. Ada LKS yang banyak tempelan dari LKS lain, penulisnya hanya memberikan beberapa kalimat penggantar saja, setelah itu kalimat berikutnya berupa tempelan bekas LKS lain. Dalam hati penulis berpikir, kualitas LKS yang ala kadarnya seperti itu juga diterima dan diberikan honor yang sama dengan LKS penulis yang penulis kerjakan dengan serius. Penulis merasa rugi kalau hasil jerih payah dalam menulis LKS dihargai sama dengan LKS lain yang kurang berkualitas tersebut. Penulis berencana naskah LKS yang penulis hasilkan tersebut tidak boleh berhenti hanya menjadi LKS saja, tetapi harus dilanjutkan menjadi sebuah naskah buku.

Berangkat dari pengalaman tersebut, penulis berjanji akan memperbaiki naskah LKS yang penulis buat untuk suatu saat dibuat buku pelajaran. Dan ternyata kesempatan untuk melanjutkan mengubah naskah LKS menjadi buku pelajaran datang dari Kementerian Agama RI dengan menyelenggarakan lomba penulisan buku pelajaran MIPA untuk MA/SMA. Penulis pun semangat mengikuti lomba penulisan buku pelajaran tersebut dengan menggandeng teman kuliah S2 karena waktu mengerjakan penulisan buku pelajaran kimia tersebut penulis sedang menempuh pendidikan pascasarjana S2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Sewaktu masih menjadi guru honorer di SMA Batik Surakarta, salah satu SMA swasta yang terbilang favorit di kota Solo, penulis juga pernah diundang sebuah penerbit buku untuk menulis buku pelajaran kimia SMA. Tetapi karena kemampuan menulis yang masih minim dan juga belum berpengalaman menulis buku, akhirnya penulis gagal mewujudkan naskah buku pelajaran kimia tersebut.

Pengalaman Menjadi Juara Nasional Lomba Penulisan Buku

Ketika sedang menempuh pendidikan pascasarjana S2, penulis berkesempatan mengikuti lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI. Penulis bersama seorang teman kuliah di sela-sela kesibukan mengikuti perkuliahan berjuang keras berusaha menyelesaikan penulisan naskah buku pelajaran kimia untuk siswa MA/SMA yang unik dan berbeda karena untuk kepentingan lomba.

Setelah melalui tahap presentasi di depan dewan juri dan diberikan waktu untuk memperbaiki naskah buku yang dibuat, akhirnya penulis memperoleh kabar yang sangat menggembirakan. Alhamdulillah buku pelajaran kimia untuk siswa MA/SMA yang penulis susun mendapatkan juara pertama dan berhak atas hadiah uang hampir seratus juta rupiah. Uang dari hadiah memenangkan lomba penulisan buku pelajaran tersebut akhirnya penulis pergunakan untuk membeli sebuah rumah yang sekarang penulis tempati bersama keluarga.

Rasa syukur penulis semakin bertambah tatkala mendapatkan kabar bahwa buku-buku  pemenang lomba akan diterbitkan oleh Kementerian Agama RI untuk didistribusikan ke Madrasah Aliyah seluruh Indonesia. Dari penerbitan buku pemenang lomba tersebut, penulis mendapatkan uang royalty yang besarannya hampir sama dengan uang hadiah ketika menang lomba. Uang royalty buku tersebut kemudian penulis pergunakan untuk membayar SPP studi S2 dan untuk biaya renovasi rumah. Di tahun yang sama, dari buku pelajaran kimia lain yang penulis tulis bersama kolega dosen dimana hak cipta buku dibeli oleh Kemendikbud RI, penulis juga mendapatkan uang puluhan juta rupiah yang penulis pergunakan untuk membelikan sebuah motor baru untuk istri. Selama 3 tahun terakhir ini, dari aktivitas menulis buku penulis juga rutin mendapatkan tambahan rezeki puluhan juta rupiah dan bahkan ada yang hampir setara dengan gaji penulis selama setahun.

Demikian rezeki yang dikaruniakan Allah swt kepada penulis melalui sarana menulis buku. Penulis sangat bersyukur atas nikmat rezeki tersebut. Melalui aktivitas menulis buku, penulis mendapatkan tambahan alternatif penghasilan untuk mensejahterakan keluarga.

Menyebarkan Virus Menulis di Kalangan Mahasiswa

Sejak memenangkan juara pertama tingkat nasional pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI, penulis lebih bersemangat untuk menulis buku. Tahun 2010 penulis mengikuti seleksi program insentif penulisan buku ajar yang diselenggarakan oleh fakultas dan Alhamdulillah penulis lolos seleksi sehingga mendapatkan sejumlah uang dan dapat menyelesaikan sebuah naskah buku ajar untuk mata kuliah yang penulis ampu. Selanjutnya penulis juga pernah ikut sayembara penulisan buku pengayaan di Pusat Perbukuan Kemendikbud RI. Walaupun tidak mendapatkan juara, penulis tetap mendapatkan bansos berupa sejumlah uang untuk biaya perbaikan naskah buku. Buku hasil mengikuti sayembara tersebut akhirnya penulis terbitkan secara mandiri.

Beberapa waktu kemudian, penulis kemudian mulai mengajak mahasiswa berlatih menulis dengan membuat grup WhatsApp “Dosen & Mahasiswa Menulis”. Grup ini penulis buat untuk memfasilitasi mahasiswa berlatih menulis dengan memposting tulisannya di grup. Di grup ini penulis membuat aturan bahwa anggota hanya boleh memposting tulisannya sendiri, bukan memforward tulisan orang lain. Untuk memotivasi anggota grup, penulis rutin memposting tulisan-tulisan penulis di grup. Jika ada buku baru penulis yang baru terbit, penulis juga mempostingnya di grup agar anggota grup termotivasi untuk menulis buku juga. Setelah beberapa waktu berjalan, akhirnya ada satu dua anggota grup yang ikut memposting tulisannya. Penulis selaku founder grup selalu mengapresiasi tulisan anggota dan mendorong memotivasi agar terus semangat menulis.

Grup menulis “Dosen & Mahasiswa Menulis” telah menerbitkan satu buku antologi di tahun 2019 yang berjudul “Memoar Kampus Hijau : Catatan Pengalaman Kuliah yang Tidak Terlupakan” (Saputro et al., 2019). Selain karya buku antologi, juga sudah ada dua anggota grup yang berhasil menerbitkan buku solonya. Seorang anggota yang bernama Wisnu berhasil menerbitkan dua judul buku solo dan seorang anggota lagi bernama Marwan berhasil menerbitkan satu buku solo. Capaian prestasi yang diraih anggota grup ini menulis ini menurut penulis adalah prestasi yang luar biasa. Ternyata aktivitas penulis memposting tulisan di grup telah membangkitkan semangat kedua anggota tersebut untuk berani menulis dan menerbitkan buku-buku karya solo mereka. Penulis bersyukur sekali karena apa yang penulis lakukan dapat memberikan pengaruh positif bagi anggota grup. Walaupun baru dua anggota yang berhasil menerbitkan buku solonya, bagi penulis tidak menjadi masalah. Yang terpenting adalah apa yang penulis bangun dengan membuat grup WhatsApp “Dosen & Mahasiswa Menulis” telah berhasil menghasilkan karya-karya inspiratif berupa buku.

Menjaga Spirit Menulis Berkelanjutan

Spirit menulis itu harus terus dipupuk dan dipelihara agar terus tumbuh dan berkembang. Tanpa upaya memeliharanya, spirit menulis sewaktu-waktu bisa padam. Oleh karena itu, penulis berusaha tetap memelihara spirit menulis dengan bergabung dan berinteraksi dengan para penulis di komunitas menulis Sahabat Pena Kita (SPK). Sahabat Pena Kita berdiri pada 24 Maret 2018. Sahabat Pena Kita merupakan komunitas menulis yang sejak 23 Juli 2019 sudah berbadan hukum, dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: AHU-001097.AH.01.04.Tahun 2019, tentang pengesahan pendirian badan hukum Yayasan Sahabat Pena Kita. Sahabat Pena Kita yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan SPK memiliki aktifitas rutin di antaranya: menulis rutin bulanan, dengan tema yang sudah ditentukan oleh pengurus, anggota SPK yang tidak menulis bulanan selama 3 kali berturut-turut akan mendapatkan punishment yaitu dikeluarkan dari keanggotaan grup SPK. Dari tema bulanan itu, SPK mengumpulkan kemudian menerbitkannya menjadi sebuah antologi, yang dilaunching setiap 6 bulan sekali pada Kopdar (Kopi Darat) SPK (Sahabat Pena Kita, 2020).

Di komunitas menulis Sahabat Pena Kita (SPK) ini, penulis berusaha banyak belajar kepada para penulis yang lebih berpengalaman dan juga berusaha aktif menulis yang diposting di website Sahabat Pena Kita (https://sahabatpenakita.id). Sampai saat artikel ini ditulis, Alhamdulillah penulis telah memposting artikel tulisan di website Sahabat Pena Kita sebanyak 40 artikel (Sahabat Pena Kita, 2021). Dari keaktifan menulis artikel di website Sahabat Pena Kita tersebut, pada acara Kopdar 7 SPK penulis mendapatkan penghargaan SPK Award sebagai “Anggota Teraktif” peringkat pertama.

Selain aktif di komunitas menulis Sahabat Pena Kita, penulis juga aktif menjadi penulis buku-buku referensi bidang pendidikan di grup penerbit Yayasan Kita Menulis. Di grup penerbit Yayasan Kita Menulis ini, hampir setiap bulan penulis aktif menerbitkan buku-buku referensi pendidikan hasil kolaborasi dengan para penulis dan akademisi di Indonesia. Alhamdulillah dari keaktifan menulis buku di penerbit Yayasan Kita Menulis, sejak bergabung tahun 2020 hingga saat artikel ini ditulis, penulis telah ikut menulis dan menerbitkan buku referensi pendidikan sebanyak 15 judul buku.

Di samping itu, penulis juga aktif menjadi penulis buku referensi bidang pendidikan di penerbit Widina Bandung. Di penerbit Widina, penulis telah menerbitkan buku referensi pendidikan sebanyak 3 judul buku, dan saat ini sedang menunggu 2 judul buku lagi yang sedang proses terbit. Penulis juga ikut menulis di beberapa grup kepenulisan baik yang diselenggarakan komunitas penulis maupun penerbit lain, seperti penerbit Licensi Bondowoso, penerbit Pustaka Learning Center Malang, penerbit Diomedia Sukoharjo, penerbit Media Guru, dan penerbit Akademia Pustaka Tulungagung. Semua aktivitas penulis di beberapa komunitas menulis dan penerbit buku tersebut penulis lakukan dalam rangka menjaga dan memelihara spirit menulis agar tetap berkelanjutan dan juga bagian dari strategi membangun personal branding sebagai penulis serta usaha alternatif untuk menunjukkan eksistensi diri dan mengabadi. []

 

Gumpang Baru, 14 September 2021

 

Referensi

Sahabat Pena Kita. (2020, April 20). Profil Sahabat Pena Kita. Retrieved September 16, 2021, from SAHABAT PENA KITA website: https://sahabatpenakita.id/profil-sahabat-pena-kita/

Sahabat Pena Kita. (2021). Agung Nugroho Catur Saputro, Author at SAHABAT PENA KITA. Retrieved September 16, 2021, from SAHABAT PENA KITA website: https://sahabatpenakita.id/author/agungnug/

Saputro, A. N. C. (2020). Kisah Perjuanganku Menjadi Seorang Penulis: Berawal dari Penulis LKS Menjadi Penulis Buku. In Kita Menulis: Merdeka Menulis (pp. 5–9). Medan: Yayasan Kita Menulis.

Saputro, A. N. C. (2021). Berawal dari Diary, Akhirnya Menjadi Penulis Buku. In Bukan Birokrat Biasa #2 (pp. 77–90). Cimahi: Elfatih Media Insani.

Saputro, A. N. C., Nadiyya, K. A., Anggita R, B., Ahdila, A. I., Larasati, A., Suryana, D., … Saputri, D. A. (2019). Memoar Kampus Hijau: Catatan Pengalaman Kuliah yang Tidak Terlupakan. Kebumen: CV. Intishar Publishing.

 

 

Biodata Penulis

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 65 judul buku (baik buku solo maupun buku antologi), Peraih Juara 1 nasional lomba penulisan buku pelajaran kimia di Kementerian Agama RI (2007), Peraih SPK Award Kategori “Anggota Teraktif” peringkat 1 (2021), Penulis buku non fiksi tersertifikasi BNSP, Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 dan 3, dan trainer tersertifikasi Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia), ThinkBuzan iMindMap Leader (UK), ThinkBuzan Facilitator in Applied Innovation (UK), ThinkBuzan Practitioner in Speed Reading (UK), ThinkBuzan Practitioner in Memory (UK), dan Growth Mindset Coach-GMC. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-tulisan penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

 

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here