Setiap muslim tentu merindukan bulan Ramadhan. Bahkan ada diantaranya yang sudah menyambutnya dengan doa, “Allahumma bariklana fi rajaba, wa sya’bana wa balighna ramadhona.” Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan sampaikan kami di bulan Ramadhan.
Tetapi tidak setiap muslim bisa meraih Ramadhan yang indah. Tanpa persiapan yang matang maka Ramadhan yang indah akan sulit menjadi kenyataan. Lalu bagaimanakah caranya agar kita mendapatkan Ramadhan yang indah?
Sebelum menjalani puasa di bulan Ramadhan seorang muslim harus memiliki persiapan yang matang, diantaranya adalah niat yang kuat untuk meraih ridho-Nya semata. Dari Amirul Mukminin, Abi Hafs bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.”
Ramadhan adalah momen untuk menempa diri menjadi pribadi yang bertakwa. Dengan memiliki niat yang kuat, yaitu menjalani ibadah untuk meraih ridho-Nya semata, maka ia akan berusaha sungguh-sungguh menempa dirinya menjadi pribadi yang bertakwa di bulan Ramadhan.
Dan yang tak kalah penting adalah persiapan kesehatan yang prima dan bekal ilmu yang memadai tentang puasa Ramadhan. Karena, dengan kondisi tubuh yang sehat ia bisa menjalan ibadah puasa secara optimal. Dan dengan memahami ilmu tentang puasa Ramadhan ia bisa beribadah di bulan Ramadhan dengan sempurna.
Dalam bingkai Ramadhan sesungguhnya hidup di dunia ini hanyalah kesibukan untuk mempersiapkan bekal ke kampung akhirat. Di bulan ini pula Allah ta’ala memberi para hamba-Nya kesempatan seluas-luasnya untuk berlomba-lomba menjadi hamba yang bertakwa. Karena pada bulan ini Allah ta’ala melipatgandakan pahala amal shaleh para hamba-Nya melebihi amal shaleh mereka bulan-bulan yang lain.
Ramadhan adalah bulan pilihan Allah untuk menurunkan Al-Qur’an pertama kalinya. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil.” (QS Al-Baqarah:185)
Zaprulkhan dalam bukunya yang bertajuk “Mukjizat Puasa” menyampaikan bahwa ibadah puasa di bulan Ramadhan mengantarkan kita menyadari keagungan Al-Qur’an. Hal ini karena (1) Al-Qur’an memberi ketenangan dan kedamaian jiwa bagi siapa saja yang membacanya, baik dia mengerti artinya atau tidak. (2) Al-Qur’an menjadi pedoman paripurna bagi kehidupan umat manusia. Artinya, Al-Qur’an tidak hanya membawa kita meraih kemuliaan hidup di dunia, tetapi juga di akhirat. Jika kita ingin kekayaan, al-Qur’an bukan hanya memberikan kekayaan material tetapi juga kekayaan spiritual. (3) Al-Qur’an mengandung kisah-kisah orang-orang terdahulu yang bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahnya. Contohnya adalah kisah Fir’aun yang mati tenggelam di lautan. Dan prediksi Al-Qur’an tentang peristiwa-peristiwa masa depan seperti hari kiamat. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan kalam Ilahi yang langsung turun dari Tuhan Yang Maha Mengetahui segala episode kehidupan manusia; masa lalu, hari ini dan masa depan manusia. (4) Al-Qur’an mampu menggugah akal sekaligus jiwa manusia. Kebanyakan ayatnya mengajak kita untuk merenungi hakikat kehidupan. Sehingga pantaskah kita yang mempunyai hati dan akal tidak mau menerima ajakan-ajakan Al-Qur’an?
Hikmah yang dapat dipetik dari ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah membangkitkan kesadaran tentang hakikat ukhuwah Islamiah. Karena pada momen ini semua orang beriman, tak peduli dia orang kaya atau dhuafa, penguasa atau rakyat jelata, orang Indonesia atau orang Amerika, semuanya berada dalam satu nuansa Ramadhan. yaitu sama-sama berpuasa, merasakan lapar dan dahaga.
Kesimpulan
Ramadhan merupakan medan perang bagi setiap muslim untuk melawan hawa nafsunya atau penyakit hatinya seperti kikir, tamak, cinta dunia berlebihan, dan takut mati. Jika seseorang bersungguh-sungguh mendidik dirinya untuk menjadi pribadi yang bertakwa maka ia berpeluang untuk mendapatkan yang Ramadhan indah. Wallahu’alam.
Bondowoso, 22/02/2023
Abdisita Sandhyasosi
Alumni psikologi Unair. Pernah ngajar di PP Al-Ishlah Bondowoso. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah aktif di Blog Kompasiana. Kini, aktif di Blog Retizen Republika. Penulis buku solo “5 Kunci Sukses Hidup” (Tinta Medina, 2017) dan sejumlah buku antologi Quantum Belajar (Genius Media,2016), Mata Air Pesantren (Genius Media, 2016), Aku, Buku dan Membaca (Akademia Pustaka, 2017), Perempuan Dalam Pusaran Kehidupan (Diandra, 2018), Gaya Hidup Di Era Pandemi Covid-19 (Sahabat Pena Kita, 2021) Titik Balik Menuju Cahaya (Sahabat Pena Kita, 2021), Inspirasi Menulis dan Menerbitkan Buku (Oase, 2021) Profesor Ngainun Naim (Sahabat Pena Kita, 2022) FB Sakura Hurulaini. Email: hamdanummu27@gmail.com