Catatan Menulisku (55)

MENULIS SEBAGAI AKTIVITAS TERAPI JIWA
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro

Menulis merupakan aktivitas yang memiliki arti penting bagi diri saya. Melalui aktivitas menulis, saya merasa mampu menjadi diri sendiri. Melalui aktivitas menulis, saya dapat mendeskripsikan siapa saya. Dan melalui aktivitas menulis, saya merasa telah menemukan jati diri saya yang sebenarnya.

Terkadang saya sering merasa iri dengan orang lain yang memiliki banyak prestasi yang hebat-hebat. Terkadang saya suka merenungi diri sendiri, apa sih kehebatan saya, apa sih prestasi saya. Saya merasa hanyalah orang yang biasa-biasa saja. Saya merasa tidak sehebat orang-orang di luar sana. Saya sering merasa minder dengan kondisi yang saya alami karena saya merasa tidak ada yang dapat dibanggakan dari diri saya. Banyak sekali kelemahan dan kekurangan yang saya miliki. Dari kondisi merasa kurang “berprestasi” inilah akhirnya mendorong saya untuk mencoba membuat prestasi-prestasi, bukan untuk orang lain melainkan untuk sekadar menyenangkan diri sendiri bahwa diri ini juga bisa punya prestasi walau tidak sehebat orang lain.

Berangkat dari kesadaran untuk membangun prestasi diri tersebut, akhirnya saya mencoba mengenali dan menemukan potensi bakat apa yang terpendam dalam diri saya. Sekian lama saya mengeksplorasi potensi diri hingga akhirnya saya menyadari bahwa saya menyukai hal-hal yang terkait ilmu pengetahuan. Maka kesadaran diri tersebut segera saya tindaklanjuti dengan menekuni aktivitas membaca, berfikir, merenung, menghayati hikmah setiap mengoleksi buku-buku sebagai sumber ilmu, dan belajar menulis. Hasil dari aktivitas berpikir dan merenung tersebut saya coba ubah menjadi catatan-catatan bermakna hingga membentuk sebuah alur pemikiran yang sistematis. Kumpulan pikiran-pikiran saya tersebut dikemudian hari saya ubah menjadi sebuah buku.

Awal keinginan saya untuk menulis buku sebenarnya sudah sejak lama, tetapi baru terealisasi setelah lulus sarjana. Buku pertama saya berupa buku LKS mata pelajaran kimia untuk SMA. Dari LKS tersebut kemudian meningkat ke buku pelajaran Kimia untuk SMA/MA.

Berbekal pengalaman menulis buku pelajaran Kimia SMA/MA tersebut, saya pernah mencoba mencari keberuntungan dengan mengikuti kompetisi tingkat nasional yaitu lomba penulisan buku pelajaran MIPA yang diselenggarakan oleh Departemen Agama RI (sekarang Kementerian Agama RI) dan alhamdulillah memperoleh juara 1. Buku pemenang lomba akhirnya diterbitkan oleh Departemen Agama RI dan didistribusikan secara nasional ke seluruh Madrasah Aliyah di Indonesia. Dari peristiwa ini alhamdulillah ada dampak positifnya bagi saya.

Beberapa tahun tahun kemudian saya mulai ingin menulis buku ajar untuk perkuliahan mata kuliah yang saya ajar. Keinginan untuk menulis buku ajar saat itu karena dorongan adanya kompetisi hibah insentif penulisan buku ajar di kampus saya. Setelah itu, beberapa waktu lamanya saya fakum dari aktivitas menulis buku, saya lebih banyak menulis artikel ilmiah untuk jurnal maupun seminar ilmiah. Hingga di tahun 2017 saya mulai lagi tertarik untuk menekuni aktivitas menulis buku.

Sejak tahun 2017 itulah hingga sekarang saya tertarik untuk terus menulis buku. Tahun 2017 saya baru bisa menerbitkan satu buku antologi bersama teman-teman penulis di grup Dosen Menulis. Tahun 2018 di samping menerbitkan dua judul buku antologi, alhamdulillah saya juga berhasil menerbitkan buku solo sebanyak empat judul. Jadi total buku saya yang terbit di tahun 2018 baik karya solo maupun karya antologi sebanyak enam judul.

Di tahun berikutnya, yakni tahun 2019 saya mencoba tetap berkarya walau bersamaan kesibukan studi lanjut S3 dimana banyak tugas-tugas matakuliah yang harus saya kerjakan. Alhamdulillah, walau lumayan kesulitan dalam membagi waktu antara untuk kuliah dan untuk menulis buku, akhirnya saya dapat menjalani keduanya. Di tahun 2019 saya dapat menerbitkan lima judul buku yang terdiri atas tiga judul buku solo dan dua judul buku antologi. Saya bersyukur Allah Swt masih mengkaruniai saya nikmat waktu, kesempatan, kesehatan, dan semangat untuk tetap berkarya dan mengukir prestasi diri.

Di awal tahun 2020 ini, melalui grup literasi Sahabat Pena Kita (SPK) saya bisa ikut berkarya bersama dalam tiga judul buku antologi yang telah diterbitkan dan dilaunching saat kopdar 4 SPK di Universitas Islam Malang (UNISMA) akhir januari kemarin. Lalu bagaimana dengan karya buku solo? Apakah saya cukup puas dengan hanya menerbitkan buku antologi? Tidak, alhamdulillah saat ini saya telah menyiapkan dua draft naskah buku yang siap terbit. Satu naskah sudah final dan satunya lagi masih proses melanjutkan pengeditan sebelum saya terbitkan.

Perjalanan saya untuk terus berkarya dengan menulis demi agar diri ini (merasa) mempunyai prestasi diri adalah bagian dari cara saya menghibur diri. Saya mencoba untuk menyenangkan diri sendiri dengan terus berkarya dan menyibukkan diri agar diri ini mampu mengurangi pikiran-pikiran negatif dan mengendalikan hawa nafsu perasaan iri dan dengki dengan kesuksesan orang lain.

Dengan cara belajar mengukir banyak prestasi diri, maka kita akan dapat merasa setara dengan orang lain yang berprestasi. Maka dampaknya adalah setiap mendengar atau mengetahui orang lain memperoleh kesuksesan, bukannya rasa iri dengki dan pikiran negatif yang muncul, tetapi justru dorongan keinginan untuk juga bisa berprestasi seperti orang tersebut. Apalagi di masa “Stay at Home” ini, dimana aktivitas kita lebih banyak di rumah sehingga pikiran-pikiran negatif mudah sekali mengunjungi pikiran kita, maka semangat berkarya dan berprestasi diri merupakan bagian dari aktivitas terapi jiwa.

Kesadaran diri untuk terus berusaha menutupi kelemahan dan kekurangan diri sendiri dengan memperbanyak diri berprestasi akan menjauhkan kita dari sifat iri dengki dan pikiran-pikiran negatif lainnya. Kita akan mampu meningkatkan rasa syukur kita pada Allah Swt karena menyadari bahwa ternyata Allah Swt itu Tuhan yang Maha Adil. Allah Swt ternyata membekali setiap orang dengan kemampuan dan kompetensi diri. Tinggal kita sendiri yang mau mengelola potensi dan kompetensi diri tersebut atau tidak.

Demikian sekelumit kisah pengalaman saya untuk bisa membahagiakan diri sendiri melalui semangat berprestasi. Walau bukan pengalaman yang hebat layaknya kisah pahlawan superhero, tetapi saya tetap berharap semoga kesempatan berbagi inspirasi kecil ini tetap bermanfaat bagi pembaca. Selamat mengukir prestasi diri. Sukses untuk kita semua. Aamiin.

Gumpang Baru, 1 April 2020.

*) Penulis adalah dosen dan penulis di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS), mahasiswa doktoral Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan anggota grup literasi Sahabat Pena Kita (SPK).

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here