Pensiun Bisa Kapan Saja

0
1711
Judul Buku     : Welcome Retirement: Bahagia Bersama di Zona Emas
Penulis Buku  : Rita Audriyanti
Tahun            : 2018
Penerbit         : PT Elex Media Komputindo
ISBN             : 978 – 682 – 04 – 6135 – 9
Oleh Agung Kuswantoro
Kapan, sebenarnya pensiun tiba? Saat ajal menghampiri seseorang! Pensiun tidak dibatasi oleh umur, saat bekerja di suatu instansi/lembaga. Artinya, pensiun bisa datang kapan saja. Bisa puluhan, lima puluhan, enam puluhan, tujuh puluhan, dan (bahkan) dua puluhan tahunan. Karena, pensiun datang sewaktu-waktu. Saya dan Anda harus mempersiapkan sejak dini.
Adalah Rita Audriyanti penulis buku “Welcone Retirement: Bahagia Bersama di Zona Emas dapat mengantar kita untuk lebih siap menghadapi pensiun”. Rita Audriyanti mengistilahkan pula dalam bukunya, yaitu “pesangon”. Kata “Pesangon” identik dengan orang yang berhenti bekerja (seperti PHK), maka ia akan mendapatkan uang. Uang tersebut disebut pesangon.
Ada delapan pesangon dalam buku tersebut yaitu: (1) pesiun hampir tiba; (2) tiba-tiba terpikir untuk pensiun; (3) horornya pensiun; (4) melihat hari ini; (5) memahami suara hati suami; (6) visi dan misi hari tua; (7) peran istri sebagai penyejuk (8) menua dan menuai bahagia bersama.
Ada sepuluh visi saat hari tua, diantaranya: semakin rajin beribadah dan bersilaturahmi dengan keluarga besar, sahabat, dan lingkungan (hal. 94). Visi ini menyadarkan saya agar, kelak saat sudah tua, ibadahnya perlu ditingkatkan.
“Pemandangan” sekarang, beberapa kasus–menurut saya—itu keliru. Tidak pas. Saat, pensiun menjadi “menjadi nenek – malahan sibuk momong putu/cucu. Ia/nenek layaknya (maaf) pembantu rumah tangga. Anaknya sibuk bekerja. Neneknya melakukan pekerjaan rumah, termasuk “ngemong” cucunya.
Nenek tersebut, pastinya tidak tertata, ibadahnya. Karena ia direpotkan dengan urusan dunia. Seharusnya, ia sudah pensiun dalam masalah dunia. Ia bisa fokus beribadah dan melakukan silaturahmi kepada keluarga besarnya. Dimana, (mungkin) saat bekerja ia telah meninggalkan keluarga besarnya. Saat pensiun tiba, saatnya ia mendekat kepada mereka. Bukan,  malahan ‘mencari-cari’ pekerjaan.
Buku ini, juga menyadarkan kepada saya, bahwa pensiun itu menujukkan seseorang sudah tua. Sadar sepuh. Kemudian, ingat kematian. Lalu, yang terakhir ibadahnya harus meningkat.
Terakhir pesan dari buku tersebut yaitu jika Anda seorang lelaki, maka jadikanlah istri Anda sebagai penyejuk jiwa saat pensiun. Karena, istrilah yang selalu menemani Anda saat sedih dan bahagia. Kepada istrilah, mencurahkan segala sesuatunya.
Pertanyaan sekarang, sudah siapkah Anda pensiun? Jika belum, buatlah rencana kapan Anda pensiun? Lalu, langkah-langkah apa yang Anda lakukan sebelum memasuki pensiun? []
Semarang, 15 Januari 2020
Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here