Pentingnya Merawat Komunitas Menulis

1
1526

Ingin menulis? Ingin membuat buku? Alhamdulillah, itu keinginan dan cita-cita mulia. Namun ternyata tidak mudah berjalan mewujudkan cita itu.

Saat bergabung di komunitas menulis, tidak jarang semangat jadi ‘gonjang-ganjing’ kembali. Mulai merasa minder berada di antara teman-teman yang sudah lihai dan lincah menulis.

Ketakutan dan kekhawatiran itu bila diteruskan akan merugikan diri sendiri. Kita tidak mampu berkarya, pun tidak bisa mengasah karya. Nggak enak banget kan ya?

Solusinya bagaimana dong?

Tetaplah ingat pada tujuan semua bergabung dalam komunitas menulis. Fokuslah pada tujuan tersebut. Patuhi ketentuan yang berlaku. Menulis dan kirimkan di komunitas tersebut. Dengarkan masukan yang diberikan. Berfikir positif terhadap berbagai dinamika komunitas.

Itu semua merupakan uji nyali kesabaran kita dalam menulis dan menorehkan karya. Istilah Pak Dr. Ngainun Naim, menulis ya menulis saja, jangan jadi editor. Sedangkan istilah Prof. Imam Suprayogo, “Saya menulis karena merasa bodoh”. Duh, sekelas beliau saja sesederhana itu motivasi menulisnya, bagaimana dengan saya? Hadeh.. Maka saya harus mendidik diri untuk menulis dan menulis, mengikuti jejak Prof. Imam Suprayogo yang menulis tiap hari tiada henti, hingga kini. Subhanallah.

Di komunitas menulis itu masih banyak juga anggota lainnya yang penuh hikmah dan motivasi. Kita bisa belajar dari beliau semua. Satu saja syaratnya, kita mau tetap belajar dan menulis. Tampaknya sederhana ya? Prakteknya yang butuh kesungguhan.

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here