Catatan Kehidupan (25)

SABUN BERUANG BIDADARI KECILKU : Strategi Manajemen Keluarga Menghadapi Covid-19
Oleh :
Agung Nugroho Catur Saputro

Sejak diumumkan secara resmi oleh pemerintah tentang adanya pasien postif Covid-19 di Indonesia, saya sebagai kepala keluarga segera berpikir bagaimana merancang langkah-langkah strategis untuk mengeduksi keluarga tentang bahaya virus Covid-19 dan pencegahan penyebarannya di lingkup internal keluarga. Saya harus bisa menjadi kepala keluarga siaga bagi keluarga.

Saya segera mendiskusikan dengan istri langkah apa saja yang perlu segera diambil untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus ke rumah. Kami tidak panik menghadapi situasi genting ini, apalagi setelah kota Solo dinyatakan KLB. Maka kami segera menyusun langkah-langkah untuk mengedukasi anak-anak tentang bagaimana menghadapi situasi sekarang.

Malam sebelum kota Solo diumumkan sebagai daerah KLB, kami sempat berbelanja ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa kebutuhan keluarga dan perlengkapan pendukung perlindungan diri. Kami membeli beberapa sabun mandi antiseptik, sabun handwash, dan tissue basah antiseptik. Kami tidak membeli hand sanitizer karena menurut kami sudah cukup dengan mencuci tangan pakai sabun cuci tangan. Di samping itu memang stok hand sanitizer di supermarket sudah kosong.

Untuk si kakak (anak lanang) yang sudah kelas 7 SMP, karena sekolah belum mengumumkan belajar di rumah, maka kami bermaksud membekali anak lanang dengan masker dan botol sabun handwash untuk dibawa saat sekolah. Kami juga menjelaskan kondisi sekarang kepada anak lanang dan mengedukasi bagaimana langkah-langkah agar terhindar dari penularan virus Covid-19.

Kemudian langkah berikutnya yang kami pikirkan adalah bagaimana mengedukasi si bidadari kecil agar juga aman dari penularan virus Covid-19. Karena menurut pendapat kami langkah terpenting untuk dilakukan setiap orang adalah mencuci tangan pakai sabun antiseptik, maka kami harus mencari strategi bagaimana agar si kecil mau dan suka cuci tangan.

Akhirnya ketika sedang berbelanja tersebut, saya melihat sabun handwash yang botolnya berbentuk beruang lucu. Saya langsung kepikiran mungkin botol lucu ini solusinya. Maka segera saya ambil sabun tersebut dan memperlihatkan kepada si bidadari kecil kalau papinya membelikan sabun beruang untuknya. Si kecil sangat merespon dan senang sekali dibelikan sabun beruang lucu.

Sesampainya di rumah, saya segera mengedukasi si bidadari kecil untuk cuci tangan. Saya ajari bagaimana cara mencuci tangan (wijik). Alhamdulillah si kecil senang sekali mencuci tangan dengan sabun beruang miliknya.

Langkah selanjutnya yang kami lakukan adalah mengedukasi anak lanang agar sering-sering cuci tangan dan juga mengajak si kecil cuci tangan. Si kecil selalu senang kalau diajak cuci tangan. Setiap diajak cuci tangan, dia selalu mengatakan, “pakai sabun beruang”. Selesai cuci tangan, si kecil selalu berkata, “Adik udah cuci tangan pakai sabun beruang”.

Alhamdulillah cara edukasi kami untuk mengajak anak-anak rajin cuci tangan berhasil. Terkhusus untuk si bidadari keci malah dia sering meminta sendiri untuk cuci tangan dan mencuci tangan sendiri seperti yang saya ajarkan. Terkadang kalau lihat di TV ada orang cuci tangan, si kecil menimpali, “kayak adik cuci tangan pakai sabun beruang”.

Demikianlah manajemen keluarga yang kami lakukan untuk mengedukasi anak-anak agar tanggap wabah virus Covid-19 dan upaya menghentikan penyebarannya di lingkup internal keluarga. Peran keluarga sangat penting untuk mendukung upaya pemerintah menanggulangi wabah virus Covid-19. Terkhusus untuk anak balita, kami memilih menggunakan pendekatan dunia anak-anak untuk mengedukasi cara mencuci tangan dengan membelikannya sabun cuci tangan yang botolnya berbentuk hewan lucu karena kami tahu anak-anak kecil menyukai dunia hewan.

Demikian sekadar cerita ringan di sore hari. Semoga dapat menginspirasi. Tetap #StayAtHome.

Gumpang Baru, 6 April 2020

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here