Sebuah Kenangan Indah Webinar dan Kopdaring V SPK

0
1834

Sebuah Kenangan Indah Webinar dan Kopdaring V SPK
Sri Lestari Linawati

Ada sebuah rasa lega dengan telah terselenggaranya Webinar dan Kopdaring V SPK. Plong. Alhamdulillah. Bahwa acara berjalan sesuai dengan rencana, aman, lancar, sukses. Itu sesuatu banget. Harus disyukuri dengan sepenuh kesyukuran. Salah satu cara bersyukur itu adalah dengan menuliskannya.

Webinar dan Kopdaring V SPK ini terselenggara atas kerjasama SPK dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dalam kegiatan Webinar dan Kopdaring V SPK ini saya mendapat tugas sebagai panitia. Sebuah tugas yang harus saya tunaikan adalah tentang penomoran surat, penomoran sertifikat, dan amanah menjadi MC di acara Webinar Literasi Nasional SPK.

Untuk kesekretariatan kali ini saya dibantu Mbak Wafi (Hibatun Wafiroh) dan Bu Nunung (Nunung Nurohmatul Ummah). Ada 2 alasan saya memerlukan bantuannya. Satu, terlalu berat bagi saya untuk menanggung seluruh beban kesekretariatan seorang diri. Resikonya akan berdampak pada layanan yang kurang baik, kurang tanggap dan kurang cekatan. Alasan kedua, sudah saatnya menyiapkan kader SPK yang mampu mengemban estafet kepemimpinan selanjutnya. Caranya adalah dengan melibatkan dalam ketugasan seperti ini.

Pendekatan kepada Mbak Wafi dan Bu Nunung dilakukan. Beliau berdua menyampaikan kesibukannya dan kekhawatirannya tidak bisa maksimal membantu. Saya usahakan untuk meyakinkan beliau berdua bahwa insyaallah kita bisa, dimulai dengan niat.

Akhirnya saya buat grup whatsapp khusus kami bertiga, selain grup whatsapp panitia Kopdar. Di grup kecil itu, kami bisa saling mendiskusikan tugas-tugas yang harus kami tunaikan. Bu Nunung membuat form pendaftaran peserta Webinar, nomor tujuan konfirmasi peserta, dan bertanggung jawab mengelola grup whatsapp peserta webinar.

Adapun Mbak Wafi membuat surat permohonan narasumber dengan disertai rundown acara webinar, permohonan sambutan Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, undangan kepada anggota SPK yang disertai rundown acara Webinar dan Kopdaring V SPK. Mbak Wafi juga ditugasi menjadi Host Webinar.

Namun demikian, selalu ada cobaan agar kami senantiasa sabar. Mbak Wafi ada tugas sekolah pada hari sabtu, sehingga tugas Host dialihkan kepada Bu Nunung. Jumat malam kami rencanakan untuk pertemuan zoom panitia, sebagai gladi bersih acara Webinar. Maklumlah ini kegiatan seminar literasi secara daring yang pertama bagi kami SPK.

Adapun untuk pertemuan zoom Kelas Menulis Daring yang kami selenggarakan sebelumnya hanya diikuti kalangan terbatas. Hla Webinar ini kan dihadiri banyak pihak, ada Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, ada Dr. Haidar Bagir dan Kang Abik selaku narasumber, para peserta Webinar, dan Ibu/Bapak Anggota SPK.

Dalam pertemuan panitia sebelumnya, kami sepakat bahwa setiap acara dilengkapi dengan naskah. Kami harus benar-benar menyiapkan acara dengan sebaik mungkin, dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

Akhirnya setelah rapat pelaksanaan asrama mahasiswa (PESPAMA) Unisa Yogyakarta, saya sempatkan koordinasi dengan Bu Nunung yang akan menjadi Host. File-file apa saja yang akan disiapkan, sebaiknya disiapkan sejak sekarang. Begitu pesan saya. Bu Nunung oke.

Malam saat gladi bersih, ternyata hp Bu Nunung ketinggalan di toko. Sore beliau belanja, hp ketinggalan, tokonya sudah tutup dan toko baru buka besok jam 8. Jeder. Kami tetap melangsungkan gladi bersih, tetap menjaga diri untuk tenang. Saya berlatih menjadi MC.

Catatannya, laptop saya hanya bisa untuk focus acara, maka saya harus menuliskan apa saja yang harus saya sampaikan. Background juga musti saya upayakan bisa terpasang sesuai dengan harapan panitia. Kain ijo, terbentang lurus di tempat yang datar atau rata.

Malam usai gladi bersih, saya punya tanggung jawab untuk menyampaikan rule of the game Webinar dan disertai link zoom kepada para Anggota SPK dan peserta Webinar. Juga woro-woro mengingatkan ulang kepada para calon peserta. Jam 23.30 WIB sudah tidak kuat menahan kantuk.

Pagi, setelah menyelesaikan urusan dapur, mencuci piring, masak, makan bersama keluarga, segera saya bergegas ke rumah tetangga yang penjahit, siapa tahu punya stok kain ijo. Ikhtiar saja, kalau dapat. Kalau gagal, ya sudah, apalah daya. Lama, karena beliau ternyata baru agak meriang. Ada sebuah. Saya bawa. Ikhtiar saja bila cocok. Bila gagal seperti saat gladi bersih, ya sudah pasrah. Harus ikhlas dikatakan tidak milenial oleh Pak Ketua.

Saat mau pasang kain, saya mendapat pesan Pak Ketua, “Bu Lina cari lokasi yang pas ya, karena nanti yang dilihat pertama kali oleh audience adalah Bu Lina.” Segera mengatur tempat sesuai dengan arahan Pak Ketua.

Alhamdulillah, kuasa Allah, background berhasil terpasang dengan baik. Tempatnya di ruang tamu, sekira cahaya mentari pagi cukup menerangi. Pintu dibuka agak lebar.

Dan sesuai dengan pesan Prof Dardiri, Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta dalam Webinar Pendidikan bersama Yayasan AR Baswedan, saya pun berbusana lengkap layaknya acara. Bukan berarti webinar yang hanya tampak wajah itu cuma dandan wajah dan jilbab boleh memakai daster.. haha.. (emang ada ya yang begitu, pikirku.. tapi wajar sih.. karena pertemuan daring yang tampak memang hanya wajah. Setidaknya dengan pesan Prof. Dardiri saya menjadi lebih percaya diri untuk menempuh ikhtiar melakukan proses pendidikan dengan baik, secara lahir dan batin).

Senang disapa Pak Ketua pagi itu, “wah sudah berhasil, Bu Lina.” Tentu saja saya bahagia melihat beliau tersenyum lega, “Iya, Pak, alhamdulillah.”

Cobaan kesabaran belum berhenti sampai di situ. Pagi sebelum acara itu saya bermaksud menuliskan naskah MC. Eh, Pak Didi menghubungi ada perubahan acara. Narasumber bersedia menyampaikannya di pagi hari, di jam yang kita rencanakan untuk pembukaan. “Siap, Pak,” jawab saya. Biasa, jadi MC memang harus siap melakukan perubahan-perubahan terkait susunan acara.

Belum lagi menuliskan perubahan, sudah di-WA Pak Ketua, “Dimulai, Bu.” Saya hanya bisa menyeru Tuhan, “Bismillah, la haula wala quwwata illa billah.” Akhirnya membuka acara tanpa naskah. Saya hanya berharap agar apa yang saya sampaikan dapat didengar dengan nyaman oleh audiens dan tidak belibet.

Di sela acara saya sempatkan menulis susunan acara. Buku, pulpen, stop kontak, charger hp, charger laptop, charger mipad sudah disiapkan di dekat meja. Berharap dapat menunaikan tugas MC sejak awal acara Webinar hingga usai pada jam 12.00 WIB.

Alhamdulillah ternyata acara bisa usai sebelum jam 12.00 WIB. Bahkan ada acara tambahan yang cukup penting bagi kami. Bu Dra. Hj. Erna, istri Almarhum Kiai Taufiqi, berkenan menyampaikan sepatah kata sambutan. “Bu, apakah Ibu berkenan menyampaikan sepatah kata di acara ini?” tanya saya via WA. Beliau menyampaikan rasa terima kasihnya yang sangat mendalam, namun beliau masih ragu untuk menyampaikan di forum.

Saya telpon untuk meyakinkan, “Ibu, sekaranglah saatnya Ibu sampaikan, ini forum kita bersama.” Lagi-lagi beliau menangis terharu. Alhamdulillah akhirnya tersampaikan juga. Bahagia.

Satu lagi kebahagiaan yang kami rasakan adalah Prof. Imam Suprayogo yang berkenan memberikan sepatah kata sambutan. Agak deg-degan juga matur pada beliau. Khawatir tidak berkenan. Juga karena ini sudah detik-detik akhir acara Webinar. Lebih-lebih juga karena layar laptop saya sudah tampak hitam saja, sehingga saya hanya punya satu modal: audio.

Dengan bismillah saya beranikan matur beliau, “Prof. Imam hadir?”Hla wong saya Cuma modal audio, jadi tidak bisa melihat apakah beliau hadir atau tidak. Saya lanjutkan bertanya, “Prof. Imam Suprayogo berkenan menyampaikan sepatah kata?”

Acara tiba di sesi penutupan dan doa. Karena belum ada balasan, saya pasrah.

Ternyata usai doa, saya melihat ada balasan beliau, “Kapan ya. Belum sempat buka laptop, dari subuh ada tamu bergantian. Baru saja yang terakhir pulang. Jam berapa kegiatannya?” Saya tidak sempat membalas dalam hitungan detik yang harus saya lalui. Saya terdiam seribu bahasa.

Keajaiban datang saat terdengar Pak Arfan berkata, “Prof. Imam hadir..”

Alhamdulillah. Seakan gemerlap bintang bertaburan di langit malam nan cerah. Lho kok malam? Ini kan siang…
Segera saya mempersilakan beliau untuk menyampaikan sepatah kata sambutan. Luar biasa. Beliau dengan tenang dan tetap penuh semangat menyampaikan pengalaman menulisnya. “Saya tiba di negara bla bla bla.. karena saya menulis setiap hari selama sembilan tahun tiada henti. Ternyata tulisan saya dibaca oleh pembaca di berbagai belahan dunia,” demikian pesan yang sempat saya catat.

Setelah sambutan beliau, barulah acara Webinar kami tutup dan saya baru sempat melihat WA kembali. Ternyata Prof. Imam Suprayogo sempat WA lagi, “Sudah ditutup ya acaranya”

Ya Allah, Alhamdulillah, saya bersyukur telah menunaikan ketugasan selaku MC Webinar. Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut menyukseskan terselenggaranya Webinar ini dengan baik.

KOPDARING V SPK

Hari kedua pertemuan adalah khusus bagi anggota SPK. Selain membahas masalah internal organisasi, yang lebih penting adalah hal pergantian kepengurusan.

Selaku sekretaris SPK Periode Pertama, saya usahakan untuk melaporkan kegiatan selama ini. Ini namanya pertanggungjawaban. Selain bahan yang bisa ditelusuri dari dokumen keanggotaan, saya usahakan untuk membuat google form refleksi, yang dikoordinasikan dengan kepanitiaan. Saya menuliskan isian, Mbak Wafi membuatkan google formnya, kemudian dimintakan masukan pada teman-teman panitia.

Malam itu baru beberapa data yang masuk. Kembali saya koordinasikan dengan Mbak Wafi untuk merekap besok pagi. Anggota saya ingatkan untuk mengisi google form refleksi. Alhamdulillah pagi setelah laporan Pak Ketua SPK, saya berkesempatan memaparkan hasil rekap tersebut. Terkumpul 30 data dari 44 anggota SPK yang ada. Artinya ada 14 anggota yang tidak mengisi, meski sudah saya usahakan via japri.


Saya lega saat Penasehat menyampaikan bahwa Kepengurusan Lama telah berakhir dan dinyatakan demisioner. Alhamdulillah. Saya bersyukur diberi kesempatan membantu menyukseskan jalannya komunitas menulis SPK, di antara berbagai keterbatasan saya. Lega sudah lunas.

Dilanjutkan dengan pemilihan Ketua SPK. Unik juga sesi ini. Saya pun harus tunduk pada kebijakan organisaasi yang setelah proses panjang akhirnya menetapkan saya sebagai calon ketiga. Hadeh. Bila tidak hati-hati, rumah tangga saya bisa pecah.

Bagaimana mungkin saya mampu mengiyakan di antara seabrek tanggung jawab kampus yang belum kelar saya tunaikan. Malam itu saya sedang asyik ngobrol dengan putra sulung, karena besok paginya dia akan ke Kudus untuk kembali bekerja. Mas suami tidak mengijinkan saat saya coba komunikasikan. Akhirnya malam itu saya tidak membalas apapun pada Mas Syahrul Ketua Panitia Pemilihan dan Pak Arfan Ketua SPK.

Sesaat sebelum mengantar keberangkatan putra sulung kami, saya kembali di-WA Mas Syahrul. Saya tahu posisinya juga sulit. Saya pun tidak bisa membiarkannya dalam ketidakpastian. Saya juga tidak waktu untuk menjelaskan panjang lebar. Akhirnya saya hanya mengirimkan apa yang diminta dan segera tancap gas motor. Telat, bisa ditinggal travel dan anak saya bakal kecewa.

Saat pengumuman hasil, saya pun santai saja. Manut pada ketentuan organisasi. Wah, bagaimana kesan Anggota terhadap pencalonan saya selaku ketua, ah biarlah. Inilah konsekuensi dan resiko berorganisasi. Kadangkala kita juga harus siap dengan kemungkinan-kemungkinan adanya penilaian negatif. Biarlah. Kita berbuat baik saja belum tentu baik pula penilaian orang, apalagi berbuat buruk. Sudahlah, berbuat baik dan berbuat baiklah. Demikian pesan Al-Qur’an.

Hingga sesi pembacaan notulen Kopdaring. “Singkat saja, Bu,” pesan Mbak Wafi pembawa acara. “Siap,” jawabku. Maklumlah, jam sudah menunjukkan jam 12.00 lebih. Saya usahakan menyampaikan notulen sesingkat mungkin, “1. Bahwa kepengurusan lama sudah berakhir, 2. Bahwa telah dilangsungkan proses pemilihan Ketua SPK, 3. Bahwa telah terpilih Pak Dr. Arfan Mu’ammar sebagai Ketua SPK Periode Kedua, 4. Bahwa telah dilakukan dengar pendapat dari para Anggota SPK. Hasilnya akan dirumuskan oleh kepengurusan baru dan akan disampaikan kepada para Anggota nanti pada saatnya.”

Pak Arfan menyampaikan juga bahwa kepengurusan baru akan dimulai terhitung 1 Agustus 2020. Dengan demikian diminta agar pengurus lama tetap melakukan koordinasi hingga serah terima kepengurusan.

Saatnya acara ditutup, dilanjutkan foto bersama.

Alhamdulillah. Plong. Lega. Lunas. Semoga Allah meridhai ikhtiar langkah-langkah kecil dalam dunia literasi ini. Nashrun minallah wa fathun qarib.

Djokjakarta beranjak malam, 12 Juli 2020 M.

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here