Semangat Kartini Belajar Al-Qur’an

0
397

Setiap tanggal 21 April bangsa Indonesia Indonesia memperingati hari Kartini. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengenang keberanian Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan keserasian gender atau persamaan hak antara perempuan dan laki-laki terutama dalam menuntut ilmu di luar rumah.

Siapakah Kartini? Kartini adalah seorang tokoh muslimah Indonesia yang lahir pada tahun 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Dia merupakan salah satu pahlawan muslimah yang begitu gigih memperjuangkan haknya untuk memperoleh pendidikan agama di luar rumah.

Kartini menyadari bahwa para perempuan Indonesia pada masa itu banyak yang tidak memiliki keberanian untuk menuntut ilmu agama di luar rumah sebagaimana halnya laki-laki. Sehingga Kartini berusaha mendobrak tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam itu.

Dalam surat-surat yang dikirimkan kepada teman-temannya di Belanda. Kartini menyampaikan keinginannya yang kuat untuk belajar agama, dalam hal ini membaca Al-Qur’an dan memahami artinya. Namun, sayangnya Kartini tidak menemukan guru yang paham bahasa Arab.

Keresahan itu Kartini ungkapkan dalam dalam surat yang ia kirimkan Kepada Stela EH Zeehandelaar tertanggal 6 November 1899:
“Al-Qur’an terlalu suci untuk diterjemahkan dalam bahasa apapun juga. Di sini, orang juga tidak tahu bahasa Arab. Di sini orang diajari membaca Al-Qur’an, tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Saya menganggap pekerjaan itu gila, mengajari orang membaca tanpa mengajarkan makna yang dibacanya.

Setelah Kartini bertemu Kiai Sholeh Darat, ulama besar di Jawa kala itu, dan belajar agama pada beliau dengan huruf Arab pegon maka ia pun menjadi santri Kiai Sholeh Darat.

Kemudian hari Kartini menjadi santri kesayangan Kiai Sholeh Darat. Sayangnya belum sampai khatam belajar agama, Kiai Sholeh Darat meninggal dunia.

Setelah itu Kartini menjalani masa pingitan (tinggal di rumah saja). Kartini tidak bisa ke mana-mana. Sehingga ia menjadi tak berdaya. Lalu ia menikah dengan seorang bupati sebagai isteri ketiga.
Setahun setelah menikah, ia meninggal dunia.
Demikian kisah perjuangan Kartini dalam belajar agama.

Bondowoso, 30 April 2023.

 

Biodata

Abdisita Sandhyasosi. Alumni psikologi Unair. Pernah ngajar di PP Al-Ishlah Bondowoso. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah aktif di Blog Kompasiana. Kini, aktif di Blog Retizen Republika. Penulis buku solo “5 Kunci Sukses Hidup” (Tinta Medina, 2017) dan sejumlah buku antologi Quantum Belajar (Genius Media,2016), Mata Air Pesantren (Genius Media, 2016), Aku, Buku dan Membaca (Akademia Pustaka, 2017), Perempuan Dalam Pusaran Kehidupan (Diandra, 2018), Gaya Hidup Di Era Pandemi Covid-19 (Sahabat Pena Kita, 2021) Titik Balik Menuju Cahaya (Sahabat Pena Kita, 2021), Inspirasi Menulis dan Menerbitkan Buku (Oase, 2021) Profesor Ngainun Naim (Sahabat Pena Kita, 2022) FB Sakura Hurulaini. Email: hamdanummu27@gmail.com

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here