Serunya Syukuran ke -7 Penarawa dan Launching Buku Meretas Batas Dunia Kertas

1
1790

Rasa syukur tak terhingga kepada Allah SWT karena acara tasyakuran Penulis Ambarawa dan launching buku antologi Meretas Batas Dunia Kertas berjalan lancar pada hari Jumat, 14 Februari 2020

Acara yang awalnya dirancang sederhana, tetapi berubah karena beberapa komunitas yang ada di kabupaten Semarang diundang. Mulai dari komunitas penulis Ungaran, TBM, GBM, Kelas Menulis, Teater Seribu Wajah, Ikatan Pustakawan Indonesia K. Semarang dan lainnya.

Segera kami persiapkan dengan matang, rapat dua kali dan terus komunikasi di grup pengurus menjadikan kami lebih tenang. Menjelang hari  H beberapa teman mengusulkan orang tertentu hadir. Oke deh makin gayeng. Penggalangan dana kami gerakkan. Mulai dari para anggota sampai ada sponsor yang memberi dana yang lumayan dengan memberi kaus beserta kerudung. Alhamdulillah Ya Allah.  Hasil perolehan sumbangan seikhlasnya dari anggota juga terus mengalir. MMT pun kami dapatkan secara sukarela. Rasanya bahagia, haru. Sebegitu kuatnya dukungan mereka. Belum lagi ketika kami infokan untuk pemberian reward bagi penulis yang paling banyak menulis dalam setiap bulan ( mengadopsi SPK dengan menulis sunnah sesuai tanggal yang dipilih). Sumbangan buku pun banyak. Selain untuk reward kami juga bagi-bagi doorprice.

Acara dilaksanakan hari Jumat karena kami bekerja sama dengan Perpustakaan Ambarawa. Selain hari itu tak memungkinkan karena sebagaian anggota bekerja yang pulangnya sore hari.

Buku Meretas Batas Dunia Kertas

Segala persiapan telah siap, baik konsumsi, perlengkapan, tempat dan acara. Para teman yang bisa agak pagi rela datang lebih awal.  Saya pun pulang sekolah langsung cus ke perpustakaan. Cek en ricek. Oke,  kemudian pulang untuk ambil perlengkapan lain, salat trus ke perpustakaan lagi. Hee kaya gangsing Wira- wiri.

Tepat pukul 13.00 acara dimulai. Acara dipandu oleh Ibu Maria Utami. Kami sudah duduk melingkar di lantai kedua perputakaan daerah dengan tatanan karpet merah. Meja dengan dua tumpeng tampak cantik. Para kontributor buku sudah duduk manis dengan konstum yang sama membuat kami cantik-cantik ceilee, percaya diri saja. Lho kok cantik semua?  Eh..ada bapak hanya satu.

Menyerahkan buku ke perpusda kab. Semarang

Ruang atas Perpustakaan Ambarawa tampak full. Saat acara dimulai, beberapa tamu berdatangan. Lagu Indonesia Raya bergema menggetarkan raga. Doa pembukaan lanjut acara demi acara mulai sambutan ketua Penarawa Bangkit lanjutkan pemotongan tumpeng dan penyerahan buku baru kepada Perpustakaan. Bahagia luar biasa, akhirnya buku bisa terbit dengan lancar dan bisa disumbangkan ke perpustakaan.

Saat acara talk show dengan para editor

Sekilas sejarah ditayangkan dalam slide. Usia tujuh tahun masih bisa eksis. Berbagi kenangan bersama masih bisa kami lihat. Insyaallah kami akan terus berkarya. Penawara kini dengan casing baru, anggota baru, tata aturan dibentuk agar grup kami bisa terus berkarya, bisa terus menulis. Bukan grup sembarang grup. Sesekali kami diskusi dalam GRu WA. Jika tidak pernah menulis harian maka tidak diperbolehkan ikutan even antologi. Jika tiga kali dalam antologi tidak ikutan maka akan di-nonaktifkan dari anggota. Alhamdulillah setelah terpuruk beberapa waktu karena kesibukan kini Penarawa kembali bangkit. Sudah empat karya kami terbitkan.

Acara dilanjutkan dengan penampilan dari  kelas menulis yang dibimbing oleh ibu Yanti. Sebuah puisi dan cerita yang dibawakan dengan penuh memukau. Mata para tamu terus tertuju penampilan anak-anak yang baru saja ikutan kelas menulis.

Pembacaan Puisi oleh siswa Kelas Menulis

Bincang literasi yang dikemas dalam talk show sederhana digelar yang dipandu oleh Ibu Tirta pegiat literasi Kab. Semarang. Tanya jawab seputar proses kreatif kami bincangkan. Seru sekali acara hari itu. Dan lebih bahagia kala  dua tamu istimewa datang dengan sendirinya yaitu penulis buku dari Semarang yang karyanya sudah banyak yaitu Bambang Is, juga seorang sastrawan dari Magelang yaitu Bambang Eka. Mereka sedikit memberikan apresiasi terhadap acara kami. Alhamdulillah

Berpose bersama dua sastrawan

Tak terasa waktu bergulir. Penyerahan buku  dan cenderamata kami serahkan. Sebuah cerita apik tentang rawa pening dibawakan dua siswa berkebaya. Tampilan memukau dengan mimik yang ekspresif menjadikan para tamu diam sejenak. Tak dipungkiri lagi para siswa tersebut telah memenangkan berbagai kejuaraan kebahasaan.

Nasi kuning dengan lauk tersaji dalam piring. Siap untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Alhamdulillah nikmat tiada tara dariNya seiring dengan acara yang berlangsung seru. Penyerahan hadiah bagi penulis terbanyak diberikan. Januari diraih oleh ibu Umi dan Bu Maria. Bulan Februari diraih oleh ibu Umi lagi dan Bu Yanti( up) Selamat ya. Semoga terus berkarya. Apa pun karya akan menemui takdirnya.

Lebih seru saat sesi pemotretan. Hem…kami bersuka cita. Namun ada yang terlupakan dan bikin sesal tak bertepi.  Berfoto bersama dengan membawa buku benar-benar terlupakan. Tak ada satu pun yang ingat. Pengalaman deh. Besok lagi dicatat dalam susunan acara.

Pukul 15.00 acara selesai ditutup dengan doa. Kegembiraan melekat di hati. Teriring doa semoga Penarawa Bangkit bisa terus berkarya sebarkan virus literasi.Terima kasih teman-teman penulis Ambarawa atas sumbangsih apapun itu. Tanpa turun tangan teman semua acara tidak bisa berlangsung seru.

Ambarawa, 16 Februari 2020

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here