Oleh : Budiyanti

Jika pergi ke Semarang, rasanya tidak seru kalau tidak berkunjung kota lama. Salah satu destinasi di kota Semarang adalah objek wisata kota lama. Objek yang terletak di tengah kota Semarang  ini kini marak dikunjungi para wisatatawan. Seperti pada waktu itu, 13 November 2019, Aku bersama kaum ibu PKK bisa sampai juga di kota lama tepat saat senja.  Semburat merah di ujung barat menampakkan diri.

Kami yang berjumlah lima puluhan ibu-ibu turun dari bus dengan suka cita setelah melakukan perjalanan di objek wisata Semarang. Cuaca sudah tak panas lagi. Tampak bangunan tua berdiri kokoh di depan kami. Bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa tahun 1700 an menjadi sejarah masa kolonial Belanda. Bangunan-bangunan tersebut dulu merupakan pusat perekonomian kota Semarang.

SPOT foto yang berada di Gedung Tua

Suasana tempo dulu menjadikan amat ramai terutama kaum muda. Para kaum muda  ini mencari spot indah untuk bisa diunggah di media sosial. Kota lama ini menempati di tengah kota. Jadi amat mudah akses menuju tempat ini. Sesaat kami duduk di kursi besi ukir bersama ibu-ibu. Lalu lalang kaum muda menjadikan suasana sore itu amat ramai. Mereka amat menikmati sore dengan mengambil gambar pada spot-spot indah. Sedangkan Ibu-Ibu lain berjalan ke berbagai arah sambil menikmati indahnya kota lama. Tempat yang amat ramai adalah dua sisi trotoar panjang dengan tengah sebuah jalan raya.

Pada trotoar yang lumayan luas untuk bisa berjalan sambil berselfi ria. Tiang-tiang besi berukir dengan warna hijau berdiri tegak di sepanjang jalan. Tampak indah dengan lampu hias di ujung tiang.  Selain itu, ada bangunan tua yang kini digunakan untuk restorant, coffee shop, bank, restaurant. Di sisi lain ada bangunan tua dengan akar-akar yang bergelantungan.

Usai berfoto bersama ibu-ibu di sekitar trotoar tersebut, kami berjalan di seberang jalan. tampak sebuah Gereja Blenduk berdiri megah. Konon Gereja tersebut masih digunakan sampai saat ini. Kemudian kami berjalan menuju taman Sri Gunting yang berada dekat Gereja Blenduk.  Di tempat ini kita bisa duduk-duduk ambil membeli jajanan yang ada di sekitar taman. Ada juga sebuah becak dengan bunga berhias yang bisa digunakan untuk berselfi dengan jasa seikhlasnya. Kami sejenak melepas lelah di tempat ini. Berbagai tanaman tumbuh subur bisa untuk menghilangkan rasa gerah.

Oh ya, yang suka dengan hal-hal yang berbau kuno antik, kita bisa masuk ke bangunan di belakang Gereja Blenduk yaitu Galery Industri Kreatif Semarang. Kita akan temui di sana para pedagang dengan menempati kios-kios kecil menjual aneka barang yang beredar puluhan tahun silam. Uang lama, setrika lama, camera zaman jadul, lampu antik seperti teplok dengan cangkir gelas model lama, jam kuno, telephon lama terpajang dengan rapi. Pokoknya komplet deh. Perangko lama juga  ada.

Uang Kertas Lama yang bisa dibeli

Setelah lelah meilhat barang-barang lawas, aku masuk ruang di sebelahnya yaitu seperti butik. Aneka batik apik tersedia. Di tempat ini  kami tak boleh memotret barang yang ada. Kami pun hanya melihat sekilas saja. Di ruang sebelahnya  kuliner dengan aneka menu. Hem.. perut mulai keroncongan. Di tempat ini kita tidak bisa jajan terus bayar dengan uamg tunai  tapi kita harus beli voucer. Ya karena perut pengen diisi mau tak mau beli deh vouncer dengan harga yang variatif ada yang 25 ribu, ada yang lima puluh ribu.

Saat kita jajan kartu vouncer kita berikan untuk digesek pada HP penjual. Di sana berbagi menu tersaji. Tempatnya juga bersih. Bangku berjajar rapi di depan para pedagang yang berada di pinggir ruangan. Ada sate lontong, gado-gado, pecel,  ada es cimol juga aneka jus buah. Karena ingin tahu menu yang belum yaitu es cimol. Es dengan kuah santan dan ada butiran cimol putih menjadi pilihan kami. Ya karena belum terbiasa jadi di lidah jadinya aneh deh.

Jangan khawatir jika voucer masih ada uangnya. Sementara kita jarang ke sini. Voucer tadi bisa ditukar uang jika kita merasa ada sisa uang. Hem… jadi kita harus ingat berapa voucer kita sudah terpakai. Itulah cara yang dipakai di tempat tersebut.

Ruang kuliner dengan aneka menu

Akhirnya petang menjelang, kami pun bergegas untuk tempat berkumpulnya ibu-ibu. Tampak lampu berpendar. Suasana makin syahdu. Kami pun tak melewatkan berselfi dengan latar yang cantik. Ada tempat dengan tiga dimensi sebenarnya. Untuk bisa masuk harus merogoh uang 50 ribu rupiah.

Kala Petang menjelang di kota tua

Karena sudah petang kami pun tidak jadi masuk. Bus pun datang kami segera menaiki bus untuk perjalanan pulang ke Ambarawa. Sejuta kenangan terukir indah. Menempati hati yang paling dalam untuk dikenang sepanjang masa. Senja di kota lama mejadi kenangan.

 

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here