SYUKUR DJARIR KELAR KARIR
Muhammad Chirzin
Muhammad Djarir meniti karir sebagai karyawan salah satu SMA Muhammadiyah di Yogyakarta sejak 1986. Kini tiba saatnya berhenti bekerja setelah mengabdi 36 tahun di sana. Tugas tugas. Usai sudah segala aktivitas di salah satu sudut ruang karyawan Sekolah Menengah Atas yang banyak prestasi itu.
Selasa 20 Desember 2022, para kolega karyawan, guru, dan Kepala Sekolah hadir di rumah Pak Djarir dalam rangka Pengajian sekaligus pelepasan beliau dari segala tugas di sekolah. Entah sudah berapa Kepala Sekolah yang silih berganti selama Pak Djarir bertugas di sana. Pasti tak terhitung pula berapa kali ia masuk-keluar ruang karyawan dan pergi-pulang dari SMA yang dia cintai hingga masa purna tugas ini.
Muhammad Djarir hidup di sebuah desa di Kabupaten Bantul bersama istri pembatik dan dua putri yang telah dan tengah menempuh studi S1 Prodi Fisika di Universitas Negeri Yogyakarta. Ia telah dikaruniai seorang cucu dari putri pertamanya yang bersuami alumni Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga sebagai ASN di salah satu KUA di Kroya.
Bagi Pak Djarir purna tugas bukan akhir segala, dan tidak membuatnya mengalami post power syndrome. Dengan usainya tugas di sekolah kini dia mempunyai waktu penuh untuk mengolah sepetak sawah, muhasabah diri, mengaji, bersosialisasi, dan momong cucu.
Pada munasabah pengajian keluarga Sekolah Menengah Atas tersebut penulis menyampaikan muhasabah, baik untuk Pak Djarir yang mulai menjalani masa purna tugas maupun kolega-kolega tenaga kependidikan dan para guru sebagai berikut.
Pertama, himbauan untuk bersyukur sepanjang hayat. Setiap insan mengalami fase-fase kehidupan sebagaimana difirmankan Allah swt dalam Al-Quran.
Kami amanatkan kepada manusia berlaku baik kepada kedua orangtuanya; ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah. Masa hamil dan penyapihannya tiga puluh bulan, sehingga bila telah mencapai usia dewasa, dan mencapai empat puluh tahun, ia berdoa: “Tuhanku, berilah aku peluang untuk bersyukur atas nikmat-Mu yang Kau-limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan supaya aku dapat beramal saleh yang Kau-ridhai; berilah aku kebaikan bagi anak cucuku. Sungguh aku bertobat kepada-Mu, dan sungguh aku tunduk kepada-Mu.” (QS Al-Ahqaf/46:15)
Usia 40 tahun merupakan etape kehidupan yang sangat menentukan. Orang Jawa menggunakan “ilmu titen”, bahwa siapa saja yang di usia 40 tahun telah sukses, maka pada tahun-tahun berikutnya insyaallah akan menanjak karir dan kesuksesannya. Sebaliknya, jika di usia 40 tahun ia biasa-biasa saja, kemungkinan ke depan ia akan biasa-biasa saja hingga tiba ajalnya.
Orang Barat mempunyai adagium, “Life begins forty.” Betapa banyak orang yang sukses dalam menempuh karir sejak usia 40 tahun. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang sukses besar berkarir justru setelah memasuki usia pension, misalnya bos Kentucky Fried Chicken.
Salah satu rahasia sukses dalam kehidupan ialah mensyukuri segala karunia yang telah dilimpahkan Allah swt. Dengan mensyukuri kesuksesannya Allah swt akan menambah kesuksesan demi kesuksesan, sesuai dengan janji-Nya dalam Al-Quran,
Ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sungguh, jika kamu bersyukur, Aku benar-benar akan memberi tambahan karunia kepadamu, tetapi jika kamu tidak bersyukur, sungguh azab-Ku sangat dahsyat.” (QS 14:7)
Sulaiman pun tersenyum dan tertawa karena perkataan semut. Dia pun berkata: “Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Kau-limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan supaya aku dapat mengerjakan amal saleh yang Kau-ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS An-Naml/27:19)
Kedua, usai tuntas tugas seseorang pantas mawas diri atas segala perjalanan yang telah dilalui, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Quran surat Adh-Dhuha dan Al-Insyirah berikut.
Tuhanmu tidak meninggalkan dan tidak membencimu. Sungguh yang kemudian akan lebih baik bagimu daripada yang sekarang. Dan Tuhanmu kelak memberimu apa yang menyenangkan kau. Bukankah Dia mendapati kau sebagai yatim, lalu Ia melindungi? Dan Ia mendapati kau tak tahu jalan, lalu Ia memberi bimbingan? Dan Ia mendapati kau dalam kekurangan, lalu Ia memberi kecukupan? Karenanya, janganlah kau berlaku sewenang-wenang kepada anak yatim. Dan orang yang meminta, janganlah kau bentak. Dan nikmat Tuhanmu, hendaklah kau siarkan. (QS 93:3-11)
Bukankah telah Kami lapangkan dadamu? Dan Kami singkirkan bebanmu dari engkau. Yang telah memberatkan punggungmu? Dan Kami angkat namamu? Sungguh bersama setiap kesulitan ada kemudahan. Sungguh Bersama kesulitan ada kemudahan. Maka, jika engkau telah selesai dari tugasmu, kerjakanlah urusan yang lain. Dan kepada Tuhanmu tujukanlah perhatianmu. (QS 94:1-8)
Ketiga, di usia purna tugas, mohon kepada Allah swt anak keturunan yang saleh, dan supaya diberi anak keturunan yang saleh, seseorang niscaya berusaha menjadi orang saleh.
Tuhan, berikan kepadaku anak yang saleh. (QS 37:100)
Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Tuhan, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari Engkau. Engkau Maha Mendengar segala doa.” (QS 3:38)
Dan mereka yang berdoa: “Tuhan, jadikanlah istri dan keturunan kami cendera mata bagi kami, dan jadikanlah kami teladan bagi orang yang bertakwa.” (QS 25:74)
Keempat, di usia pensiun, mohon ampun kepada Allah swt atas segala kekhilafan dan kesalahan dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya.
Allah tidak akan memaksa seseorang di luar kemampuannya. Ia mendapat pahala sesuai dengan yang dikerjakannya, dan ia mendapat hukuman sesuai dengan yang dikerjakan. Mereka berdoa: “Tuhan, janganlah menghukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan. Tuhan, janganlah memikulkan kepada kami suatu beban berat seperti yang Engkau bebankan kepada mereka yang sebelum kami. Tuhan, janganlah memikulkan kepada kami beban yang tak mampu kami pikul. Hapuskanlah segala dosa kami, ampunilah kami, rahmatilah kami. Engkaulah Pelindung kami; tolonglah kami atas golongan kafir.” (QS 2:286)
Kelima, di usia senja, mohon kepada Allah swt supaya dimasukkan dan dikeluarkan melalui jalan yang benar, termasuk keluar dari dunia kerja yang telah digelutinya sekian lama.
Katakanlah: “Tuhanku, masukkanlah aku ke jalan masuk yang benar, dan keluarkanlah aku dari jalan keluar yang benar, dan berilah aku dari-Mu kekuasaan yang dapat menolong. (QS 17:80)
Keenam, tuntas tugas mohon kepada Allah swt agar dikaruniai keteguhan hati memegangi petunjuk yang telah dikaruniakan kepadanya.
“Tuhan, jangan sesatkan hati kami sesudah Kau-bimbing kami, berilah rahmat kepada kami, Engkaulah Maha Pemberi.” (QS 3:8)
Ketujuh, puncak segala doa, mohon kepada Allah swt agar dikaruniai kebaikan di dunia dan akhirat
Di antara mereka ada yang berdoa: “Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia ini, dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab api.” (QS Al-Baqarah/2:201)
SYUKUR
Dari yakinku teguh
Hati ikhlasku penuh
Akan karunia-Mu
Tanah air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan
Ke hadirat-Mu Tuhan.
PERPISAHAN
Kini tiba saat berpisah
Pisah hanya di lahirnya
Di hati kita tetap bersatu
Karena Tuhan Allah Satu
Dalam hati kita tetap ingat
Akan janji setiaku
Pun tak lupa kami bersyukur
Pada-Mu Tuhanku yang luhur.
*Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dosen S3 Psikologi Pendidikan Islam Pascasarjana UMY, dan Universitas Ahmad Dahlan, penulis trilogi Kearifan Al-Quran, Kamus Pintar Al-Quran, dan 10 Tema Besar Al-Quran (Jakarta: Gramedia, cetak ulang 2019), dan 60-an buku lainnya.