Ulang Tahun Virtual dan Wisuda Drive Through, Secuil Kisah Mama Bersama Ananda

0
1935

 

Sebuah catatan untuk Ananda yang masih di dalam kandungan.

Nak, selamat pagi atau siang, atau senja, bahkan malam, bergantung kamu membaca catatan ini. Selamat menjalani hari dengan penuh kebahagiaan dan jangan melupakan sujudmu kepada Yang Menciptakan. Mama menuliskannya di pagi hari, di tanggal 09 November 2020. Oleh sebab itu, mama mengucapkan selamat pagi.

Hari ini adalah hari ulang tahun uti di Blitar, Nak. Mama ingin sekali datang ke Blitar. Hadir, menemani beliau, memeluk beliau, untuk kemudian merayakan secara sederhana dan kecil-kecilan sebagaimana selalu kami lakukan ketika ada sanak yang berulangtahun. Uti kelahiran tahun 1968. Berarti sudah berapa tahun usia beliau di tahun 2020? Sebentar, mama lihat kalkulator terlebih dahulu. Mama agak lemah di bagian menghitung. Benar-benar harus diasah, padahal sewaktu belia, mama sangat tajam di bagian eksakta.

Uti Blitar sudah memasuki usia 52 tahun, Nak. Dan usia mama saat ini 25 tahun. Alhamdulillah, semoga uti diberkahi panjang umur, agar bisa melihat anak cucunya sukses, membawa kebahagiaan, kehormatan dan keberkahan. Mama selalu bercita-cita agar bisa membahagiakan uti ataupun kakung. Sebab tumpuan harapan beliau berdua ada di mama. Mama sangat bersyukur memiliki sosok ibu seperti uti. Mama menjadi tertempa begitu indah, menjadi liat, kuat dan tangguh karena didikan beliau. Semoga kelak, kamu jauh lebih tangguh dibanding mama, ya Nak. Amin.

Mama urung ke Blitar, Nak. Karena mama memang belum bisa bepergian jauh. Tidak apa, tidak mungkin kan mama menyalahkan keadaan kepadamu. Fisik mama yang belum pulih sepenuhnya karena hamil kamu adalah bagian dari rencanaNya. Mama sangat menikmatinya. Sedangkan besok, mama akan menjalani prosesi wisuda. Semoga wisuda di hari kelahiran uti, selisih satu hari, di hari Pahlawan besok, bisa menjadi wisuda tak terlupakan bagi uti. Mama harap, hadiah ulang tahun untuk uti adalah prosesi wisuda mama. Semoga beliau berkenan ya Nak.

Jauh-jauh hari dahulu, uti menyampaikan kepada mama untuk bertandang ke Blitar. Namun mama memang belum bisa ke sana. Meski rindu menusuk sampai mama menangis, tergugu, bahkan terbawa di alam bawah sadar ketika tidur, memimpikan uti dan kakung, mama tetap tidak bisa. Papa tidak mengizinkan karena mama memang belum kuat. Papa takut jika di jalan, mama malah ingin rebahan. Akan sangat merepotkan kami dan kasihan di mama, juga kamu. Akhirnya, dengan memanfaatkan teknologi virtual, mama hanya bisa menangis, memandangi wajah uti dan kakung yang menua. Bayangan mama ketika masih kecil, masih digendong beliau berdua berkelebat. Air mata seketika langsung menganak-pinak di pipi. Mama hanya bisa menangis. Semoga di hari senja uti dan kakung nanti bisa pensiun, sembari melihat anak cucu yang sudah menjadi sebagaimana harapan beliau berdua. Kita kerja ekstra keras ya Nak untuk menggapai apa yang beliau citakan. Plus, jangan lupa, meminta dan terus bersyukur, menikmati fase demi fase yang Allah hadirkan. Riyadhoh, itu salah satu hal penting untuk menggapai berkah. Apa sih yang kita cari di dunia ini selain berkah? Berkah memiliki banyak jalan, salah satunya adalah dengan membahagiakan kedua orang tua, birrul walidain. Semoga Allah meridai kita semua. Amin.

Sewaktu mama kecil, Nak, kala itu, kakung dan uti belum memiliki motor. Motor adalah barang tertier atau barang mewah untuk dimiliki. Mama masih sangat kecil, mungkin masih berusia lima tahunan, sekitar tahun 2000. Papa mengajak mama berkunjung ke rumah yut di Njari, Wlingi. Kakung mengajak mama naik bus. Setiap naik bus, kan selalu kencang, ya pengemudinya. Jalan berkelok, naik turun. Mama selalu meminta kakung atau uti untuk memegang perut mama, agar mama tidak merasakan siir siiir yang cukup membuat perut geli dan dada berdegup kencang. Kala itu, kakung pun seperti itu. Setelah turun dari bus, mama digendong, berjalan kaki dari jalan raya ke rumah peristirahatan yut kakung terlebih dahulu. Kakung tidak tega melihat mama kepanasan, cuaca memang terik, Nak. Maka kakung menggendong mama di satu tangan, dan tangan lain memegang payung, ngeman mama agar mama tidak kepanasan.

Dan, air mata mulai meluruh di sudut mata mama. Mama rindu dengan beliau berdua, Nak. Mama terakhir mengunjungi kakung dan uti di bulan Agustus. Ini sudah memasuki bulan November. Semoga Allah menjaga kakung dan uti. Hanya itu yang bisa mama minta kepada sebaik-baiknya Penjaga.

Kasih sayang kakung dan uti membekas erat di kenangan mama. Mama yakin, anakku, kamu pun akan memilikinya. Semoga kamu mendapatkan didikan terbaik kami. Papa kamu adalah sosok lelaki yang sangat sabar. Mama tidak pernah menemui sesosok lelaki sesabar papamu, sepengertian papa. Kamu akan mendapatkan memori indah dengan mama, dengan papa, ya Nak. Dengan kisahmu sendiri.

Nak, besok adalah prosesi wisuda mama. Mama sudah rampung studi magister. Dahulu, sembari mengantarkan mama ke kampus, papa selalu menyampaikan, “Semoga nanti bisa S2, Nduk. Agar bisa mengangkat derajat keluarga kita, keluarga Mbok‒yut kamu, Nak, ibunda kakung‒dan membanggakan leluhur kita. Bapak hanya bisa mendoakan. Segala doa dan riyadhoh akan Bapak lakukan, semoga Allah berkenan mengabulkan.” Itu adalah harapan dan doa dari kakung yang tidak akan pernah mama lupakan, Nak. Mungkin, salah satu alasan atau pacuan terbesar mama untuk bermimpi, dan meraih mimpi-mimpi adalah agar bisa menjadi seseorang yang kakung dan uti harapkan. Selain itu, pendidikan memang penting, sayang. Well educated person akan memiliki attitude yang berbeda dengan yang less educated. Dalam hidup, kita selalu membutuhkan pengetahuan. Dan memang, segala perkara hidup bahkan mati, sudah ada ilmunya. Tinggal kita patut menggalinya, sedalam-dalamnya. Ya, sayang?

Hari ini, mama persiapan untuk besok. Tenaga harus fully charged. Kostum, dokumen, dan segala yang dibutuhkan harus siap hari ini. Besok mama mendapatkan shift pagi, Nak. Salah satu hal yang membahagiakan mama, besok uti dan kakung Blitar akan hadir. Mama bisa wisuda dengan orang-orang tercinta. Pun, mama bisa wisuda ditemani papa, dan ada kamu. Semoga kamu bisa menjadi ulama kelak, ya Nak. Ulama yang haus akan ilmu, dan karena kealiman itu, kamu akan fokus mengajarkan kepada umat Baginda Nabi Muhammad, serta mengharumkan nama bangsa ini. Maafkan jika mama menaruh beban yang mungkin berat di pundakmu, namun mama tidak menginginkan sesuatu yang lain, selain Allah dan baginda Nabi Muhammad Saw bangga kepadamu, Nak.

Hari ini cukup sekian ya sayang. Besok, mama akan mengisahkan bagaimana menjalani prosesi wisuda di tengah wabah pandemi Covid-19, dengan cara Drive Through. Tidak ada yang mama harapkan, selain semoga Allah berkenan melimpahkan maghfirah dan ridaNya untuk kita semua. Amin.

 

Love,

Mama

Tulungagung, 09 November 2020

 

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here