Oleh : Didi Junaedi
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An Nisa: 9)
Firman Allah di atas mengingatkan kita tentang pentingnya mempersiapkan bekal untuk anak cucu kita, sebelum kita meninggalkan dunia ini.
Bekal dalam hal ini dapat dimaknai secara luas. Jika merujuk kepada ayat-ayat al-Qur’an, maka bekal utama yang perlu dipersiapkan adalah keimanan dan ketakwaan, yaitu keyakinan akan kehadiran Allah dalam setiap ruang kehidupan, serta kesadaran untuk terus melakukan kebaikan kepada sesama. Keyakinan dan kesadaran ini pada gilirannya akan menjadikan seseorang selalu berusaha untuk taat pada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Demikian ditegaskan dalam sejumlah firman Allah dalam kitab suci al-Qur’an.
Bekal berikutnya yang tidak kalah pentingya, yang harus disiapkan untuk anak cucu kita adalah ilmu pengetahuan. Ya, dengan bekal ilmu pengetahuan ini, maka anak cucu kita akan menjadi orang-orang yang siap menghadapi hidup dan kehidupan, betapa pun sulitnya kehidupan yang tengah dijalaninya. Dengan ilmu, hidup akan menjadi mudah. Tanpa ilmu hidup terasa susah.
Bekal selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah materi. Ya, bekal materi ini penting untuk kelangsungan hidup anak cucu kita, setelah kita meninggal dunia kelak. Jika materi tercukupi, maka anak cucu kita akan lebih tenang dalam menjalani hidup selanjutnya. Materi yang cukup juga bisa dijadikan modal usaha, modal mencari ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Setelah membekali anak-anak kita dengan keimanan dan ketakwaan, ilmu pengetahuan serta materi, bekal selanjutnya yang perlu disiapkan adalah mental. Ya, menyiapkan mental anak-anak kita untuk menghadapi hidup dan kehidupan yang demikian keras adalah suatu yang niscaya. Dengan mental yang tangguh, maka anak-anak kita tidak mudah menyerah terhadap keadaan, betapa pun sulit dan beratnya kehidupan yang tengah mereka jalani.
Berkaitan dengan persiapan mental yang harus kita berikan kepada anak-anak kita, berikut penulis kutipkan salah satu bagian dari buku penulis berjudul : “5 Langkah Menuju Sukses Dunia-Akhirat”:
“Persiapan mental untuk sukses dunia-akhirat itu sangat penting. Seseorang yang siap mental untuk sukses, maka dia sudah mengantisipasi jika suatu ketika kesuksesan benar-benar hadir dalam hidupnya. Dia tidak akan menjadi tinggi hati karena kelimpahan materi, pun tidak menjadi jumawa ketika berilmu pengetahuan luas, juga tidak angkuh ketika jabatan prestisius dapat direngkuh. Meski karirnya menjulang tinggi, tetapi dia tetap rendah hati. Meski kesuksesan hidup berhasil digapai, dia tidak lupa diri. Meski telah ‘menyentuh’ langit, tetapi kaki tetap menginjak bumi. Inilah tipikal manusia yang siap mental untuk sukses hidup di dunia.
Demikian juga halnya seseorang yang siap mental untuk sukses akhirat. Dia tidak akan pernah merasa hebat, meski ibadahnya dahsyat. Dia tidak menjadi sok suci meski akhlaknya terpuji. Dia tidak bangga diri meski banyak orang memberi sanjung puji. Singkatnya, dia tidak pernah merasa menjadi orang yang baik amalnya. Dia selalu merasa menjadi orang yang penuh dosa, sedikit amalnya, dan kurang dekat dengan Tuhannya. Sehingga dia akan terus menerus berusaha untuk memperbaiki dirinya. Inilah kualitas mental orang yang siap sukses akhirat. Baginya, biarlah Tuhan yang menilai dan memberi apresiasi atas amal ibadah yang dia lakukan. Dia tidak peduli apakah orang akan memuji atau mencaci. Yang terpenting baginya adalah ridla Ilahi.”
Mewariskan mental sukses kepada anak adalah tugas dan tanggung jawab setiap orang tua. Mental sukses yang dimaksud adalah mental sukses dunia-akhirat.
* Ruang Inspirasi, Sabtu, 23 November 2019