Home Is Where Mom Is

0
216

Oleh Much. Khoiri

JUDUL tulisan ini terinspirasi oleh sebuah poster yang saya temukan di Google Search. Sudah pasti poster itu hanya satu dari sekian poster yang ada. Karena pas memantik prior knowledge saya tentang Ibu, saya ambillah ia sebagai judul. Saya berterima kasih kepada VectorStock si pembuat poster tersebut.

Ungkapan “home is where mom is” itu bisa diterjemahbebaskan menjadi “rumah hunian adalah di mana Ibu tinggal di dalamnya.” Maksudnya, rumah hunian (home)—yang berkonotasi pada suasana hunian nyaman, bukan sekadar bangunannya (house)—baru bermakna sebenarnya berkat kehadiran Ibu di dalamnya. Tanpa Ibu, rumah bukanlah hunian.

Home is where mom is quote. Mom quote lettering. Gambar: VectorStock.

Nah, betapa sentralnya kedudukan dan fungsi seorang ibu di dalam keluarga. Ibu mengajarkan bahasa kepada anak-anaknya, mulai paling sederhana, hingga dikenal dengan istilah ‘bahasa ibu’ (mother tongue). Ibu mengajarkan nilai kasih sayang dengan memberikannya kepada anak-anaknya. Ibulah pula yang mendidikkan tata krama, budi pekerja, dan nilai-nilai budaya keluarga.

Peran ibu semacam itu berlaku bukan hanya untuk ibu yang seutuhnya menjadi ibu rumah tangga, melainkan pula ibu dengan status wanita karir tertentu. Maksudnya, peran domestik, termasuk mengasuh dan mendidik anak, tetap menjadi tugas sentral yang “harus” dijalani oleh seorang ibu. Ibu seakan ditakdirkan untuk menjadi wonder woman serba bisa untuk keluarga.

Dengan demikian, tidak mengherankan ada ungkapan bahwa ibu adalah di mana seluruh cinta dimulai dan berakhir.  Ibu menjadi sumber dan sekaligus muara cinta. Dari ibulah kita mengenal cinta sebagaimana yang dicurahkan olehnya, dan kepada ibulah cinta diarahkan dan dipersembahkan. Alangkah mulianya cinta ibu di antara anak-anaknya.

Dalam ungkapan lebih gagah, orang mungkin menegaskan bahwa ibu adalah dunianya; dia adalah emasnya yang sesungguhnya. Ibunya adalah ibu yang terbaik; tiada sehari pun dia dapat beristirahat. Secara puitik, ada yang mengatakan demikian: My mother, my friend so dear/Throughout my life you are so near/A tender smile to guide my way/You are the sunshine to light my day.

Begitu berharganya seorang ibu di mana anak-anak, berbagai ekspresi bisa muncul sebagai ungkapan kekaguman, dedikasi, harapan, dan sebagainya. Ungkapan itu bisa mewujud dalam bentuk puisi, tulisan esai, wise words, cerpen, novel, kartu ucapan, buket bunga, paket hadiah, dan sebagainya—termasuk lagu, ya lagu tentang ibu.

Ada belasan lagu Indonesia yang bicara tentang ibu, dengan caranya masing-masing, misalnya lagu Ibu (Iwan Fals), Bunda (Potret), Untukmu (Raisa), Doa untuk Ibu (Ungu), Surat Untuk Ibu (Fiersa Besari), Ibu (Haddad Alwi feat Farhan), Di Doa Ibuku Namaku Disebut (Natashia Nikita), Ku Rindu Ibu (Rizky Febian), Cinta untuk Mama (Kenny), Doa Ibu (Armada), Untukmu Ibu (Exists), dan Pesona Potretmu (ADA Band).

Selanjutnya, kita bisa menyimak pula lagu Emak (Iwan Fals), Bertaut (Nadin Amizah), Yts: Ibu (Naif), Selamat Jalan Mama (Ari Lasso), Airmata Ibu (Siti Nurhaliza), Satu Rindu (Opick feat Rachel Amanda), Nyanyian Rindu Untuk Ibu (Ebiet G. Ade), Doa Ibu (Koes Plus), Sebuah Pengabdian Bunda (Kerispatih), dan Ibuku Cantik (Meisha Kanna). Tentu, agaknya masih ada lagu lain.

Marilah perhatikan petikan sebagian dari lagu-lagu tersebut. Betapa mulianya seorang ibu di mata Iwan Fals: Ribuan kilo jalan yang kau tempuh/Lewati rintang untuk aku, anakmu/Ibuku sayang, masih terus berjalan/Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah/Seperti udara/Kasih yang engkau berikan/Tak mampu ku membalas Ibu/Ibu/.

Ribuan kilometer bukanlah jarak yang pendek, itu pun ditempuh oleh seorang ibu untuk membahagiakan anak. Bahkan aneka rintangan pun dilalui, segala kendala ditemukan solusinya, dan segala kesulitan ditemukan pintu kemudahannya. Itu sebuah simbolisasi, ibu menembuh jalan perjuangan untuk anak, apa pun risikonya. Demi anak, ibu rela berjalan tanpa henti, meski kakinya penuh darah dan penuh darah.

Menurut lagu Iwan Fals itu, kasih sayang yang diberikan oleh ibu kepada anaknya seperti udara. Udara itu tidak ada batasnya baik jumlah maupun waktunya. Tanpa udara, manusia identik dengan kematian, sebab tanpa adanya udara, manusia tidak bisa bernafas. Itulah mengapa ibu bisa dikatakan sebagai sang pemberi kehidupan bagi anaknya. Betapa berharganya kasih yang dilimpahkan ibu kepada anaknya.

Dalam lagu “Bunda”, Potret berdendang: Teringat semua cerita orang/Tentang riwayatku/Kata mereka, diriku s’lalu dimanja/Kata mereka, diriku s’lalu ditimang/Nada-nada yang indah/S’lalu terurai darinya/Tangisan nakal dari bibirku/Takkan jadi deritanya. Bayangkan bagaimana orang menimang bayi, yang terurai darinya hanyalah kata-kata terindah (bahkan kerap hiperbolik atau bombastis). Bahkan kenakalan anak tidaklah menjadi deritanya.

Saking sayangnya kepada anak, ibu melihat kenakalan anak, yang seharusnya menjadi deritanya, hanya sebagai bagian kisah hidup. Senakal-nakalnya anak, orangtua tetap bertanggungjawab atas kebaikannya. Ibu bisa pasang badan untuk anak-anaknya. Ibaratnya, ibu akan berkorban apa pun juga untuk kebaikan anak atau kebahagiaan anak. Ibu berhak menunjukkan keberadaannya di dalam keluarga.

Sementara itu, Fiersa Besari dalam lagunya “Surat untuk Ibu” menyatakan: Hujan malam ini membawaku pada kenangan/Tentang masa kecil, damai di dalam dekapanmu/Kau tak biarkan aku sedikit pun terluka/Meski harus kau korbankan dirimu sendiri/Kau bacakan lagi dongeng yang mengantarku tidur/Lalu kau tersenyum sambil menyembunyikan lelah/Kau tak pernah berhenti melakukan yang terbaik.

Dalam lagu itu, Fiersa Besari menandaskan betapa pentingnya kehadiran seorang ibu. Anak bisa merasakan kedamaian di dalam dekapannya. Ibu tidak akan membiarkan anaknya terluka sedikit pun, dan bahkan rela melindungi anaknya dengan cara apa pun. Jika perlu, ibu akan rela terkena luka tertentu sepanjang anaknya tidak terluka.

Dan ketika malam tiba, menjelang tidur, ibu akan rela mendongeng atau membacakan dongeng pengantar tidur. Aneka dongeng disampaikan, baik yang ada di dalam buku dongeng, maupun dongeng yang dihafal di luar kepala. Kemudian, tatkala anaknya telah terlelap, sang ibu menyunggingkan senyum sambil menyembunyikan lelah. Rasa lelah bahkan lenyap ketika anaknya tidur dalam damai.

Demikianlah rumah menjadi hunian yang nyaman hanya karena kehadiran ibu. Home is where Mom is. Untuk itu, marilah mengaminkan “Doa untuk Ibu” (Ungu) : Oh ibu semoga Tuhan/Memberikan kedamaian dalam hidupmu/Putih kasihmu/Kan abadi dalam hidupku/Oh ibu terima kasih/Untuk kasih sayang yang tak pernah usai/Tulus cintamu/Takkan mampu untuk terbalaskan/Oh ibu semoga Tuhan/Memberikan kedamaian dalam hidupmu/Putih kasihmu/Takkan mampu untuk terbalaskan.

Untuk ibu-ibu pembaca tulisan ini, mudah-mudahan kemuliaan senantiasa berlimpah untuk Anda, sebab kehadiran Anda telah menjadi pemberi kasih sayang dan center of character building dalam keluarga. Untuk anak-anak pembaca tulisan ini, mudah-mudahan Anda mampu memuliakan ibu dengan ucapan dan tindakan terpuji, sembari berdoa yang terbaik untuk ibunda tersayang.[]

Gresik, 28.12.2023  

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here