Muhammad Chirzin
Kelahiran seorang anak adalah cara Tuhan memberikan sensasi mencipta kepada orang tua. Anak keluar dari perut sang bunda dengan hidung, mulut, mata, bibir, tangan, dan kaki, serta seluruh tubuhnya. Pada wajah anak tergurat wajah orang tuanya. Lahirlah beberapa peribahasa dengan berbagai makna. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Anak polah bapa kepradah. Mendhem jero mikul duwur.
Anak adalah hiburan sekaligus ujian bagi orang tua. Hiburan, sebab pada lubuk hatinya tertanam naluri untuk mencintai kepolosan dan kelembutannya. Ujian, karena betapa pun orang tua mengarahkan anak, tetap saja ia manusia merdeka dengan karakter, kecenderungan, kecerdasan, dan ciri-ciri yang tidak sama dengannya.
Batapa banyak pesan Tuhan, Nabi, dan para bijak bestari tentang anak. Betapa orang tua mendambakan karunia anak.
Rabbi habli minash-shalihin – Tuhan, anugerahkanlah kepadaku anak yang saleh. (QS 37:100)
Nabi Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata, “Rabbi habli min ladunka dzurriyyatan thayyibah innaka sami’uddu’a` – Tuhan, berilah aku dari sisi Engkau anak keturunan yang baik. Sungguh, Engkau Maha Mendengar doa.” (QS 3:38)
Orang-orang yang baik berkata: “Tuhan, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan dan keturunan sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa.” (QS 25:74)
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu, serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS 18:46)
Harta dan anak-anak adalah cobaan hidup setiap manusia.
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS 64:15)
Akan tiba hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali mereka yang mendatangi Allah dengan hati yang murni.
Rasulullah saw bersabda, “Bila manusia meninggal dunia, putuslah amalnya, kecuali dari tiga: shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya.”
Alkisah, seorang anak mengadukan bapaknya kepada Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, aku telah memberikan tempat tinggal, dan memenuhi segala kebutuhan hidupnya sehari-hari, tetapi dia masih menginginkan baju gamis yang paling kusuka…” Rasulullah saw pun menjawab, “Engkau dan hartamu adalah milik Bapakmu.”
Rasulullah saw juga bersabda, “Didiklah anak-anakmu dengan saksama, karena mereka amanat Tuhan.”
Umar bin Khathab berkata, “Didiklah dan latihlah anak-anakmu dengan saksama, karena mereka akan hidup di zaman yang bukan zamanmu.”
Khalil Gibran menulis, “Anakmu bukan milikmu…”
Betapa besar harapan orang tua kepada anak sebagai penerus cita-citanya yang mulia, karena belum tentu semua harapan dan cita-cita besar tergapai di masa hidupnya. Juga demikian banyak misteri anak dalam Al-Quran. Anak Adam, Nabi Nuh, Ibrahim, Yaqub, dan Daud.
Anak Nabi Adam membunuh saudaranya.
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua anak Adam, Kabil dan Habil, yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban. Dari salah seorang mereka berdua, Habil, diterima, dan dari yang lain, Qabil, tidak diterima. Qabil berkata: “Aku pasti membunuhmu!” Habil berkata: “Sesungguhnya Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertakwa.” (QS 5:27)
Putra Nabi Nuh tenggelam bersama orang-orang yang tidak beriman.
Bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Nuh memanggil anaknya yang berada jauh terpencil: “Wahai anakku, naiklah ke kapal bersama kami, dan jangan bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah Yang Maha Penyayang.”
Gelombang menjadi penghalang antara keduanya. Jadilah anak itu termasuk orang yang ditenggelamkan. Difirmankan: “Hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit, berhentilah menurunkan hujan!” Air disurutkan, perintah pun diselesaikan, dan bahtera itu berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim.”
Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sungguh, janji Engkau itulah yang benar. Engkaulah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS 11:42-45)
Betapa bahagia Nabi Ibrahim dikaruniai anak di usia senja.
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tuaku Ismail dan Ishaq. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar dan Memperkenankan doa. (QS 14:39)
Ibrahim berdoa: “Tuhan, berikanlah kepadaku hikmah, dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikan aku buah tutur yang baik bagi mereka yang datang kemudian, serta jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mewarisi surga penuh kenikmatan. Tuhan, ampunilah bapakku, sungguh ia termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, yaitu di hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali mereka yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS 26:83-89)
Allah swt mengaruniai Nabi Ibrahim dua putra, Ismail dan Ishak. Dan dari keduanya Allah mengutus penerus risalah Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad saw.
Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya di akhirat, dia benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (QS 29:27)
Allah swt mengaruniai Nabi Daud putra yang kelak menjadi nabi dan raja pula.
Kami karuniakan kepada Daud Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sungguh dia amat taat kepada Tuhannya. (QS 38:30)
Yusuf kecil yang dianiaya oleh saudara-saudaranya dipungut sebagai anak.
Orang Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya: “Berikanlah kepadanya tempat dan layanan yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita, atau kita pungut dia sebagai anak.” Demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di bumi Mesir, dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS 12:21)
Al-Quran menarasikan tentang kelahiran, kematian, dan kebangkitan Nabi Isa.
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia meninggal, dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (QS 19:15)
“Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS 19:33)
Konon Lukman dan putranya hidup di erah Nabi Isa.
Ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS 31:13)
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, hingga bila telah dewasa, dan berumur empat puluh tahun ia berdoa: “Tuhan, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku, dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat berbuat kebaikan yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan kebaikan pada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS 46:15)
Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli 2023.
*Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dosen Program S3 Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Ketua Umum MUI dan FKUB Kota Yogyakarta, Komite Sekolah SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta, dan penulis 60-an buku.