Sombong

0
2906

Sebut saja namanya, Sindy. Gadis ayu yang diperebutkan banyak pria sejak lama. Sayang sampai menjelang selesai kuliah, ia belum juga menikah. Merasa memiliki privilege, maka standar pilihannya pun tinggi. “Saya harus menikah dengan yang ganteng, mapan juga.”
.
Seorang pemuda biasa pun harus menerima kenyataan penolakannya. Pemuda selanjutnya, dan selanjutnya. Selama di bawah standar, maka tidak. Sementara usia semakin bertambah. Tibalah pada titik yang menggelisahkan. Status perawan tua mulai terdengar santer.
.
Setiap pemuda yang sesuai dengan kriterianya akan menolak untuk menikah dengannya. Dengan alasan yang sama, “Maaf, Kamu sudah cukup tua, ada banyak di luar sana yang jauh lebih muda.” Menyakitkan.
.
Sampai kemudian dia bersimpuh dan menangis di hadapan Tuhan. Memelas dan meminta ampunan-Nya. Untuk pertama kalinya dia meminta jodoh kepada-Nya. Tanpa arogansi. Cukup yang baik.
.
Jika Tuhan mencintai kita, maka Dia akan “menghabisi” segala detak kesombongan diri ini. Agar kita kembali merendah, bahwa siapalah diri ini, yang tanpa-Nya tiada daya dan upaya. Allah mencintai orang-orang yang selalu meminta kepada-Nya, menunjukkan kelemahan diri, dan membenci kepada mereka yang sombong. Tidak pernah mau meminta.
.
Semakin merendah kita di hadapan-Nya, semakian diangkat derajat kita di hadapan manusia.

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here