PERI KEMATIAN DALAM AL-QURAN

0
347

Setoran 1 Sept 2023

Muhammad Chirzin

Hidup dan mati adalah rahasia Tuhan. Allah swt menghidupkan manusia dan mematikannya bukan sebagai permainan, dan bukan untuk main-main, melainkan sebagai ujian.

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala. Yang menjadikan mati dan hidup, untuk menguji siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS 67:1-2)

Setiap orang niscaya mengetahui, dan menginsyafi bahwa Allah swt Yang menciptakan, menghidupkan, dan mematikan. Makhluk mesti mentaati Khaliknya dalam segala.

Mengapa kamu kufur kepada Allah, padahal dahulu kamu mati, lalu Allah hidupkan, kemudian kamu dimatikan, dan dihidupkan kembali, kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan? (QS 2:28)

Semua manusia akan mati, dan kelak akan menerima rapor hasil ujiannya di dunia. Masing-masing akan memperoleh buah usahanya dalam suka dan duka. Kehidupan dunia memang memperdaya.

Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan pada hari kiamat disempurnakan pahalamu. Siapa yang dijauhkan dari neraka, dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS 3:185)

Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan. (QS 21:35)

Kematian adalah peristiwa yang tak terelakkan. Andaikata seseorang bersembunyi dalam sebuh benteng yang demikian kokoh pun utusan Allah swt pencabut nyawa akan menghampirinya.

Katakanlah: “Sungguh, kematian yang kamu lari darinya akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS 62:8)

Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah,” dan kalau mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan: “Ini datangnya dari sisi kamu.” Katakanlah: “Semuanya datang dari sisi Allah.” Mengapa orang-orang munafik itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS 4:78)

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu; maka jika kamu mati, apakah mereka akan kekal? (QS 21:34)

 

Allah swt merahasiakan saat dan tempat kematian seseorang. Ini juga ujian bagi setiap insan. Ada orang yang meninggal dunia pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, maupun dini hari.

Allah mengambil nyawa orang saat ia mati, dan yang belum mati Ia mengambilnya saat ia tidur; lalu Ia tahan nyawa orang yang Ia putuskan mati, dan Ia lepaskan yang lain sampai pada waktu tertentu. Sungguh pada yang demikian terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. (QS 39:42)

Ada orang yang meninggal dunia dalam pembaringan, dan ada yang meninggal dunia dalam perjalanan. Ada yang meninggal dunia ketika sedang shalat, dan ada pula yang meninggal dunia ketika sedang bermaksiat.

Pada sisi Allah ilmu tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan tahu apa yang ada dalam rahim. Tak seorang pun tahu apa yang akan diusahakan besok, dan tak seorang pun tahu di bumi mana akan mati. Allah Mahatahu, Maha Mengenal. (QS 31:34)

Kaum Nabi Nuh mati tenggelam bersama putranya.

Telah Kami binasakan kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan cerita mereka pelajaran bagi manusia. Dan Kami sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih. (QS 25:37)

Kami wahyukan kepadanya: “Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka bila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap jenis, dan juga keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan akan ditimpa azab di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS 23:27)

Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja Yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (QS 11:43)

Fir’aun mati tenggelam bersama kaumnya.

Kami mungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan tentaranya, karena hendak menganiaya, dan menindas; hingga ketika Fir’aun telah hampir tenggelam ia berkata: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri kepada Allah.” (QS 10:90)

Ketika mereka ditimpa azab, mereka pun berkata: “Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan perantaraan kenabian pada sisimu. Sungguh, kamu dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.” Setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktunya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.  Kemudian Kami menghukum mereka; Kami tenggelamkan mereka di laut sebab mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka melalaikan ayat-ayat Kami. (QS 7:134-136)

Kaum Nabi Luth mati ditimpa hujan batu.

Kami juga telah mengutus Luth kepada kaumnya. Ingatlah tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji yang tak pernah dilakukan oleh siapa pun sebelum kamu?” Kamu melampiaskan kepada sesama laki-laki, bukan kepada perempuan. Kamu memang orang yang sudah melampaui batas. Jawaban mereka tiada lain hanyalah: “Usirlah mereka dari kotamu ini; mereka orang-orang yang menganggap dirinya suci.” Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk mereka yang tinggal di belakang. Dan Kami hujani mereka dengan batu belerang. Maka perhatikanlah bagaimana akhirnya mereka yang melakukan kejahatan! (QS 7:80-84)

Qarun mati terbenam ke dalam tanah bersama hartanya.

Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam tanah. Maka tidak ada satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, juga dia tak dapat mempertahankan diri. (QS 28:81)

Betapa merana mereka yang meninggal dunia dalam kekafiran. Mereka menyia-nyiakan kesempatan untuk berbakti kepada Tuhan. Mereka melupakan Tuhan, dan Tuhan pun melupakan mereka.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, mereka mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. (QS 2:161)

Nilai iman dapat ditakar dengan kerugian yang mesti ditanggung oleh mereka yang tidak beriman. Penyesalan atas kekafiran pun tak akan ada gunanya. Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, dan mati dalam kekafiran, tak akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus dengan emas sebanyak itu. Bagi mereka siksa yang pedih dan mereka tidak mendapat penolong. (QS 3:91)

Kematian yang diharapkan adalah dalam iman dan islam; berserah diri kepada Tuhan. Mengapa daya intuisi, inderawi, akali, dan religi mesti disia-siakan?

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa; dan jangan sekali-kali mati kecuali beragama Islam. (QS 3:102)

Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS 6:162)

Tidak sedikit pihak yang menyangkal kebangkitan sesudah mati. Hal ini antara lain karena ambisi pribadi, pengin hidup seribu tahun lagi, dan bila bisa tanpa mati.

Mereka mengatakan: “Apakah bila kami mati, dan menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah akan dibangkitkan kembali? (QS 56:47)

Mereka lupa akan adanya kebangkitan dari alam kubur. Segala rahasia di dalam dada dibongkar tanpa sisa.

Sungguh ia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Apakah ia tidak tahu bila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada? (QS 100:8-11)

Akhir perjalanan hidup dan mati manusia adalah kebangkitan di akhirat, untuk ditentukan apakah akan hidup nikmat dalam surga atau hidup sengsara di neraka.

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dan bumi mengeluarkan beban berat yang dikandungnya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi begini?” Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, bahwa Tuhanmu memerintahkan yang sedemikian itu. (QS 99:1-5)

Orang-orang kafir dibawa ke neraka berombong, hingga bila sampai di neraka pintu-pintunya dibukakan, dan penjaganya berkata: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu, dan memperingatkan pertemuan dengan hari ini?” Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong pula, hingga bila sampai ke surga, sedang pintu-pintunya terbuka, penjaganya berkata: “Kesejahteraan dilimpahkan atasmu. Berbahagialah, dan masuklah surga, kamu kekal di dalamnya.” (QS Az-Zumar/39:71,73)

Rahasia hidup dan mati manusia memang berada di tangan Tuhan, begitu pula surga atau neraka persinggahan terakhirnya.

*Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here