“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (Q.S. Yusuf : 87)
Betapa banyak orang yang hidupnya menderita karena terus menerus larut dan tenggelam dalam trauma mendalam atas peristiwa masa lalu yang pernah dialaminya. Mereka tidak segera bangkit, move on untuk melangkahkan kaki, menuju kehidupannya yang baru. Alih-alih membuka lembaran baru kehidupannya yang masih putih bersih, terang-benderang, mereka justru sibuk membolak-balik lembaran kelam masa lalunya yang penuh kepedihan dan penderitaan. Mereka menyiksa diri dengan tidak mau beranjak melihat dunia nyata. Mereka terpaku dan terkungkung oleh masa lalu.
Sungguh, sangat menyedihkan kondisi mereka ini. Hidup yang begitu indah, tertutupi oleh awan gelap karena pikiran dan perasaan negatif yang terus menerus diturutinya. Masa depan cerah yang masih mungkin dicapai, dihalangi kabut pekat yang bersumber dari pikiran dan perasaannya sendiri.
Betapa sedikitnya orang yang mampu untuk segera move on, bangkit dari keterpurukan, segera bergegas menjemput impian, sigap membangun kembali cita-cita dan harapannya dari reruntuhan puing-puing kekecewaan dan kesedihan.
Padahal, pengalaman hidup mengajarkan bahwa tidak ada duka yang abadi, tidak ada nestapa yang tak berkesudahan. Ketika kini duka menghampiri, yakinlah suka akan segera kita jelang. Ketika kesedihan datang menghadang, yakinlah kebahagiaan akan segera datang menyapa.
Suka-duka, senang-susah, tawa-tangis, bahagia-derita adalah dinamika kehidupan yang melingkupi setiap manusia. Hidup mengajarkan kita untuk tetap optimis menyongsong masa depan.
Life must go on. Hidup harus terus berjalan, apa pun kondisi yang sedang kita alami dan rasakan. Betapa pun sulitnya keadaan kita saat ini, betapa pun beratnya beban hidup yang tengah kita tanggung, sepahit apa pun peristiwa yang kita alami, selalu ada harapan masa depan yang lebih baik. Asa itu selalu ada.
Tidak ada ruang putus asa bagi hamba-hamba Tuhan yang beriman, yang yakin dan percaya akan kemahakuasaan-Nya. Tidak ada alasan untuk menyerah pada keadaan, ketika kita tahu bahwa Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya.
Move on! Bangkitlah! Susun kembali puing-puing harapan yang berserakan di atas lantai keputusasaan. Urai kembali benang kusut cita-cita yang tergeletak tak berdaya di atas tumpukan tanah kekecewaan.
Tugas kita adalah membenahi kondisi agar menjadi lebih baik, bukan meratapi nasib serta kenyataan pahit yang menimpa kita. Yang lalu biarlah berlalu. Kita buka lembaran baru kehidupan yang dipenuhi dengan semangat, optimisme, serta pendaran cahaya harapan. Yakinlah, masa depan cerah ada di depan mata.
***
Dr. Didi Junaedi, M.A. Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Penulis Buku-Buku Motivasi Islam.