TULISAN SAYA DALAM LIMA ANTOLOGI BARU

0
1626
Sumber gambar: Dokumen SPK

Oleh MUCH. KHOIRI

Kopdar (kopi darat) Sahabat Pena Nusantara (SPK) secara daring, pada 6 Februari 2021, yang dituanrumahi oleh STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang, selain menggelar webinar “Proses Menulis Kreatif dan Produktif” (narsum Ulil Abshar Abdalla dan Nurul Chomaria), juga me-launching buku-buku mandiri dan enam antologi—buah komitmen anggota SPK dalam menulis antologi setiap bulan.

Dari enam antologi itu, salah satunya merupakan karya anggota SPK Tulungagung, sedangkan lima sisanya karya anggota SPK Pusat. Antologi karya SPK Tulungagung berjudul Membumikan Literasi (editor Ngainun Naim, 2021). Adapun lima antologi karya SPK Pusat dipaparkan satu-persatu berikut ini—seurutan dengan bulan setoran untuk topik-topik antologi.

Antologi pertama, Sukses dalam Keterbatasan (2021), disusun dari tulisan rutin anggota SPK pada bulan Februari 2020, dengan editor M. Arfan Muammar, ketua SPK dan akademisi penulis dari Universitas Muhammadiyah Surabaya. Dalam antologi ini tulisan saya berjudul “Berguru pada Aceng”, seorang disabled yang begitu gigih berjuang mengatasi titik balik hidupnya menuju kesuksesan dan kesejahteraan diri dan keluarga.

Sumber gambar: Dokumen SPK

Merdeka Utang (2021) adalah antologi kedua, yang dieditori Ngainun Naim, akademisi penulis dari IAIN Tulugagung. Ia disusun dari tulisan rutin anggota SPK pada Maret 2020 silam. Jadi, ini antologi kedua yang digarap Ngainun Naim dengan bendera SPK. Dalam antologi ini tulisan saya berjudul “Utang Menulis Buku Pun Wajib Dibayar,”—sebuah penegasan bahwa utang—apa pun bentuknya, termasuk utang menulis buku—memang tanggungan dan karena itu harus dibayar.

Selanjutnya, ada antologi Gaya Hidup Sehat di Era Pandemi Covid-19 (2021), yang disusun editor Rita Audriyanti dari setoran wajib bulan Mei 2020. Rita Audriyanti adalah penulis yang mengaku sebagai ibu rumahtangga, namun telah menerbitkan puluhan buku—baik mandiri maupun antologi. Saya menitipkan tulisan di dalam antologi ini dengan judul “Menghayati Gaya Hidup Sehat.” Hidup sehat bukan hanya di masa pandemic, melainkan kapan pun jua.

“Menanamkan Sikap Berani Karena Benar” adalah tulisan saya yang membincang pengalaman kami mendidikkan sikap berani karena benar kepada anak laki-laki kami. Tulisan ini merupakan setoran rutin saya untuk bulan Juni 2020, yang kemudian ikut disusun ke dalam antologi Seni Mendidik Anak (2021), dengan editor Syahrul, salah satu pengurus SKP yang juga seorang guru penulis.

Terakhir adalah antologi Titik Balik Menuju Cahaya (2021), yang saya susun dari tulisan setoran bulan Juli 2020. Tulisan saya di dalam antologi ini berjudul “Titik Balik Menuju Cahaya”, yang kebetulan saya pilih sebagai judul antologi. Pemilihan ini bukan sentimen pribadi, melainkan karena isi antologi secara umum telah ‘memojokkan’ saya untuk memilih judul tulisan saya itu sebagai judul antologi.

Dalam momen ini saya hanya ingin menegaskan, bahwa kehadiran enam antologi dalam kopdar itu, sekaligus buku-buku mandiri para anggota, merupakan bukti penting bagi komitmen anggota dalam menulis buku secara rutin setiap bulan. Masalahnya, mengapa enam antologi tersebut hanya meliputi karya-karya mulai Februari hingga Juli 2020? Ke manakah karya-karya yang lahir antara Agustus dan Desember 2020?

Calon-calon antologi yang terhimpun dari setoran anggota bulan Agustus hingga Desember 2020 sudah tersedia, tinggal proses penyuntingan. Mudah-mudahan lima antologi berikutnya akan segera lahir—dan jika itu terwujud, sepuluh antologi karya anggota SPK dalam tahun 2020 akan menjadi prestasi penting. Terlebih jika setoran Januari dan Februari 2021 juga digarap, prestasi itu akan lebih moncer.[]

Kabede Gresik, 3/2/2021

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here