MENGAPA DIRIKU TIDAK SEHEBAT ORANG LAIN?

0
1864

Oleh :

Agung Nugroho Catur Saputro

 

Di sebuah acara sekolah TK, ada seorang anak kecil merasa kagum sekaligus iri dengan teman sekelasnya yang memperoleh hadiah menang lomba. Si anak kecil tersebut ingin seperti temannya bisa memenangkan lomba dan mendapatkan piala penghargaan. Mimpi untuk mendapatkan piala penghargaan itu selalu membayang-bayangi pikirannya hingga di suatu hari ketika duduk di kelas 3 sekolah dasar, dia kaget dan tidak menyangka kalau nilai raportnya tertinggi di kelasnya sehingga ia memperoleh rangking satu. Sejak saat itu, sejak kelas 3 hingga lulus Madrasah Ibtidaiyah (MI) dia selalu memperoleh rangking satu di kelasnya. Pada setiap acara penerimaan raport, dia selalu dipanggil untuk berdiri di hadapan seluruh siswa sekolah untuk menerima hadiah penghargaan dari kepala sekolah saat upacara bendera. Ketika duduk di bangku sekolah tingkat Madrasah Tsanawiyah, MTs (sekolah keagamaan setingkat SMP di bawah naungan Kementerian Agama RI)  sejak kelas 1 hingga kelas 3 juga selalu memperoleh rangking satu di kelasnya, dan bahkan mendapat rangking satu di sekolah saat ujian kelulusan. Semasa menjadi mahasiswa pernah menjuarai beberapa lomba karya tulis ilmiah mahasiswa, dan juga pernah menjadi juara satu lomba karya tulis ilmiah tingkat guru di sekolah ketika ia menjadi guru di SMA. Prestasi kejuaraan tertinggi yang ia capai adalah menjadi juara satu tingkat nasional pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA MA/SMA yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI dan menerima hadiah uang dan piala penghargaan langsung dari Menteri Agama RI di Jakarta. Prestasi membanggakan tersebut ia raih saat ia menjadi mahasiswa S2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Cerita singkat di atas merupakan kisah nyata. Kisah mimpi seorang anak kecil di sebuah desa di kabupaten Boyolali yang ingin menjadi juara akhirnya tercapai walau di bidang yang berbeda. Jika temannya waktu TK menjadi juara di lomba non akademik, maka ia menjadi juara di bidang akademik. Ternyata dia memiliki bakat yang berbeda dengan temannya. Ternyata dia juga bisa menjadi juara sama seperti temannya dulu hanya berbeda bidang saja. Prestasi akademik yang selalu diraihnya merupakan wujud akumulasi dari keinginannya untuk menjadi seorang juara yang akhirnya mempengaruhi jalan hidupnya untuk menjadi orang yang sukses. Sekarang, si anak kecil tersebut telah tumbuh menjadi laki-laki dewasa dan menjadi dosen di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dan keinginannya untuk selalu menjadi juara dalam makna yang lebih luas tetap terjaga dalam pikirannya dan terinternalisasi dalam jalan hidupnya. Dia telah menjadi sosok pribadi yang selalu berorientasi memperoleh hasil terbaik. Dia tidak bisa menerima jika dirinya menghasilkan karya yang hanya biasa-biasa saja. Setiap karya yang dihasilkannya merupakan wujud usaha maksimalnya dan hasil terbaik yang dihasilkannya (walaupun belum tentu menurut orang lain).

Sahabat pembaca yang berbahagia.  Setiap orang dikaruniai nikmat potensi diri dan kemampuan yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain. Potensi dan kemampuan yang tersimpan dalam diri setiap orang bersifat unik atau karakteristik. Tidak ada orang yang memiliki kemampuan yang sama persis  dengan orang lain. Kalaupun terkesan sama, tetapi tetap pasti ada perbedaannya. Jangankan orang yang berbeda orang tua, bahkan dua orang yang kembar dari ayah dan ibu yang sama saja pasti memiliki potensi dan kemampuan yang tidak persis sama alias berbeda walaupun juga tidak menutup kemungkinan banyak kesamaannya.

Dengan dasar pemikiran di atas, maka seseorang tidak perlu merasa galau dan risau jika dirinya kok tidak bisa sehebat orang lain. Kita tidak perlu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain karena kita memang berbeda dengan orang lain. Jadi tidak perlu dicari kesamaan-kesamaannya. Yang paling penting bukan mempertanyakan mengapa kita tidak bisa sehebat orang lain di bidang tertentu, tetapi bertanyalah apa kehebatan kita? Kalau orang lain bisa hebat  di bidang X, mengapa kita tidak bisa hebat di bidang Y? Jika kita bisa hebat di bidang Y, maka orang lain pasti juga berpikiran sama dengan kita yaitu mengapa ia tidak bisa sehebat kita di bidang Y?

Allah swt menciptakan manusia memang berbeda-beda. Tidak ada manusia yang sama seratus  persen sama, walaupun kembar sekalipun. Penciptaan manusia yang berbeda-beda, baik berbeda jenis kelamin, berbeda minat dan bakat, berbeda kemampuan, berbeda warna kulit, berbeda suku bangsa, berbeda bahasa, dan lain sebagainya memiliki hikmah kebaikan, yaitu agar manusia dengan perbedaannya tersebut saling berinteraksi, berkomunikasi dan mengenal satu dengan yang lain. Hal ini sebagaimana ditegaskan dengan firman-Nya : “Yaa ayyuhan-naasu innaa khalaqnaakum min dzakariw wa unsaa wa ja’alnaakum syu’uubaw wa qabaa’ila lita’aarafuu, inna akramakum ‘indallaahi atqaakum, innallaaha ‘aliimun khabiir.” Terjemahnya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat [49] : 13).

Jadi memang setiap diri kita adalah unik yang pastinya berbeda dengan orang lain. Perbedaan yang ada pada diri kita merupakan fitrah dari Allah swt. Tujuan kita diciptakan memiliki keunikan masing-masing adalah agar kita saling menghormati, menghargai, menjalin komunikasi, berinteraksi, saling tolong-menolong, saling menjaga satu sama lain, saling menciptakan hidup yang damai, aman, rukun, dan tenteram, yang kesemuanya itu akan berujung pada satu tujuan akhir yaitu kita saling mengenal. Dan inilah tujuan yang diinginkan Allah swt melalui mekanisme penciptaan manusia yang berbeda-beda sebagaimana ditegaskan dalam ayat tersebut di atas.

Dalam implementasinya di dalam dunia pendidikan, seorang pendidik hendaknya tidak perlu membanding-bandingkan antara siswa satu dengan siswa yang lain, apalagi merendahkan siswa yang prestasi belajarnya rendah di mata pelajaran tertentu. Justru sebaliknya, setiap pendidik harus mampu membangkitkan semangat belajar siswanya dan mendorong siswa untuk mencetak prestasi-prestasinya sesuai bakat, minat dan kompetensi yang dikuasainya. Dengan memberikan motivasi dan inspirasi kepada siswa tentang orang-orang yang dulunya dikatakan bodoh bahkan idiot ternyata di kemudian hari karena usaha dan kerja kerasnya akhirnya bisa menjadi orang yang sukses.

Sudah banyak contoh tokoh-tokoh dunia atau orang-orang sukses luar biasa yang dulunya adalah siswa yang diberi predikat sebagai siswa bodoh, siswa idiot, siswa yang tidak punya masa depan, siswa tidak berguna, dan predikat-predikat jelek lainnya. Tetapi tidak disangka-sangka ternyata anak-anak yang diprediksikan hidupnya pasti gagal dan hanya akan menjadi sampah masyarakat tersebut justru memperlihatkan pemandangan yang sangat jauh berbeda. Ternyata anak-anak yang dulunya dianggap gagal malah justru menjadi orang-orang yang super sukses dan menjadi tokoh-tokoh dunia yang melegenda. Mengenalkan kisah hidup tokoh-tokoh sukses yang memiliki masa lalu kelam kepada siswa akan mampu membentuk karakter siswa menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah pada keadaan. Para siswa akan menyadari bahwa dirinya memiliki keistimewaan sendiri-sendiri yang berbeda dengan orang lain. Para siswa akan lebih menghargai dirinya dan akan berusaha sekuat tenaga menggapai cita-citanya. Mereka akan berlomba-lomba bukan untuk agar menjadi yang  paling hebat, tetapi berlomba-lomba untuk meraih kesuksesannya masing-masing. Wallahu a’lam bish-shawab. []

 

Gumpang Baru, 5 April 2021

_________________________________________

Biodata Penulis

Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc., ICT. adalah dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Pendidikan dasar dan menengah dijalani di madrasah, yaitu MI Al-Islam 1 Ngesrep, MTs Nurul Islam 2 Ngesrep, dan MAN 1 Surakarta. Pendidikan sarjana (S.Pd) ditempuh di Universitas Sebelas Maret dan pendidikan pascasarjana tingkat Master (M.Sc.) ditempuh di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mulai tahun 2018 penulis tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Program Studi S3 Pendidikan Kimia PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain aktif sebagai dosen, beliau juga seorang pegiat literasi dan penulis yang telah menerbitkan lebih dari 50 judul buku (baik buku solo maupun buku antologi), Peraih Juara 1 Nasional bidang kimia pada lomba penulisan buku pelajaran MIPA di Kementerian Agama RI (2007), Penulis buku non fiksi yang telah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Konsultan penerbitan buku pelajaran Kimia dan IPA, Reviewer jurnal ilmiah terakreditasi SINTA 2 di Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP), Auditor internal Certified Internal Quality Audit SMM ISO 9001:2008, dan Trainer MindMap Certified ThinkBuzan iMindMap Leader (UK) dan Indomindmap Certified Trainer-ICT (Indonesia). Penulis dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp +6281329023054 dan email : anc_saputro@yahoo.co.id. Tulisan-artikel penulis dapat dibaca di akun Facebook : Agung   Nugroho Catur Saputro, website : https://sahabatpenakita.id dan blog : https://sharing-literasi.blogspot.com

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here