https://digitalbisa.id/artikel/kesalehan-sosial-ala-santri-milenial-cq8JW

WAJAH SANTRI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Oleh:

Agung Nugroho Catur Saputro

 

 

Santri identik dengan pondok pesantren, kopyah bersarung (laki-laki), berjilbab (perempuan), membawa kitab kuning atau mushaf Al-Qur’an, dan belajar agama Islam. Masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan kata “Santri” karena istilah tersebut memang hanya ada di Indonesia. Menurut Wikipedia, santri adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren. Santri biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Biasanya, santri setelah menyelesaikan masa belajarnya di pesantren, mereka akan mengabdi ke pesantren dengan menjadi pengurus (Wikipedia, 2023).

Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sanskerta, “shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama, dan pengetahuan. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata cantrik yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekuensinya ketua pondok pesantren memberikan tunjangan  kepada santri tersebut (Wikipedia, 2023).  Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, santri diartikan sebagai orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh, orang yang saleh (KBBI Online, 2023). Definisi KBBI ini menegaskan bahwa santri itu identik dengan orang yang sedang belajar agama Islam. Istilah santri biasanya dinisbatkan kepada mereka yang tengah menimba ilmu agama Islam di sebuah tempat bernama pesantren (Anonim, 2016).

Saat ini kita telah memasuki era revolusi industri 4.0. Era revolusi industri 4.0 telah berlangsung saat dunia memasuki abad 21. Ciri-ciri revolusi industri 4.0 bisa dikenali lewat maraknya pemakaian teknologi otomasi di berbagai sektor industri. Ciri revolusi industri 4.0 lainnya adalah semakin cepatnya inovasi teknologi. Salah satu dampak revolusi industri 4.0 yang cukup besar tantangannya terjadi di ranah sosial-ekonomi. Maraknya penggunaan teknologi otomasi membuat lapangan pekerjaan terkesan menyempit karena manusia tergantikan oleh mesin (Nancy, 2023).

Era revolusi industri 4.0 ditandai oleh kemunculan berbagai teknologi maju yang semakin mempermudah banyak pekerjaan manusia. Sejumlah jenis pekerjaan yang dulu dibantu oleh mesin bahkan tidak lagi memerlukan tenaga pengawas atau pengendali manusia.
Teknologi otomasi itu didukung oleh sejumlah inovasi seperti superkomputer, robot pintar, hingga kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sementara itu, ciri-ciri revolusi industri 4.0 bisa dikenali lewat tiga indikator. Dikutip dari publikasi Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur, ketiganya adalah inovasi, otomasi, dan transformasi (Nancy, 2023).

Era revolusi industri 4.0 menyisakan tantangan tersendiri bagi para santri yang sedang belajar agama Islam di pondok-pondok pesantren. Agama yang identik dengan pengetahuan zaman dulu karena agama Islam turun sudah ribuan tahun yang lalu harus dimaknai secara visioner agar keberadaan agama tidak menjadi batu penghambat kemajuan umat Islam tetapi justru menjadi motor pendorong terwujudnya kemajuan peradaban umat Islam di berbagai bidang kehidupan.

Di era sekarang ini, para santri harus mampu menerjemahkan ilmu-ilmu agama Islam ke dalam konteks kehidupan modern di era revolusi industri  4.0. Jangan sampai para santri hanya menerima secara mentah ilmu-ilmu agama yang dipelajari di pondok pesantren tanpa berusaha mengalihwahanakan ke dalam konteks kehidupan terkini. Para santri dengan berbekal pengetahuan dasar ilmu agama Islam harus mampu menjawab dan memberikan solusi yang tepat dan memuaskan terhadap berbagai persoalan kehidupan di era modern ini. Jangan sampai para santri hanya mampu menghafal banyak ayat dan hadis tanpa mampu mengimplementasikan dalam kehidupan nyata saat ini.

Era revolusi industri yang salah satunya ditunjukkan oleh munculnya teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah memberikan tantangan baru bagi para santri dan perkembangan metode dakwah agama Islam pada umumnya. Kalau zaman dulu ilmu agama Islam sudah cukup disampaikan dengan melalui ceramah ataupun mengkaji kitab, maka di era AI ini metode konvensional tersebut tidaklah cukup. Para ahli dakwah ataupun para santri harus juga bisa memanfaatkan teknologi AI sebagai metode inovasi dalam penyampaian dakwah Islam.

Munculnya teknologi animasi dan simulasi yang semakin canggih dengan adanya teknologi AI semakin menjadi tantangan yang serius bagi metode dakwah. Kisah-kisah dalam ajaran agama Islam yang dulu hanya sebatas cerita lisan sekarang bisa diwujudkan menjadi video animasi. Karena kecanggihan teknologi AI ini, jika para santri dan pelaku dakwah tidak mulai masuk di dalamnya dalam mengisi konten-konten dakwah tersebut, maka dikawatirkan konten-konten dakwah Islam akan diisi oleh orang-orang yang minim ilmu agamanya. Dampak negatifnya adalah akan terjadi banyak penyimpangan ataupun kekeliruan dalam pemahaman ajaran Islam. Para santri dan ahli dakwah harus ikut terlibat dalam desain dakwah di era digital sekarang ini. Para santri dan ahli dakwah harus terlibat dalam pengisian konten dakwah dan juga sebagai verifikator kebenaran konten dakwah. Jangan sampai konten dakwah yang belum tervalidasi kebenarannya sampai beredar luas di dunia maya dan menjadi panutan para generasi muda.

Pada momentum peringatan Hari Santri yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober ini, mari kita (umat Islam) persiapkan para santri era revolusi industri yang unggul dalam pemahaman ilmu agama Islam dan kompeten dalam penguasaan skill abad 21. Sosok santri yang berwawasan luas, mendalam pemahaman ilmu agama, memiliki jiwa problem solver, peka terhadap permasalahan umat, peduli terhadap permasalahan umat Islam, mampu memberikan solusi atas persoalan umat Islam, dan mampu menjadi motor penggerak kemajuan peradaban umat Islam sehingga menjadi umat yang berkualitas, sejahtera dan beradab. Kontribusi positif para santri dalam membangun dan memperbaiki kualitas hidup umat Islam akan mampu membantu mempercepat terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baldatun thoyyibatun warabbun ghofuur. InsyaAllah. Amin. []

 

Surakarta, 10 Oktober 2023

 

 

Daftar Referensi

Anonim. (2016). 5 Makna Penting Seorang Santri. NU Online. https://nu.or.id/daerah/5-makna-penting-seorang-santri-ho3f8

KBBI Online. (2023). Arti kata santri—Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. https://kbbi.web.id/santri

Nancy, Y. (2023). Ciri-ciri Revolusi Industri 4.0 Beserta Dampak dan Tantangannya. tirto.id. https://tirto.id/ciri-ciri-revolusi-industri-40-beserta-dampak-dan-tantangannya-gNHa

Wikipedia. (2023). Santri. In Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Santri&oldid=24025124

 

____________________________________

*Agung Nugroho Catur Saputro. Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraih juara 1 Nasional lomba penulisan buku pelajaran Kimia SMA/MA di Kementerian Agama RI. Penulis Buku Nonfiksi tersertifikasi BNSP yang telah menerbitkan 100+ judul buku dan memiliki 37 sertifikat hak cipta dari Kemenkumham RI. Beliau dapat dihubungi melalui nomor WhatsApp: 081329023054, email: anc_saputro@yahoo.co.id, dan website: https://sharing-literasi.blogspot.com.

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here