Tak Perlu Membandingkan

0
2008

Oleh : Didi Junaedi

Alangkah indahnya jika dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan ‎tempat kita tinggal, di kantor tempat kita bekerja, di kampus tempat kita ‎belajar, dan di seluruh ruang publik tempat kita berinteraksi dengan orang ‎lain, yang dikedepankan adalah sikap saling menghormati dan menghargai ‎satu sama lain. Yang didahulukan adalah melihat kelebihan orang lain ‎daripada mencari kelemahan dan kekurangannya.‎

Betapa damainya kebersamaan dan persahabatan yang didasari oleh ‎sikap saling menjaga perasaan, menghindari konflik, menenggang perbedaan. ‎

Islam mengajarkan kesetaraan (al-musawah), toleransi (al-tasamuh) ‎dan kebersamaan (al-jama’ah). Kesetaraan artinya setiap orang punya derajat ‎dan kedudukan yang sama. Tidak ada yang lebih mulia atau lebih rendah ‎derajatnya satu dari yang lain. Toleransi artinya saling menghargai dan ‎menghormati perbedaan satu sama lain. Kebersamaan artinya menjaga ‎harmoni serta keutuhan.‎

Jika ketiga sikap tersebut kita jaga baik-baik dalam pergaulan sehari-‎hari, maka akan tercipta harmoni antarsesama. Pergaulan akan terasa indah ‎dan menyenangkan. Namun sebaliknya, jika ketiga sikap itu alpa dari ‎pergaulan sehari-hari, yang akan muncul adalah permusuhan dan pertikaian ‎antarsesama.‎

Kita semua mafhum bahwa setiap orang punya kelebihan dan ‎kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna. Untuk itu, tak perlu kita membandingkan satu dengan yang lain. Membandingkan seseorang ‎dengan orang lain itu artinya kita tidak mengakui adanya kesetaraan. ‎Padahal, secara jelas ditegaskan dalam sejumlah ayat suci al-Qur’an dan hadis ‎Nabi Saw, bahwa kita semua memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah. ‎Hanya tingkat ketakwaan yang membedakan kita. Dan persoalan takwa ini ‎hanya Allah yang Mahatahu.‎

Lihatlah setiap orang yang kita kenal, baik saudara, tetangga, sahabat, ‎rekan kerja dan yang lainnya dari sisi positifnya, sisi kelebihannya, sehingga ‎kita termotivasi untuk mengikuti jejaknya. Alih-alih membandingkan ‎seseorang dengan orang lain, alangkah baiknya jika kita melihat ke dalam diri ‎sendiri untuk melihat kekurangan kita yang harus segera diperbaiki dan ‎dibenahi. Lihatlah kebaikan dan kelebihan orang lain yang tidak ada pada diri ‎kita. Langkah selanjutnya, mulailah untuk memperbaiki diri. Sibuklah dengan ‎kekurangan kita, sehingga kita tidak sempat mengurusi kekurangan orang ‎lain. Dengan cara seperti ini, maka ada dua keuntungan dan kebaikan yang ‎kita peroleh: Pertama, kualitas diri kita akan terus meningkat, dan kedua, kita ‎terhindar dari perilaku menilai atau mencari-cari kesalahan orang lain.‎

* Ruang Inspirasi, Ahad, 23 Februari 2020.

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here