GoT Lover’s Story 04

0
139

Setelah mengalami peristiwa mimpi buruk di hutan Pinus, Arya mengajak Maria tidur di rumahnya pada malam harinya. Maria mengiyakannya.

Sebelum menginap di rumah Arya, Maria akan meminta izin ibunya terlebih dahulu.

Setelah tiba di rumah Maria menceritakan peristiwa yang menimpa Arya ketika berkemah di hutan Pinus. Maria menyampaikannya secara detail. Mulai dari kegemaran Arya menonton Game of Throne atau GoT sampai peristiwa mimpi buruk yang membuat Arya ketakutan irrasional.

Setelah menceritakan peristiwa yang menimpa Arya, Maria mengutarakan keinginannya kepada ibunya. Maria mengalami bahwa ia mau menginap di rumah Arya untuk menemani Arya.

Ibu Maria yang pernah bekerja di seksi psikologi sebuah rumah sakit di Surabaya mengizinkan Maria menginap di rumah Arya. Rencananya ibu Maria akan membantu Arya menangani kasusnya jika orang tua Arya mengizinkannya.

Setelah melaksanakan salat Isya dan membaca Al-Qur’an, Maria memetik beberapa kuntum bunga melati. Lalu Maria bergegas pergi ke rumah Arya.

Ketika sampai di rumah Arya yang bersebelahan dengan toko sembako milik orangtuanya, Maria melihat Arya sedang asyik menonton film. Sepertinya film Game of Throne. Entah ‘session’ ke berapa. Ada adegan naga yang menyembur-nyemburkan api dari mulutnya.

Saking asyiknya menonton film sampai Arya tidak tahu kedatangan Maria.

“Assalamualaikum warahmatullahi.” Maria mengucapkan salam dengan suara keras di depan pintu rumah Arya yang terbuka.

Arya tampak terkejut. Lalu ia menjawab salam, “Wa’alaikummusallam. Masuk Maria!”

Maria memasuki rumah Arya.

“Mamamu kok gak kelihatan? Biasanya menunggu toko.” Maria berkata setelah ia duduk di kursi di ruang tamu.

“Mama lagi di Jember. Berkunjung ke rumah Kak Rama.” Arya menjawab sambil menonton GoT.

“Kenapa kamu tidak ikut Mama?” Maria bertanya sambil duduk di sebelah Arya.

“Jaga toko. Kalau hanya karyawan yang menjaga toko bisa berbahaya. Kami pernah kehilangan uang dan barang -barang toko beberapa kali,” kata Arya sambil menaruh HP-nya.

“Masih adakah karyawan yang tidak amanah, Arya?”

“Masih. Padahal mama sudah menggajinya dengan baik.”

“Mungkin ia belum pernah ikut kajian Islam yang membahas tentang bagaimana seorang muslim bekerja. Sehingga ia belum paham etos kerja seorang muslim. Misalnya memegang amanah…”

“Boro-boro ikut kajian Islam. Bekerja sesuai dengan jam kerja di toko saja sulit mentaatinya.”

“Begitu ya?”

“Sudah lama ia seperti itu, Maria.”

“Astaghfirullah. Semoga Allah ta’ala memberimu dan mamamu kesabaran.”

“Aamiin…”

Maria melirik jam di dinding di ruang tamu. Arya juga meliriknya. Jam menunjukkan pukul sembilan malam.

“Sudah jam sembilan,” ucap Arya.

“Iya.” Sahut Maria singkat.

“Kalau mau tidur duluan. Tidurlah.”

“Arya aku mengantuk. Mau tidur. Aku mau ke kamarmu, ya?” Maria meminta izin ke kamar Arya.

Arya mengangguk.

Maria memasuki kamar Arya. Menyusul Arya memasuki kamarnya.

Maria melihat tempat tidur Arya sedikit berantakan.

“Maaf Maria. Tempat tidurku berantakan.” Arya berkata sambil mencari penebah.

“Tak mengapa,” sahut Maria sambil matanya mengitari seluruh sudut ruang mencari-cari penebah.

Maria lebih dulu menemukan penebah Kemudian Maria membersihkan sprei yang menutupi ranjang Arya dengan penebah.
Maria melakukannya sebanyak tiga kali.


Lalu Maria menaruh beberapa kuntum bunga melati di atas seprei agar harum. Tak lama kemudian Maria menjatuhkan tubuhnya ke ranjang.

Arya kelihatan mengantuk dan segera menjatuhkan tubuhnya di sebelah Maria.

Arya tertidur. Beberapa saat kemudian Maria tertidur.

Tak lama kemudian Arya terbangun di negeri entah berantah. Seekor naga raksasa datang. Ia menyembur-nyemburkan api, menyambar tubuhnya. Ketakutan luar biasa menyerang jiwa Arya. Rasanya mau mati saja. Tetapi ia tak bisa menghindarinya. Bahkan ia tak bisa berlari untuk bersembunyi. Arya pun menjerit histeris.

Ketika bangun, Arya mengigau.

“Bangun, Arya! Bangun!” Maria berseru sambil mengguncang-guncang lengannya.

“Bangun, Arya!”
Bangun!” Maria berseru lagi

Arya membuka matanya dengan ekspresi ketakutan.

“Arya, kenapa kau ketakutan?” Maria bertanya lembut.

Arya menghela nafas panjang. Setelah itu Arya berkata gembira,”Alhamdulillah. Allah masih memberiku hidup.”

“Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan setelah mematikan.” Maria menimpali.

Lalu Arya menceritakan mimpinya. Kata Arya, tiba-tiba ia berada di suatu negeri entah di mana.

Kemudian seekor naga mendatangi dan menyembur-nyemburkan api dari mulutnya. Api yang membara itu nyaris menyambar tubuhnya. Arya ketakutan luar biasa. Ia merasa Naga mau menelannya hidup-hidup. Tetapi ia tak bisa menghindarinya. Bahkan ia tak bisa lari untuk bersembunyi. Sehingga ia pun menjerit histeris.

Bersambung

 

 

Biodata Narasi

Abdisita Sandhyasosi. Alumni psikologi Unair. Pernah ngajar di PP Al-Ishlah Bondowoso. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah bergabung di Blog Kompasiana. Penulis buku solo “5 Kunci Sukses Hidup” (Tinta Medina, 2017) dan sejumlah buku antologi Quantum Belajar (Genius Media,2016), Mata Air Pesantren (Genius Media, 2016), Aku, Buku dan Membaca (Akademia Pustaka, 2017), Perempuan Dalam Pusaran Kehidupan (Diandra, 2018), Gaya Hidup Di Era Pandemi Covid-19 (Sahabat Pena Kita, 2021) Titik Balik Menuju Cahaya (Sahabat Pena Kita, 2021), Inspirasi Menulis dan Menerbitkan Buku (Oase, 2021) Profesor Ngainun Naim (Sahabat Pena Kita, 2022) FB Sakura Hurulaini. Email: hamdanummu27@gmail.com

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here