H.R. Rasuna Said, Ibu, dan Studi Tokoh

0
328

Ngainun Naim

 

Usia biologis manusia ada batasnya. Hukum alam menjelaskan bahwa semakin tua usia, kemampuan fisik semakin berkurang. Seiring waktu, nikmat demi nikmat dalam diri dikurangi oleh Allah SWT.

Jika diidentifikasi, ada sangat banyak hal yang bisa kita jadikan sebagai contoh. Misalnya, ketahanan fisik yang melemah, penglihatan yang membutuhkan alat bantu kacamata, dan banyak lagi yang lainnya.

Pengalaman hidup semacam ini sesungguhnya merupakan modal penting bagi kita untuk melakukan perenungan sebagai basis dalam menentukan langkah-langkah kehidupan. Jika pengalaman semacam itu akan dialami oleh manusia maka aspek yang penting adalah bagaimana hidup itu bisa bermakna, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat luas.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar bermanfaat. Salah satunya adalah dengan menulis. Menulis bisa membuat nama seseorang lebih panjang dibandingkan usia biologisnya. Tulisan, sepanjang masih ada teksnya dan masih bisa diakses, bisa dibaca oleh banyak orang. Mungkin tulisan itu sederhana dan biasa saja tetapi jika menemukan orang yang tepat, tulisan itu bisa memiliki makna yang besar. Bahkan bisa menjadi pemicu bagi lahirnya transformasi.

Persoalannya, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menulis. Meskipun ada yang bilang bahwa menulis itu gampang, namun itu hanya berlaku bagi yang sudah terampil. Bagi yang belum terampil, menulis tentu tetap sulit.

Jika tidak bisa menulis maka bisa mengondisikan orang untuk menulis. Pilihan ketiga adalah menjadi tokoh dengan pengikut banyak yang mau mempraktikkan ajaran-ajaran kebajikan kita.

Ketiganya bisa saja dilakukan oleh satu orang. Bisa memilih salah satu atau kombinasi. Pilihan tentu bergantung kepada masing-masing orang. Tidak memilih salah satu dari ketiganya juga bukan masalah.

Kita bisa belajar kepada banyak tokoh yang menorehkan pengaruh besar dalam perjalanan bangsa ini. Salah satunya adalah Hajah Rangkayo Rasuna Said (1910-1965). Nama yang cukup akrab di telinga namun banyak yang belum mengetaui hal-ikhwal beliau. Tokoh wanita yang menjadi pahlawan nasional dari Sumatera Barat ini banyak memberikan keteladanan bagi kita sebagai anak bangsa.

Beliau adalah seorang ibu, namun bukan ibu biasa. Beliau seorang ibu yang luar biasa. Kiprahnya dikenang sampai sekarang. Gelar Pahlawan Nasional yang disematkan kepada beliau adalah bukti otentik tentang kiprah beliau dalam perjalanan bangsa ini.

Sebagai seorang ibu, H.R. Rasuna Said adalah teladan tentang bagaimana menjalani kehidupan yang idealis. Di saat bayangan merdeka belum banyak dipikirkan orang, beliau sudah memperjuangkan. Di saat perempuan mendapatkan diskriminasi, khususnya dalam bidang pendidikan, beliau melakukan advokasi dan usaha-usaha konkrit agar pendidikan bisa diperoleh oleh kaum perempuan.

Aspek yang penting adalah memahami konteks sosial budaya dan politik saat beliau berjuang, sejak penjajahan Belanda sampai beliau wafat di era Presiden Soekarno. Bisa dibayangkan betapa luar biasa apa yang beliau perjuangkan. Keberanian, idealitas, dan perjuangan yang beliau lakukan merupakan teladan luar biasa bagi kita yang kini menikmati kemerdekaan dengan aneka fasilitas yang tersedia.

Ditinjau dari perspektif Studi Islam, mengkaji tokoh itu merupakan bagian penting penelitian yang banyak dilakukan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Penelitian jenis ini fokusnya bermacam-macam. Bisa riwayat hidup, pemikiran, kiprah, dan sisi-sisi lainnya. Banyak aspek yang bisa diteliti dari seorang tokoh.

Sosok H.R. Rasuna Said sesungguhnya sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat luas. Saya coba masuk ke Google Scholar dan mengetik kata ”Rasuna  Said”. Di situ tertera sebaanyak 5990 tulisan. Setelah saya cermati, bidangnya sangat luas. Ada yang penelitian tentang jalan raya, perbankan, trotoar, migas, dan banyak bidang lainnya. Memang ada juga yang menelisik tentang kiprah, perjuangan, peranan, dan eksistensi Rasuna Said dalam konstelasi perjuangan bangsa. Namun sebagaimana disampaikan oleh Bapak Hadi Nur Rahman dalam acara Akademi Hikmah Seri 107, belum ada satu buku khusus yang menulis hal-ikhwal Rasuna Said.

Ibu itu pendidik utama di lingkungan keluarga. Saya kira tokoh besar itu umumnya lahir dari sebuah keluarga yang memiliki ibu luar biasa. Kunci sukses menghasilkan seorang tokoh yaitu pada sosok ibu yang sukses mendidik. Pada titik inilah kita bisa belajar pada sosok H.R. Rasuna Said.

Aspek lain yang juga penting bagi kita adalah menggiatkan penulisan sejarah tokoh. Memang bukan pekerjaan sederhana, namun maknanya sungguh luar biasa. Menulis sejarah adalah memberikan informasi, pengetahuan, dan wawasan yang bisa menjadi modal untuk transformasi.

 

UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, 22.12.2023

 

 

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here