Oleh Agus Hariono
Pada tanggal 30 Januari 2020, Ketua Umum Sahabat Pena Kita (SPK), Dr. Arfan Mu’ammar mengumumkan bahwa pada tanggal 26-27 Februari 2022 akan dilaksanakan Kopdar 8 di Sidoarjo berikut dengan penjelasan lainnya. Biasanya kalau ada info Kopdar, dada saya langsung mak deg. Artinya senang, bakal bertemu dengan dulur-dulur SPK. Iya, sekadar memamerkan saja, sejak saya bergabung, tidak pernah absen, terlebih yang luring. Hehe.
Lha ini, ketika membaca pengumuman itu, kok tidak ada mak deg-nya sama sekali. Per tanda apa ini? Jawab orang matematika, per tanda bagi. Mungkin karena karena sudah sangat lama tidak bersua. Di samping itu akhir-akhir ini di grup juga tampak sepi. Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Jarak emosionalnya jadi agak renggang. Akhirnya saya maklum. Meskipun saya juga tidak langsung respon.
Kemudian, Pak Ketua, share lagi info lanjutan berupa undangan. Saya pun juga belum respon. Disusul tagihan iuran rutin. Saya perhatikan ternyata saya belum setor iuran. Untuk iuran biasanya saya tidak pernah setelat ini. Hehe. Semakin hanya saya baca saja, beluma saya respon.
Pikir saya tanggal-tanggal itu pas bertepatan dengan Rapim KPU RI yang bertepatan lokasinya di Surabaya. Tentu kami yang di Kabupaten/Kota harus standby, jika sewaktu-waktu harus mendampingi. Itulah alasannya kenapa belum juga saya respon. Di samping itu, geliat grup kok juga anteng-anteng saja, tidak seperti biasanya. Apa lupa suasana ketika menjelang Kopdar, karena saking lamanya tidak Kopdar luring.
Pikiran itu saya tepis, langsung saya beranggapan kalau sekarang memang pandemic sedang memasuki gelombang ketiga, sehingga kemungkinan banyak yang berhalangan hadir karena factor tersebut. Saya masih berspekulasi antara berangkat atau tidak. Setidaknya ada satu pertimbangan, kalau sampai tidak hadir, reputasi “selalu ikut Kopdar” runtuh. Ah, tidak apa-apa, yang lain juga sudah banyak yang runtuh, batin saya.
Saya juga belum menyampaikan info ini kepada istri, karena sejak saya gabung tidak pernah sekalipun saya datang sendirian. Pasti istri selalu menyertai. Mengikuti jejak Kiyai Masruri. Hehehe. Sepanjang yang saya tahu Yai Masruri juga tidak pernah datang sendirian.
Sampai tanggal 21 Februari 2022, Bu Hitta Alfi Muhimmah atau Mbak Hitta, kirim undangan beserta link pendaftaran. Tidak langsung saya jawab, karena masih mendampingi anggota KPU RI yang berkunjung ke Kediri. Pada saat mendampingi saya sambil mencari info agenda KPU RI. Setelah mendapat info bahwa pada tanggal 26-27 Februari 2022, Pimpinan KPU RI semua bergiat di Bromo, saya sedikit lega. Saya langsung membalas chat Mbak Hitta, bahwa saya hadir tetapi terlambat.
Saya bilang terlambat karena rencana saya akan geser waktu jadwal mengisi materi. Semua dijadwalkan sore, mau saya geser ke pagi sekalian agar siangnya saya bisa berangkat ke Kopdar. Ternyata dikonfirmasi lagi tidak bisa geser. Akhirnya, saya sampaikan silahkan dicarikan ganti yang lain.
Sempat mau berangkat pagi agar bisa ikut seminar, mengingat jadwal mengisi materi sudah dibatalkan. Tiba-tiba ada info terbaru kalau ada salah satu komisioner KPU RI yang tidak ikut ke Bromo akan melakukan sembahyang di Candi Surawana, tempat abu leluhurkan didharmakan. Kebetulan lokasinya dekat rumah saya, jadi mau tidak mau saya harus mendampingi. Pagi mendampingi, siangnya baru meluncur ke edOtel. Kalau lokasi Kopdar di Jawa Timur biasanya saya bawa rombongan. Karena persiapan menghadiri Kopdar 8 ini tidak seperti biasanya, akhirnya kami hanya berangkat bertiga.
Plemahan, 28 Februari 2022