Mega Proyek Itu Bernama Ramadhan

0
815

Oleh Bahrus Surur-Iyunk

Anda dan kita semua mungkin sering mengadakan kegiatan bersama teman-teman kita untuk sebuah perhelatan atau kegiatan. Mulai dari tempatnya, suguhannya, penataan meja kursina dan sebagainya. Apalagi pesta ulang tahun, pertemuan keluarga dan pernikahan.        Atau, jangan-jangan Anda sendiri seorang event organizer yang sering melayani banyak orang mempersiapkan dan melaksanakan sebuah kegiatan? Tentu, kita semua tahu jika untuk mengadakan sebuah kegiatan atau perhelatan, sekecil apapun acara tersebut,  selalu saja ada persiapan yang dilakukan, entah sebentar atau dalam waktu yang lama.

Atau, ketika kita hendak pergi ke luar kota juga direncanakan. Mau mengadakan acara makan-makan saja dimusyawarahkan dan direncanakan. Mau jalan-jalan saja diobrolkan dan direncanakan. Masa’ mau menjalankan ibadah puasa sebulan penuh ndak direncanakan dengan baik?

Secara kasat mata, apa yang dilakukan dengan puasa ramadhan ini biasa-biasa saja. Bisa jadi, karena cara pandang kita yang tidak jauh dari hal-hal yang sifatnya fisik-jasmaniah dan duniawi. Tetapi, secara imani, cara pandang ini menjadi ironi besar, karena bertentangan dengan apa yang kita yakini dan ucapkan sehari-hari.

Ketika seorang muslim berani mengucakan Allahu Akbar, Allah Maha Besar, maka sesungguhnya ia telah menegaskan diri bahwa Allah adalah segala-galanya. Tidak ada urusan yang lebih besar daripada urusan yang berkaitan dengan Allah. Tidak ada kepentingan yang lebih mulia dan lebih didahulukan selain kepentingan yang berkaitan dengan Allah dan, tentu saja, agama Allah.

Pertanyaannya sekarang, pernahkah Anda mempersiapkan kegiatan di bulan Ramadhan? Bagaimana cara menyambutnya? Apa saja yang perlu disiapkan dan dilakukan di bulan suci Ramadhan? Hanya sedikit yang sudah melakukannya, karena bulan suci Ramadhan dianggap tidak se-istimewa makan-makan bersama teman, pesta ulang tahun, acara pertemuan keluarga dan perhelatan pernikahan. Puasa kemudian menjadi rutinitas yang seakan sudah tidak terlalu berengaruh dalam kehidupan sehari-hari. “Yang penting gugur kewajiban”, “Malu kalo ndak ikut berpuasa”, adalah ungkapan yang serng muncul di antara kita.

Padalah, puasa adalah proyek besar meraih ridha Allah. Sebuah proyek besar untuk meraih posisi paling terhormat di sisi Allah, yaitu sebagai orang-orang yang bertakwa. Karenanya, proyek itu mau tidak mau mesti direncanakan dengan baik. Dalam kecanggihan teknologi informasi, kita dapat membuat perencanaan melalui gadget yang kaya fitur itu. Setiap saat sesuai dengan waktu yang diinginkan, kita bisa menentukan alarmnya dengan menuliskan kegiatan tertentu. Kita juga bisa merencanakan program kegiatan dengan buku agenda.

Perencanaan itu bisa dituliskan secara sederhana: “Aku akan menamatkan Al-Quran dalam waktu satu bulan Ramadhan”; “Saya akan mempersiapkan zakat mal, selain zakat fitrah yang sudah sering saya lakukan”; “Setiap Isya dan subuh saya akan ke masjid untuk mendengarkan ceramah agama di masjid atau mushalla terdekat”; “Saya akan bersedekah dengan takjil di masjid minimal sehari dalam satu bulan”; dan sebagainya.

Dengan demikian, perencanaan merupakan bagian dari komitmen kita untuk mendahulukan dan lebih mementingan kepentingan Allah. Kepentingan Allah tidak hanya pada hal-hal yang sifatnya personal, tetapi kepedulian social kita pada yang miskin dan kurang mampu secara ekonomi adalah bagian dari kepedulian kita akan kepentingan Allah pada makhluk-Nya.

Bahrus Surur-Iyunk, Penulis buku-buku Motivasi Islam.

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here