Menanamkan Nilai-nilai Pancasila kepada Anak sejak Dini

0
618

Menjadi guru MI tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Namun, rezeki serta kesempatan ini sangatlah berharga bagi saya. Sebab sebagai seorang guru yang mendidik di tingkat paling dasar, kami para guru memiliki peran yang signifikan dalam mengenalkan serta menanamkan ideologi Pancasila kepada anak didik sedari dini.

 

Penanaman ideologi Pancasila perlu ditekankan sebab dewasa ini marak isu-isu masyarakat dan kelompok tertentu yang memiliki tujuan untuk mengganti ideologi Pancasila. Padahal, Pancasila telah dirumuskan dan dibuat sedemikian rupa agar bersifat fleksibel sepanjang zaman serta sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Pun para pendiri bangsa serta para perumus Pancasila tidak sembarangan membuatnya. Segalanya disesuaikan dengan keadaan di Indonesia yang majemuk. Sehingga kita, masyarakat yang terdiri dari beragam suku, budaya, agama dan ras dari berbagai daerah tetap bisa memiliki satu tujuan dan kompak serempak untuk membangun Indonesia melalui Pancasila.

 

Menilik pentingnya Pancasila untuk kelangsungan hidup serta masa depan bangsa ini, anak-anak perlu mendapatkan pendidikan Pancasila dengan baik. Mereka sepatutnya tidak hanya dijejali dengan pelajaran tentang menghapalkan nama tokoh, tanggal, dan lainnya. Lebih dari itu, para pendidik perlu untuk memberikan kisah patriotik yang telah dilakukan oleh para pejuang serta para pahlawan sehingga rumusan ideologi Pancasila mampu dijadikan dasar hidup di bumi Pertiwi ini.

 

Selain memberikan kisah, seorang pendidik juga bisa meminta anak didiknya untuk memainkan peran atau role play tentang bagaimana tokoh bangsa merumuskan ideologi Pancasila. Dengan begitu, mereka akan paham sebab memiliki visualisasi kejadian perumusan Pancasila.

 

Tema lain yang bisa diusung adalah pengamalan butir-butir sila dalam Pancasila. Misalnya satu kelas dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok ditugaskan untuk memerankan pengamalan butir-butir Pancasila mulai sila pertama hingga sila kelima. Dengan adanya fokus pada visual dan audio, bahkan terlibat langsung seperti itu akan berdampak pada melekatnya memori di otak kanan dan tersimpan dalam long term memori mereka. Sehingga harapannya anak-anak mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

 

Untuk anak didik jenjang SD/MI yang mampu memainkan peran atau mempraktikkan role play kemungkinan besar hanya mereka yang sudah menginjak kelas 4, 5, dan 6. Lantas bagaimana dengan anak-anak yang masih berada di kelas 1, 2 atau 3?

 

Di jenjang itu, anak-anak bisa diajak untuk mewarnai atau menggambar Garuda Pancasila. Setelah kegiatan mewarnai dan menggambar selesai, guru bisa menjelaskan berapa jumlah bulu dalam sayap, ekor, leher maupun kaki serta menjelaskan makna pentingnya. Selain mewarnai dan menggambar burung garuda, simbol-simbol berupa bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan juga padi dan kapas juga perlu untuk dijelaskan. Setelah itu, guru juga bisa memberikan kuis atau tebakan kepada anak-anak sebagai bahan evaluasi.

 

Beberapa contoh pengenalan dan pengajaran tentang Pancasila tersebut bisa dipraktikkan oleh para pendidik untuk mengenalkan anak didik kepada Pancasila. Metode ajar yang sesuai serta cara mengajar yang menyenangkan bisa menjadi motivasi untuk menumbuhkan nasionalisme dan patriotisme dalam diri mereka. Dua poin penting yang perlu dimiliki oleh generasi muda bangsa Indonesia. Sebab masa depan bangsa ini ada di pundak mereka. Sehingga isu dan keinginan penjajah ideologi tidak akan pernah terwujud ketika ideologi Pancasila telah mengakar dan mendarah daging. Harapannya semangat Pancasila mampu berkobar dalam hati para generasi muda Indonesia, selamanya.

 

Tulungagung, 30 September 2022

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here