Oleh Agus Hariono
Beberapa waktu lalu, pengurus Masjid Al-Islah Tempursari, Puhjarak, Plemahan, Kediri menyelenggarakan pengajian umum bertajuk, “Menyambut Ramadhan 1444 H.” Pengajian tersebut menghadirkan penceramah dari Kepung, tetangga kecamatan, yaitu KH. Ma’shum Syafa’at. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pensantren Roudlotuth Thalibin Kebonsari Kepung.
Kegiatan yang dilangsungkan di halaman masjid tersebut terlaksana dengan sangat meriah. Panitia sengaja mendatangkan jamaah dari luar dusun guna menyemarakkan acara tersebut. Sebut saja, diantara jamaah yang hadir, selain jamaah Masjid Al-Islah juga jamaah masjid-mushala tetangga, yaitu Mushala Ath-Thayiibin, Mushala Al-Hidayah, Masjid Al-Furqon, dan lainnya. Tidak lupa untuk menghibur para jamaah, panitia juga mendatangkan kelompok Rebana Abu Nawas dari Puhrejo tetangga dusun.
Pengajian umum ini sejatinya terselenggara atas usul dan masukan dari para jamaah Masjid Al-Islah. Mareka merasa dalam rangka mengeratkan emosional serta mendekatkan jamaah dengan masjid, perlu diadakan suatu kegiatan yang melibatkan banyak orang. Maka, tercetuslah kegiatan pengajian umum ini.
Tidak hanya itu, sepinya jamaah masjid juga menjadi alasan para jamaah mengusulkan kegiatan ini. Mereka merindukan jamaah Masjid Al-Islah seperti dahulu. Shaf-shaf jamaah shalat lima waktu penuh. Masjid selalu ramai, khususnya sepanjang shalat maghrib dan isya. Ramai dengan suara anak-anak yang sedang mengeja huruf hijaiyah. Ramai suara jamaah yang sedang tadarus Alquran.
Pemandangan itu sekarang menjadi langka. Shalat lima waktu seringkali sepi jamaah. Bahkan pada shalat-shalat tertentu jamaah hanya ada 1 atau 2 orang saja. Sungguh sangat prihatin. Pemadangan tersebut harus segera diakhiri. Semua elemen harus bahu membahu mencari solusi untuk kembali memakmurkan masjid.
Acara ini sejatinya bukan sekadar gebyar dan meriahnya saja, lebih dari itu, tujuan utama dari kegiatan ini adalah mendekatkan para anak muda dan jamaah yang sudah lama tidak ke masjid untuk kembali meramaikan masjid. Tujuan mulia ini harapannya gayung bersambut antara panitia dan para jamaah.
Semoga pengajian umum yang terlaksana begitu meriah tidak menguap begitu saja. Tetapi akan terus bersambung dengan kegiatan dan acara lainnya. Terlebih kegiatan tersebut bertajuk menyambut Ramadhan, maka Ramadhan 1444 H haruslah diisi dengan rangkaian ibadah, rangkaian kegiatan, rangkaian acara yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, sekaligus dapat memakmurkan masjid.
Wallahu a’lam.