Gladi Kotor Pentas Kreativitas

0
1977

Oleh : Sri Lestari Linawati

Meski sudah bilang dan pamit untuk pulang duluan pada tuan rumah pengajian, dr. Agus Sukaca, ternyata mepet juga perjalananku. Mas suami memintaku pamit ke dr. Agus. Meski aku sudah pamit pada Mbak Noor Hurriyah istri dr. Agus, aku manut saja pada saran mas suami. Hla daripada rumah tangga pecah hanya gara-gara sepele, ya kan? Segera aku menulis pesan di WAG Tim Kreativitas, “Menyusul. Shalat di belakang UMY”. Kusampaikan, karena kami tuan rumah pertemuan gladi kotor yang cuma dua jam, jam 15.00-17.00. Segera kutunaikan shalat ashar berjamaah bersama teman-teman pengajian SipMelati, menyerahkan daftar hadir pada Mas Peppy, nembungke ke Mbak Noor, pamitan ke dr. Agus, lalu segera meluncur ke lokasi gladi kotor.

Di lokasi yang bertempat di TK ABA Dukuh II Somodaran telah berkumpul para siswa TK, SD, SMP, SMA, ibu-ibu panitia, dan ibu/bapak wali siswa. Aku segera bergabung, membersamai Bu Tuti. Tempat yang digelar, minum dan snack? Tentu itu kerja keras Bu Yuni Puryekti, Bu Sri Kadiyah dan rekan-rekan TK ABA Dukuh II. Melihat wajah-wajah mereka semua tampak semangat dan antusiasme untuk mengikuti pentas. Tentu aku bersyukur atas nikmat Allah ini. Kian menguatkan semangatku untuk menampilkannya pada hari H nanti. Aku yakin bisa.

Tak semudah membalik telapak tangan? Pastilah.. Pertama, bagai tak keluar suara, malu, enggan. Kita motivasi. Kita beri contoh. Juga latihan vokal. Ayo mengo sing ombo…. A… I… U… E… O…

Mars Aisyiyah, yuk kita nyanyikan.. Praktek. Trus Hymne Sang Surya.. Praktek juga. Alhamdulillah aku dan Bu Tuti sore itu bisa kolaborasi ngeluarin suara. Nah, ini lagi-lagi adalah nikmat Allah yang wajib disyukuri. Coba kalo Allah ndak berkenan.. Bisa jadi macet di tengah jalan tidak keluar suara.. 😃😃

Bu Tutik tampaknya bisa handle lagu. Aku pindah ke ruangan. Nyiapin putra Bu Emi yang bernama mas Ahsan untuk ngaji, juga mas Rizki yang Dacil. “Ndak mau, Bu, mogok,” kata Bu Emi tiba-tiba, “Anak saya bilang, ini kan acara untuk anak yatim, aku kan bukan anak yatim..” Hihi.. cerdas ya mas Ahsan.. tapi aku punya cara. Ok, kudekati pelan, “Mas Ahsan sayang sama teman-teman anak-anak yatim itu?” Mas Ahsan mengangguk. Saya tanya lagi, “Mas Ahsan suka tidak kalau teman-teman yang yatim dan dhuafa itu pinter ngaji seperti mas Ahsan?” Spontan mas Ahsan jawab, “Suka”. “Baiklah, kalau begitu, mau kan mas Ahsan berbagi dengan mereka? Ok? Tos..” bujukku. Kami pun sepakat. Mas Ahsan tampil, berlatih hafalan surat An-Naba’: 1-40. Durasi? 5 menit! Subhanallah.. Alhamdulillah..

Dilanjutkan Mas Rizki, Dacil. Subhanallah.. Alhamdulillah.. Keren semua dua bocah cilik ini. Aku keluar lihat sikon para siswa yang mau tampil Mars Aisyiyah. Ternyata baru istirahat makan minum. Lumayan.. Aku ijin ke Bu Tuti untuk menampilkan dua bocah cilik ini di hadapan audiens yang hadir. Selain untuk memantapkan mereka berdua, juga untuk memotivasi para siswa lainnya untuk tampil prima saat nyanyi Mars Aisyiyah nantinya. Walhasil, latihan TK, SD, SMP-SMA lumayan lancar. Memang ada satu dua yang enggan tampil karena malu, namun lainnya bersedia tampil. Lagi-lagi aku hanya mampu bersyukur. Kiranya hanya Allah yang menggerakkan hati mereka semua untuk kreasi ini.

Sesuai dengan rencana, para siswa menyanyikan Hymne Muhammadiyah, Mars Aisyiyah (dan juga Indonesia Raya). Saat mereka menuju panggung, itulah yang kita kreasikan.. Jalannya diiringi lagu. Dengannya mereka berjalan dengan gerakan indah. TK dengan lagu Pinguin, SD dengan lagu Garuda, SMP-SMA dengan lagu Laskar Pelangi. Secara bersama dan rame-rame kami semua bergerak mewujudkan tercapainya gerak itu. Bu Yuni dan Bu Kadiyah nyiapin wearless dan mic, Bu Haryani ngamalke HP-nya untuk membuka youtube (maklum hpku low bat, 3% saja, blas ndak mau, terpaksa harus dicas di dalam 🙏🙏). Mbak Iyyan juga nyariin lagu berikutnya. Mbak Mega keliling muterin daftar hadir dan meminta.no hp/WA mereka, agar bisa dibuat grup WA. Bu Aisyah bantu motret. Aku dan Bu Tuti bagian support para siswa untuk melakukan gerakan sesuai dengan lagu. Suibuk pokoknya. Happy. Semua mengalir. Para siswa juga happy.

Latihan lagi kapan? Rembug punya rembug, para siswa menyepakati latihan lagi ahad depan, 22 September 2019, jam 15.00-17.00. Kita minta Bu Yuni dan Bu Kadiyah menyiapkan tempat agar mereka bisa shalat ashar, lalu latihan. Jelas kan… Shalat yang utama, jangan sampai dilapakan atau ditinggalkan.

Kostum mereka? Bhinneka, usulan teman-teman. Kita optimalkan yang ada. Make up juga siap. Siiiip. Alhamdulillah.

Terima kasih dan permohonan maaf disampaikan kepada para siswa, panitia, ibu bapak pendamping dan segenap hadirin. Telah pula kita pesankan untuk browshing di youtube lagu-lagu tersebut. Acara ditutup dengan bersama melafadzkan hamdalah.

Ada sebuah perasaan lega. Bersyukur atas semua karunia Allah itu. Adzan maghrib berkumandang. Mushalla Al-Falah Kanoman telah menungguku. Dua bocah di mushalla itu selalu memberiku kebahagiaan dengan kesediaannya setor hafalan surat pendek juz ‘amma. PadaNya kita memohon dan berserah diri.[]

Kanoman jelang malam, 15 September 2019

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Please enter your comment!
Please enter your name here