Oleh: Prof. Dr. Muhammad Chirzin
Komunitas literasi Sahabat Pena Kita (SPK) menyelenggarakan kopdar, kopi darat, pada Sabtu 9 September 2023 di Kampus UNESA Fakultas Ilmu Pendidikan. SPK adalah metamorphosis dari SPN (Sahabat Pena Nusantara), yang karena sesuatu dan lain hal memisahkan diri dari induknya.
Dalam pertemuan perdana di sebuah warung di Kawasan Baciro Yogyakarta, muncul beberapa usulan nama untuk komunitas literasi yang baru dibentuk ini, sesuai dengan harapan sebagai wadah para peminat dunia tulis-menulis. Himpunan Penulis Indonesia, Sahabat Pena Indonesia, Sahabat Pena Muslim, dan lain-lain. Usulan penulis Sahabat Pena Nusantara, disingkat SPN, akhirnya disepakati bersama.
Persiapan pra-Kopdar SPK ke-10 dilakukan melalui percakapan di grup WA pengurus. Setelah pengurus berhasil menghubungi narasumber dan tim pendukung pelaksanaan Kopdar, akhirnya diputuskan bahwa Kopdar X SPK dilaksanakan di kampus UNESA Fakultas Ilmu Pendidikan pada hari Sabtu, 9-9-2023, tanggal yang bagus, dengan komandan mba Dr. Hitta.
Menjelang hari h Kopdar SPK penulis menghubungi teman-teman anggota SPK di Yogyakarta. Satu per satu mereka membalas dengan permintaan maaf tidak bisa berangkat Kopdar di Surabaya karena masing-masing mempunyai agenda tersendiri. Penulis pun memutuskan untuk berangkat sendirian dengan KA Mutiara Selatan dari Stasiun Tugu pukul 03.00, dan tiba di Stasiun Gubeng pada pukul 07.00. Atas kebaikan hati Plt Ketua SPK mba Hitta penulis dijemput oleh Dr. Priyanto, suami mba Hitta beserta putra mereka, si kecil yang cerdas, serba ingin tahu dengan pertanyaan mengapa dan mengapa.
Sangat surprise, pesertanmya banyak sekali, memenuhi aula, rapi, berjaket almamater, dan antusias. Sementara anggota SPK yang bisa hadir sangat terbatas. Walaupun tiba di arena Kopdar terlambat, penulis bersyukur masih bisa menyimak paparan dari narasumber pertama Ning Khilma Anis. Tips kepenulisan Ning Khilma untuk para peserta Kopdar antara lain sebagai berikut.
“Ojo mati tanpo aran” – jangan meninggal dunia tanpa meninggalkan nama, kenangan.
“Teken, tekun, tekan” – siapa yang punya prinsip, dan tekun berusaha, niscaya tercapai cita-cita.
“Jangan mati sebelum punya tulisan” – gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, penulis mati meninggalkan buku.
“Seneng, kenceng, kepareng, wilujeng” – siapa yang menjalani profesi dengan senang hati dan bersungguh-sungguh, serta mendapat taufiq dan inayah dari Allah swt niscaya sukses untuk selamanya.
“Sapa seneng mesti langgeng” – Siapa yang mencintai profesinya dan fokus, insyaallah tidak perlu mencari alternatif profesi yang lain.
“Kalau tidak diapresiasi orang tak usah marah, sedih, putus asa” – Jika kita tulus dan ikhlas, maka disanjung tidak melayang, dan dihadang tidak tumbang.
“Menulis itu urusan keberkahan” – agar karya kita berkah, maka mulailah menulis dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
“Menulis, berwudhulah lebih dahulu, supaya berkah” – mulailah menulis dengan membersihkan diri lahir dan batin.
“Menulis itu harus terhubung dengan Yang Maha Kuasa” – menulis sepenuh hati dengan mengharap inspirasi dan ridha Ilahi.
“Menulis itu diniati tolong-menolong” – Jadikan menulis sebagai sarana untuk menolong sesama.
“Sebait status pun bisa menginspirasi dan menolong orang dari kekosongan, kebingungan, dan keterpurukan” – pencerahan dari seseorang, walaupun berlangsung dalam menitan saja, tetapi bisa lebih berharga dari pengalaman hidup bertahun-tahun.
“Klungsu-klungsu waton undu” – walaupun hanya menulis satu tulisan, yang penting menyumbang di jagat literasi, daripada tenggelam dalam angan-angan.
“Sumur sinaba” – Jadilah sumur yang selalu dikunjungi, karena airnya jernih dan menghilangkan dahaga.
“Penulis harus punya banyak referensi, dan banyak berdiskusi, supaya tulisannya kuat dan cerdas” – penulis harus lebih banyak membaca daripada menulis.
“Harus punya tokoh idola dalam dunia kepenulisan, dan baca karya-karyanya; mereka akan menuntun menuju tulisan yang bagus” – orang akan sulit maju jika tidak mempunyai contoh selain dirinya sendiri.
” Menulis dengan kerangka” – seperti desain untuk membuat sebuah bangunan.
“Penulis dengan bekal yang banyak, dengan pemicu sedikit pun jadi” – orang yang tak punya tak dapat memberi.
“Bagaimana melawan rasa takut mempublikasikan tulisan?” – Lakukan!!!
“Bagaimana caranya keluar dari zona nyaman?” – Nyamanilah zona, supaya menjadi bintang yang bersinar pada zonanya, dan menciptakan pasar.
“Kreatif saja tidak cukup, tapi harus inovatif juga” – Inovasi tiada henti.
“Menulislah, dan tunjukkan tulisanmu.”
“Temukan sisi unikku.”
“Petik buah yang paling rendah. Temukan apa yang ada dalam dirimu.”
“Perempuan itu tidak boleh berhenti berpikir.”
Mendapat kehormatan untuk bergabung dengan narasumber dan moderator di panggung, penulis sampaikan, “Kita belajar berjalan dengan berjalan, kita belajar bersepeda dengan bersepeda, kita belajar berenang dengan berenang, dan kita belajar menulis dengan menulis.”
Pesan seorang penulis senior kepada penulis pemula cuma satu kata, “Menulislah!”
Sastrawan Seno Gumira Aji Darma pernah berkata, “Dari 1000 tulisan Anda, pasti ada yang terbaik.”
“Menulis itu berpikir, jadi, sangat menyenangkan.”
“Tiada hari tanpa menulis, walau hanya sebaris.”
Usai seminar anggota Sahabat Pena Kita melakukan rapat pada pukul 13.00 sampai dengan 16.30 WIB dengan rangkaian acara sambutan para penasihat dan pembina Sahabat Pena Kita, kepengurusan Sahabat Pena Kita, Program Kerja semester, Penerbitan Sahabat Pena Kita, laporan setiap ketua SPK Cabang, usul waktu dan tempat Kopdar XI, dan tema serta editor tulisan wajib satu semester.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada tuan rumah, Dr. Hitta Alfi Muhimmah, M.Pd yang telah menyediakan tempat dan fasilitas untuk anggota SPK dengan luar biasa. Saat ini terjadi dinamika kepengurusan di SPK. Meski begitu, tetap berjalan lancar, penuh kreasi dan produktif. SPK perlu melestarikan Setoran Wajib dan Setoran Sunah merawat spirit menulis.
Penulis mengapresiasi kreativitas dan keaktifan SPK Tulungagung. SPK cabang yang belum aktif perlu digugah. Kepengurusan perlu dimatangkan. Dengan Kopdar diharapkan bisa terus menjaga eskistensi SPK dan perekat silaturahmi antar anggota. Untuk mengisi kevakuman kepemimpinan, penulis sepakat Pj Ketua SPK Hitta Alfi Muhimmah, M.Pd. ditetapkan menjadi ketua SPK.
Sahabat Pena Kita berencana untuk membuka cabang Sahabat Pena Kita Mahasiswa sebagai wadah komunitas kepenulisan tanpa membebani mereka dengan iuran wajib bulanan, dengan syarat memiliki komitmen yang kuat untuk bergabung dengan komunitas.
Kopdar SPK XI direncanakan pada tanggal 24 atau 25 Februari 2024, yakni pekan keempat Februari 2024, seusai Pesta Demokrasi, bertempat di Wonosalam, Jombang atau di Kediri.
Buku antologi SPK akan diterbitkan dalam dua jenis, yakni versi PDF dan versi cetak. Setiap tema Setoran Bulanan dibuat rule of the game atau aturan, salah satunya tentang orisinilitas tulisan. Selain Setoran Wajib bulanan, setiap anggota diberi pilihan tanggal menulis Setoran Sunah.
Semoga Sahabat Pena Kita semakin berkibar dan bermakna.
*Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, penulis 60-an buku.